Jahm adalah propagator besar pertama dari createdness dari Qur'an. Dia percaya bahwa Firman Allah diciptakan, karena semua atribut yang dianggap berasal dari Allah dan yang bersama oleh penciptaan diciptakan juga. Tidak ada sharing dalam nama atau atribut, menurut Jahm, karena itu akan memerlukan asimilasi (al-tashbh). Karena itu ia menolak setiap dan setiap atribut yang disebutkan dalam kitab suci, karena takut antropomorfisme. Satu-satunya atribut ia menerima dan dijelaskan Allah dengan dua: menciptakan dan kekuasaan. Dia percaya bahwa menciptakan adalah satu-satunya atribut yang dimiliki dengan benar untuk Allah dan kekuasaan terlalu; semua kekuatan menyaksikan antara makhluk adalah kiasan mereka, tidak secara harfiah. Keyakinan terakhir membawanya ke doktrin fatalisme, yang disebut al-Jabr (keharusan) untuk yang mereka disebut al-Mujbira. Dia mendasarkan theologinya pada sebuah pemikiran filsafat dipinjam dari non-Arab khususnya, para filsuf Yunani awal.
*Warisan
Doktrin-doktrin Jahm tentang Tuhan dan sifat-Nya menemukan banyak kesesuaian dengan Mu'tazilah, yang diberi nama Jahmites oleh musuh-musuh mereka. Mu'tazilah dikenal karena keyakinan mereka bahwa Qur'an dibuat, sebuah prinsip yang juga ditiru Jahm. Mereka juga dikenal sebagai atribut mendustakan Allah bertentangan dengan pemahaman Asy'ariyah dan lain-lain.
*Kritik
Jahm bin Safwan sangat dikritik dan dinyatakan kafir oleh kaum Muslim ortodoks. Awal, banyak ulama hadis menulis sanggahan dari doktrin Jahm bin Safwan, khususnya Ahmad bin Hanbal, al-Bukhari, dan al-Darimi Yang terakhir juga. menulis bantahan besar dari Jahmite terkemuka dengan nama Bishr bin Ghiyt al-Marisi dimana dia menyatakan dia kafir (kafir).
Suatu hari, Jahm bin Shafwn, pendiri (sekte sesat) Jahmiyah, sedang berceramah di khayalak menjelaskan madzhab nya yang rusak, yaitu "PENGINGKARAN SIFAT BAGI ALLAH". Kemudian datang seorang Arab Badui dan orang-orang ketika itu sedang berkumpul mendengarkan Jahm. Si Arab Badui ini turut mendengarkan ucapan si Jahm lalu dia mengingkari apa yang disampaikan Jahm dengan fithrah-nya yang masih lurus.
Si Arab Badui tersebut lalu menyenandungkan sebuah syair
# Ketahuilah, sungguh si Jahm telah kafir dengan kekafiran yang nyata
# Dan siapa saja yang pernah berpendapat dengan pendapat si Jahm juga kafir
# Sungguh, si Jahm telah gila tatkala menyebut tuhannya
# Yang Maha Mendengar Lagi Maha Melihat namun tidak meiliki pendengaran dan penglihatan