Mohon tunggu...
azis kumar
azis kumar Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tokoh Jabariyah, Jahm bin Safwan

26 September 2018   13:23 Diperbarui: 26 September 2018   13:30 2963
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebelum kita memahami dan mengenal lebih tentang siapakah Jahm bin Sofwan tersebut, alangkah baiknya kita mengenal terlebih dahulu apa itu jabariyah. 

Secara bahasa Jabariyah berasal dari kata jabara yang mengandung pengertian memaksa. Di dalam kamus Munjid dijelaskan bahwa nama Jabariyah berasal dari kata jabara yang mengandung arti memaksa dan mengharuskannya melakukan sesuatu. Salah satu sifat dari Allah adalah al-Jabbar yang berarti Allah Maha Memaksa.

Sedangkan secara istilah Jabariyah adalah menolak adanya perbuatan dari manusia dan menyandarkan semua perbuatan kepada Allah. Dengan kata lain adalah manusia mengerjakan perbuatan dalam keadaan terpaksa (majbur).    (Rosihan Anwar, Ilmu Kalam, (Bandung: Puskata Setia, 2006), cet ke-2, h. 63)

Menurut Harun Nasution Jabariyah adalah paham yang menyebutkan bahwa segala perbuatan manusia telah ditentukan dari semula oleh Qadha dan Qadar Allah.

Maksudnya adalah bahwa setiap perbuatan yang dikerjakan manusia tidak berdasarkan kehendak manusia, tapi diciptakan oleh Tuhan dan dengan kehendak-Nya, di sini manusia tidak mempunyai kebebasan dalam berbuat, karena tidak memiliki kemampuan. Ada yang mengistilahlkan bahwa Jabariyah adalah aliran manusia menjadi wayang dan Tuhan sebagai dalangnya.( Harun Nasution, Teologi Islam..., h. 31)

Adapun mengenai latar belakang lahirnya aliran Jabariyah tidak adanya penjelelasan yang sarih. Abu Zahra menuturkan bahwa paham ini muncul sejak zaman sahabat dan masa Bani Umayyah.

Ketika itu para ulama membicarakan tentang masalah Qadar dan kekuasaan manusia ketika berhadapan dengan kekuasaan mutlak Tuhan.(Tim, Enseklopedi Islam, "Jabariyah" (Jakarta: Ikhtiar Baru Van Hoeve, 1997), cet ke-4, h. 239) Adapaun tokoh yang mendirikan aliran ini menurut Abu Zaharah dan al-Qasimi adalah Jahm bin Safwan,( Adapun riwayat Jahm tidak diketahui dengan jelas, akan tetapi sebagian ahli sejarah mengatakan bahwa dia berasal dari Khurasan yang juga dikenal dengan tokoh murjiah, dan sebagai pemuka golongan Jahmiyah. Karena kelerlibatanya dalam gerakan melawan kekuasaan Bani Umayyah, sehingga dia ditangkap) yang bersamaan dengan munculnya aliran Qadariayah.

Jahm bin Safwan ( ) adalah seorang teolog Islam yang kontroversial yang melekat dirinya dengan Harith bin Surayj, seorang pemberontak di Khurasan menjelang akhir periode Umayyah, dan dihukum mati di tahun 128 H /745-6 M oleh Salim bin Ahwaz.

*Biografi jahm bin sofwan

Ia dilahirkan di Kufah, tapi menetap di Khurasan di Tirmidh. Tahun lahirnya tidak diketahui, tetapi dia mungkin lahir di abad pertama. Dia belajar dibawah asuhan al-Ja'd bin Dirham, seorang sektarian dari Harran di Suriah. al-Ja'd bin Dirham adalah seorang guru dari Dinasti Umayyah Khalifah terakhir, Marwan II, dan digambarkan sebagai Dahri dan Zindq. Dia adalah Muslim pertama yang berbicara tentang createdness dari Al Qur'an, penolakan persahabatan Abraham kepada Allah dan Musa berbicara kepada-Nya Dari al-Ja'd Jahm bin Safwan mewarisi beberapa doktrin sektarian dan akan menjadi pendiri Jahmiyyah. . (lihat: Jahmites)

