Nostalgia sang nenek di tahun baru mungkin juga nostalgia saya, Nostalgia emang asik. Banyak hal yang mungkin telah kita temukan. Banyak titik-titik yang ternyata menjadi garis yang mengantar kita hingga menjadi apa kita sekarang ini. Hati-hati lubang kesedihan menganga di setiap langkah yang telah terjejak, bahkan kegembiraan menjadi suatu hal yang pahit untuk dikenang karena maknanya menjadi berbeda kini. Dia yang dulu mungkin bergembira dengan kita telah tiada, dia yang dulu menjadi kesayangan orang lain, dan betapa singkatnya semua tertutup menjadi kenangan dibungkus waktu dalam kotak ingatan.
nyanyian sang nenek itu masih sangat terasa membius saya malm ini, hingga enggan beranjak untuk pergi, lantunannya benar-benar menyihir saya dalam remang kebisuan malam. tembang nenek itu adalah sebuah tembang harapan dan kenangan, entah harapan untuk apa dan kenangan akan siapa. tembang itu menjadi terasa bisu malam ini, dalam magis gemerlap kembang api sang nenek terus bernyanyi tanpa peduli karena mungkin buat nenek itu, malam ini tak jauh beda dengan malam-malam sebelumnya.
....yen ing tawang ono lintang cah ayu
aku ngenteni tekamu...
tembang magis ini beradu deru terompet dan ledakan kembang api, hingga mengurai melodi notasi yang membuatnya serasa penuh kebisuan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H