epilog
terkadang kebenaran-kebenaran yang kita yakini hanyalah sebuah pembenaran subjektif yang kita benarkan, karena kebenaran kita bukanlah kebenaran orang lain, memaksakan kebenaran adalah sebuah kesalahan yang mengkhianatai kebenaran yang kita miliki dan kita yakini. pembelajarn yang melompat-lompat seperti ana SMP kemudian di ajarkan tentang integral hingga kalkulus tentu tidak akan pas karena memang ilmunya baru sebatas mencari persamaan dengan metode eliminasi dan belajar diagram ven. mencari kebenaran bukanlah dengan jalan "searc engine", maksudnya bukan dengan jalan singkat kemudian kita yakini karena merasa "pas" kemudian berkoar-korar. cari, pelajari, dan gali kemudian utarakan, itu akan lebih menahan diri untuk tidak berlaku anarkis baik dalam berdiskusi/ berdebat dan bertindak dilapangan, sehingga tak perlu lagi kata-kata kotor terucap dan tindakan kasar terlaku, tak ada lagi teriak anti korupsi dengan mengumpat dan melempar batu tak ada lagi teriak anti ahmadiyah dengan memukul tongkat dan kata-kata kotor.
jas almamater dan jubah putih itu terlalu terhormat untuk membalut tubuh yang penuh kekerasana dan kepalan tangan. maka apakah dengan emosi sesaat dan atas harga diri serta mengejar nafsu untuk menjadi hebat benar-benar menjadikan diri kita hebat.
Orang yang paling berani ialah orang yang MERASA menjadi wakil Allah untuk menghakimi dan menghukum hamba-hambaNya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H