*Ajaran

Jahm adalah propagator besar pertama dari createdness dari Qur'an. Dia percaya bahwa Firman Allah diciptakan, karena semua atribut yang dianggap berasal dari Allah dan yang bersama oleh penciptaan diciptakan juga. Tidak ada sharing dalam nama atau atribut, menurut Jahm, karena itu akan memerlukan asimilasi (al-tashbh). Karena itu ia menolak setiap dan setiap atribut yang disebutkan dalam kitab suci, karena takut antropomorfisme. Satu-satunya atribut ia menerima dan dijelaskan Allah dengan dua: menciptakan dan kekuasaan. Dia percaya bahwa menciptakan adalah satu-satunya atribut yang dimiliki dengan benar untuk Allah dan kekuasaan terlalu; semua kekuatan menyaksikan antara makhluk adalah kiasan mereka, tidak secara harfiah. Keyakinan terakhir membawanya ke doktrin fatalisme, yang disebut al-Jabr (keharusan) untuk yang mereka disebut al-Mujbira. Dia mendasarkan theologinya pada sebuah pemikiran filsafat dipinjam dari non-Arab khususnya, para filsuf Yunani awal.

*Warisan

Doktrin-doktrin Jahm tentang Tuhan dan sifat-Nya menemukan banyak kesesuaian dengan Mu'tazilah, yang diberi nama Jahmites oleh musuh-musuh mereka. Mu'tazilah dikenal karena keyakinan mereka bahwa Qur'an dibuat, sebuah prinsip yang juga ditiru Jahm. Mereka juga dikenal sebagai atribut mendustakan Allah bertentangan dengan pemahaman Asy'ariyah dan lain-lain.

*Kritik

Jahm bin Safwan sangat dikritik dan dinyatakan kafir oleh kaum Muslim ortodoks. Awal, banyak ulama hadis menulis sanggahan dari doktrin Jahm bin Safwan, khususnya Ahmad bin Hanbal, al-Bukhari, dan al-Darimi Yang terakhir juga. menulis bantahan besar dari Jahmite terkemuka dengan nama Bishr bin Ghiyt al-Marisi dimana dia menyatakan dia kafir (kafir).

Suatu hari, Jahm bin Shafwn, pendiri (sekte sesat) Jahmiyah, sedang berceramah di khayalak menjelaskan madzhab nya yang rusak, yaitu "PENGINGKARAN SIFAT BAGI ALLAH". Kemudian datang seorang Arab Badui dan orang-orang ketika itu sedang berkumpul mendengarkan Jahm. Si Arab Badui ini turut mendengarkan ucapan si Jahm lalu dia mengingkari apa yang disampaikan Jahm dengan fithrah-nya yang masih lurus.

Si Arab Badui tersebut lalu menyenandungkan sebuah syair

# Ketahuilah, sungguh si Jahm telah kafir dengan kekafiran yang nyata

# Dan siapa saja yang pernah berpendapat dengan pendapat si Jahm juga kafir

# Sungguh, si Jahm telah gila tatkala menyebut tuhannya

# Yang Maha Mendengar Lagi Maha Melihat namun tidak meiliki pendengaran dan penglihatan

# Yang Maha Mengetahui lagi Yang Maha Meridhai namun tanpa ilmu dan keridhaan

# Yang Maha Santun lagi Yang Maha Berpengetahuan namun tanpa kesantunan dan pengetahuan

# Apakah engkau ridha wahai Jahm jika ada yang mengatakan

# Bapakmu adalah orang merdeka yang mulia namun tanpa kemuliaan

# Orang yang elok dan tampan namun tanpa keelokan dan ketampanan

# Orang yang tinggi namun tidaklah tinggi berkebalikan dengan sifat pendek

# Orang yang lemah lembut dan jujur namun tanpa kelembutan dan kejujuran

# Jadi dia disifati sebagai orang berakal namun lebih dikenal dengan kebodohan

# Orang yang dermawan dan kuat namun tanpa kedermawanan dan tanpa kekuatan

# Orang yang besar namun tidaklah besar dan kecil namun tidaklah kecil

# Apakah ini pujian yang terlihat olehmu? ataukah ini sindiran dan cemoohan?

# Serta ejekan? Semoga Allh menyudahimu wahai manusia terdungu

# Karena sesungguhnya kamu adalah syaithan yang diutus kepada umat

# Yang dirimu menuntun mereka kelak ke neraka Saqar

(Jal'ul 'Ainain karya al-Als (hal. 235))

Sumber Ilmu

1.Syafieh.2013."AliranTeologiIslamJabariahdanQodariah". http://syafieh.blogspot.com/2013/03/aliran-teologi-islam-jabariyah-dan.html

2.Muiz,Abdul.2009."AliranTeologisDalamIslam". http://abdulmuiz2009.blogspot.com/2011/01/aliran-theologis-dalam-islam.html?m=1

3.Al-Atsari,AbuSalma.05Agustus2015."SyairPenghancurMadzhabJamhiyah". https://abusalma.net/tag/jahm-bin-shafwan/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun