4. Pelibatan masyarakat: Masyarakat harus aktif terlibat dalam pengawasan dan pengawalan terhadap kegiatan pemerintah dan sektor swasta. Ini dapat dilakukan melalui partisipasi dalam organisasi masyarakat, kelompok advokasi, atau melalui saluran-saluran yang disediakan oleh pemerintah untuk melaporkan tindakan korupsi.
5. Penguatan lembaga anti-korupsi: Penting untuk mendukung dan memperkuat lembaga anti-korupsi seperti KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) atau lembaga sejenisnya. Lembaga-lembaga ini bertanggung jawab untuk menyelidiki dan menindak tindakan korupsi. Mereka juga dapat memberikan edukasi dan kesadaran kepada masyarakat tentang bahaya korupsi.
6. Sistem hukum yang efektif: Diperlukan sistem hukum yang efektif untuk memastikan adanya penegakan hukum yang tegas terhadap koruptor. Hukuman yang tegas dan adil dapat menjadi efek jera bagi mereka yang terlibat dalam praktik korupsi.
7. Promosi integritas dan transparansi di sektor swasta: Korupsi tidak hanya terjadi di sektor publik, tetapi juga di sektor swasta. Pengusaha dan perusahaan perlu mempromosikan integritas, melalui kebijakan yang jelas dan prosedur pengelolaan risiko yang baik.
8. Teknologi dan inovasi: Penggunaan teknologi dan inovasi dapat membantu memperkuat transparansi dan akuntabilitas. Contohnya, sistem elektronik untuk administrasi publik, pengadaan barang dan jasa, dan pelaporan keuangan dapat mengurangi resiko penyalahgunaan dan manipu Mencegah korupsi sejak dini adalah tanggung jawab bersama seluruh masyarakat. Dengan memperkuat pendidikan, mengembangkan karakter yang baik, dan mempromosikan integritas dan transparansi, kita dapat menciptakan lingkungan yang tidak toleran terhadap tindakan korupsi
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI