Mohon tunggu...
Aziz Abdul Ngashim
Aziz Abdul Ngashim Mohon Tunggu... Administrasi - pembaca tanda dan angka

suka dunia jurnalistik, sosial media strategy, kampanye media sosial, internet marketing. sisanya nulis buat enjoy aja. smile

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kemarau di Papua Masih Akan Berlangsung Lama

30 Agustus 2019   16:32 Diperbarui: 30 Agustus 2019   16:34 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak jauh dari identitas, orang papua merasa dirinya serba terjepit. kebetulan saya pernah satu kost dengan orang-orang papua, secara personal baik. artinya namanya manusia dimanapun di dunia ini apapun suku dan agamanya selalu ada yang baik dan buruk. di tanah rantau orang papua terjepit, mereka dianggap berbeda. misal tak banyak kost yang mau menerima mereka. 

Contoh di jogja label "kost khusus muslim" bak cendawa di musim hujan. mereka lupa jika orang-orang eropa atau amerika bikin aturan "apartmen/kost khusus yang percaya yesus tuhan" maka orang indonesia yang kuliah di eropa bisa dihitung jari.

Di tanah rantau label pada orang papua negatif. di tanah sendiri para transmigran menguasai ekonomi papua. ruko-ruko di tengah kota kebanyakan tidak dimiliki mama-mama papua. orang-orang pendatang seperti bugis, minang, jawa dll banyak mengasai roda ekonomi (mirip kebencian orang "pribumi" pada yang namanya "non-pri" di pulau lain).

Jadi persoalannya bukan hanya ekonomi, bukan pula kemiskinan semata. kalau soal ekonomi dan kemiskinan aceh dan NTT bisa jadi tidak terlalu baik kondisi ekonominya di banding Papua. ada yang lebih jauh soal itu, soal identitas diri dan soal penerimaan komunitas lain di indonesia bahwa kita sama, satu bangsa satu indoensia.

Jadi ada 3 point dalam menangani kerusuhan sabar saja dan cair. semakin desdruktif makan warga juga akan semakin antipati pada demonstran. jadi kurangi represif. dalam jangka panjang pentingnya warga daerah lain membuka diri dan menerima warga papua secara sama dan tanpa adanya pandangan-pandangan negatif dan stereotif buruk dalam bermasyarakat. dan yang penting adalah apakah papua bisa merasa menjadi bagian dari bangsa indonesia.

Apapun itu yang terbaik adalah kedamaian, kesejahteraan tanpa ada yang merasa terdzalimi. kedamaian tidak ada jika masih ada rasa sakit. langit papua masih cerah, tanda kemarau ini masih akan panjang, semoga saja ada hujan yang bisa meredakan amarah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun