Mohon tunggu...
Azifah Salsabila
Azifah Salsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Hasanuddin

Saya Azifah Salsabila mahasiswa Universitas Hasanuddin program studi Ilmu Gizi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hubungan Perilaku Picky Eater dengan Tingkat Kecukupan Zat Gizi pada Anak Usia Toddler (1-3 Tahun)

22 Mei 2022   14:30 Diperbarui: 22 Mei 2022   14:36 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Namun, berbeda dengan temuan penelitian yang dilakukan oleh Nugroho (2020) menyebutkan adanya hubungan signifikan antara rekam jejak pemberian ASI dan makanan pendamping ASI (MP-ASI). Anak yang tidak diberikan ASI eksklusif dan tidak diberikan MP-ASI sejak awal mendekati usia enam bulan dapat menyebabkan anak menjadi picky eater.

Secara teori hasil penelitian Nugroho (2020) cukup berdasar karena ASI tersusun dari rasa yang merefleksikan makanan yang dikonsumsi oleh ibu. Sehingga anak yang mendapatkan ASI eksklusif tidak terlalu pilih-pilih dalam makan dan mau mencoba makanan baru. 

Setidaknya dengan memberikan ASI eksklusif enam bulan akan menurunkan anak menjadi picky eater (Nugroho, 2020). ASI sangat disarankan untuk diberikan eksklusif setidaknya hingga usia enam bulan. 

Namun, makanan pendamping (MP-ASI) sebaiknya diberikan tidak terlalu dini dan juga terlalu terlambat. Idealnya diberikan saat usia enam bulan atau mendekati enam bulan (Nugroho, 2020).

Peran orangtua dipercaya yang paling berpengaruh secara langsung dalam menangani anak picky eater. Dibutuhkan keterampilan dan kesabaran menyiapkan makanan anak. 

Mengatasi picky eater salah satunya yaitu dengan kreativitas ibu dalam menyiapkan makanan sehingga anak tertarik selera makannya (Astuti dan Ayuningtyas, 2018). 

Anak picky eater kemungkinan tidak tercukupi pengalaman rasa berbagai makanan. Daya terima berbagai rasa penting bagi anak untuk meningkatkan toleransi dan daya terimanya (Cerdasari dkk, 2017).

Anak yang memiliki kapasitas saluran pencernaan lebih kecil disiasati deengan pemberian makan dengan porsi kecil tetapi dengan frekuensi yang lebih sering (Astuti dan Ayuningtyas, 2018). Peningkatan preferensi makan dapat dilakukan dengan meningkatkan pengenalan makanan secara berulang, yaitu 8-16 kali pada anak usia toddler. 

Pengenalan variasi pangan sangat penting (Cerdasari dkk, 2017). Pengulangan paparan terhadap rasa makanan akan meningkatkan penerimaan makanan. 

Pengenalan berbagai jenis makanan dan pengenalan jam makan yang benar juga akan membantu (Nugroho, 2020). Penelitian lain mengungkapkan anak dengan pemberian sayur dan buah lebih banyak akan menurunkan kejadian picky eater (Cerdasari dkk, 2017).

Picky eating juga harus dihadapi dengan kondisi ekstrinsik atau lingkungan yang kondusif. Karena jika sebaliknya justru akan meningkatkan perilaku picky eater. Kesehatan mental, depresi, dan hubungan antar ibu atau pengasuh akan memburuk jika pola asuhnya tidak mendukung. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun