Ki Hajar Dewantara mengeÂmuÂkakan bahwa: Seni adalah perÂbuatan maÂnusia yang timbul dari kehidupan perasaannya. Bersifat indah, sehingga dapat mengÂgerakkan jiwa perasaan maÂnusia.Â
Seni itu indah karena tumbuh dari jiwa yang indah. Seni berpengaruh terhadap jiwa pengamat. Seni mempengaruhi jiwa pengamat menjadi indah, seÂpertii keindahan yang ada paÂda seni sehingga pengaÂmat menÂjadi orang yang berhati indah dan luhur.
Herbert Read mengatakan bahwa seni  adalah sarana pendidikan seutuhnya. Seni memiliki peran sebagai media pendidikan salah satunya yaitu sebagai alat peraga untuk memperlancar proses belajar supaya lebih mudah memahaminya.Â
Seni memiliki peranan dalam pembentukan pribadi peserta didik yang harmonis dengan memperhatikan kebutuhan perkembangan anak dalam mencapai multikecerdasan yang terdiri atas kecerdasan intrapersonal, interpersonal, visual spasial, musikal, linguistik, logik matematik, naturalis serta kecerdasan adversitas, kecerdasan kreativitas, kecerdasan spiritual dan moral, dan kecerdasan emosional.
Pendidikan sebagai paduan ilmu dan seni dikemukakan oleh A.S Neil. Menurutnya mendidik dan mengajar bukanlah suatu ilmu tapi adalah seni.Â
Mendidik yang diartikan sebagai seni ialah abagaimana kita dapat hidup dengan anak anak dan dapat mengerti anak-anak sehingga seolah-olah kita menjadi seperti anak-anak.
Hubungan antara pendidikan dan seni bisa ditemukan dalam proses pendidikan formal ketika guru mengajar di kelas dengan menggunakan pelbagai macam metoda dan model pembelajaran.Â
Model-model pembelajaran tersebut lahir dari sentuhan seni dan kreatifitas para pendidik diseluruh belahan dunia, kita banyak teori-teori model pebelajaran dalam pendidikan.
Sebuah bukti kisah nyata yang dibuat film yang terkenal Tere Zamen Vaar  yang menceritakan kisah seorang murid yang mederita disleksia yang sebenarnya anak tersebut memiliki kecerdasan sampai datang seorang guru dengan jiwa seni yang tinggi yang menggali penyebab anak tersebut tidak bisa membaca dan menulis samapai akhirnya guru tersebut mampu menemukan solusi atas penyebab anak tersebut tidak dapat membaca dan menulis.
Pendidikan adalah pembiÂnaan perkembangan. Selain kematangan fisik, perkembaÂngan ini hanya nampak dalam ekspresi yang berupa tanda-tanÂda dan lambang-lambang viÂsual atau auditif.Â
Oleh kaÂreÂna itu pendidikan dapat diÂartikan sebagai pembinaan. Cara-cara untuk bereksÂpresi meÂngajarkan kepada anak-anak untuk dapat mampu menghasilkan suara, perwuÂjudan rupa, gerakan dan benÂtuk-bentuk wujud lainnya. Anak-anak berbicara melaÂlui baÂhasa intuisi, bahasa rasa, sehingga rasÂionalnya tidak berÂfungsi.Â