Mohon tunggu...
Azi Wansaka
Azi Wansaka Mohon Tunggu... Sejarawan - Mahasiswa Sejarah

Pengasuh @silenthistory.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sejarah Bulan Bung Karno, dari Kelahiran hingga Wafatnya sang Proklamator

5 Juli 2024   11:17 Diperbarui: 5 Juli 2024   11:28 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Usualan yang datang dari Soekarno disampaikan pada pada tanggal 1 Juni 1945. Lima dasar negara tersebut ia namakan sebagai Pancasila.

Pidato-pidato yang disampaikan oleh Soekarno ini sebenarnya menjadi cukup ikonik dan dikenang oleh banyak orang. Sejak hari itulah, setiap tanggal 1 Juni akan diperingati sebagai Hari Lahirnya Pancasila. Meskipun dikemudian hari kelahiran ini sempat menemui berbagai perdebatan.

Mengutip dari, "Filsafat dan Ideologi Pancasila: Teori, Kajian dan Isu Kotemporer" (2020), Kini  keputusan mengenai Hari Lahir Pancasila kini dikuatkan melalui Peraturan Presiden (Perpres) No. 24/2016 tentang Hari Lahir Pancasila, ditetapkanlah tanggal 1 Juni sebagai hari lahir Pancasila.

Melalui perundingan yang alot akhirnya dasar negara Pancasila itu pun menemui kata sepakat, tentu saja dengan berbagai masukan dari peserta sidang.

Pada tanggal 22 Juni 1945 kemudian, dirumuskanlah Pancasila tersebut menjadi Piagam Jakarta. Konsepsi ini juga kemudian ditetapkan secara permanen pada tanggal 18 Austus 1945.

  • Wafatnya Sang Proklamator

Momen bersejarah lain yang membuat bulan Juni dijuluki sebagai Bung Karno adalah momen meninggalnya sang proklamator.

Presiden Soekarno sendiri diketahui menghembuskan nafas terakhirnya oada 21 Juni 1970 di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta.

Mengutip dari, "Mengenal Lebih Dekat Tokoh Perancang Pancasila" (2020), kesehatan Soekarno memang sudah menurun sejak bulan Austus tahun 1965. Bahkan, sebelumnya ia sudah mengidap gangguan ginjal dan sempat menjalani perawatan di Wina, Austria pada tahun 1961-1964.

Prof. Dr. K. Fellinger dari Fakultas Kedokteran Universitas Wina bahkan menyarankan Soekarno untuk mengangkat ginjal kirinya. Namun, Soekarno menolak dan lebih memilih pengobatan tradisional.

Bisa dikatakan momen-momen terakhir Presiden Soekarno ini cukuplah memilukan. Pasalnya pasca terjadi kudeta yang dilakukan oleh Gerakan 30 September nasib Soekarno menjadi tidak menentu.

Soekarno pun menghabiskan sisa-sisa hidupnya menjadi tahanan politik Orde Baru dan tidak bisa bebas keluar dari tempat tinggalnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun