Mohon tunggu...
Azis Tri Budianto
Azis Tri Budianto Mohon Tunggu... Dosen - Manusia biasa

Sedang mencari apa yang dicari.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menavigasi Era Media Sosial: Menghadapi Tekanan Sosial dan Perbandingan yang Tidak Sehat

4 Juni 2023   19:54 Diperbarui: 4 Juni 2023   20:08 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertama-tama, latih diri kita untuk menghargai keunikan dan keberagaman. Ajaran agama mengajarkan bahwa setiap individu adalah ciptaan Allah yang istimewa, dengan kelebihan dan potensi unik. Dengan memahami keyakinan ini, kita dapat menghormati diri sendiri dan orang lain tanpa perlu membandingkan atau merasa rendah diri.

Perlu diingat bahwa media sosial seringkali hanya menampilkan momen-momen indah dan kesuksesan orang lain, sedangkan kegagalan, tantangan, dan kehidupan sehari-hari yang tidak sempurna jarang terlihat.

Kita perlu menyadari bahwa apa yang kita lihat di media sosial hanyalah segmen terpilih dari kehidupan seseorang dan tidak mencerminkan realitas secara keseluruhan. Mengembangkan sikap kritis terhadap konten yang kita konsumsi dapat membantu mengurangi perasaan tidak puas dan tekanan untuk mencapai standar yang tidak realistis.

Selain itu, penting untuk membangun jaringan sosial yang sehat di media sosial. Pilihlah teman-teman dan akun yang memberikan inspirasi positif, pengetahuan, dan konten yang berharga.

Ciptakan ruang yang mendukung dan aman di media sosial, di mana kita dapat berbagi pengalaman, mendapatkan saran yang bijaksana, dan saling mendukung. Dengan membangun komunitas yang positif, kita dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan spiritual dan kesehatan mental.

Selain mengelola pengaruh dari luar, kita juga perlu memperkuat ketahanan mental dan emosional kita sendiri. Lakukan aktivitas yang meningkatkan kesejahteraan kita, seperti meditasi, olahraga, atau menulis.

Carilah momen untuk beristirahat dan memulihkan diri dari kepenatan media sosial. Terhubunglah dengan alam dan membaca literatur yang memberikan inspirasi dan ketenangan hati. Dengan merawat diri sendiri secara holistik, kita dapat menghadapi tekanan sosial dengan lebih baik dan menjaga keseimbangan mental.

Selanjutnya, jadikan media sosial sebagai alat untuk menyebarkan pesan-pesan positif. Misalnya, berbagi pengetahuan tentang ajaran agama yang kita pahami dengan baik atau mempromosikan nilai-nilai moral yang dianjurkan oleh agama.

Dalam dunia yang semakin terhubung secara digital, media sosial memiliki potensi besar sebagai sarana dakwah yang efektif. Dengan menyebarkan kebaikan dan kebenaran, kita dapat mempengaruhi orang lain secara positif dan menciptakan dampak yang baik di dunia maya.

Tetaplah rendah hati dan berlindung kepada Allah dalam menghadapi tekanan, ujian, atau musibah yang datang menimpa diri kita.

Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam bersabda dalam sebuah hadis yang artinya: "Dari Abu Hurairah, Rasulullah Saw bersabda, 'Sesungguhnya Allah berfirman, 'Aku berada bersama hamba-Ku selama dia mengingat-Ku dalam hatinya. Jika dia mengingat-Ku dalam dirinya, maka Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika dia mengingat-Ku di hadapan orang lain, maka Aku akan mengingatnya di hadapan malaikat yang lebih baik dari mereka. Jika dia mendekati-Ku sejengkal, Aku akan mendekatinya seela-laraskan, dan jika dia mendekati-Ku seela-laraskan, Aku akan mendekatinya sejengkal. Dan jika dia datang kepada-Ku dengan berjalan, maka Aku akan mendatanginya dengan berlari.'" (HR. Bukhari).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun