Educomm merupakan kegiatan tahunan yang dilakukan oleh Mahasiswa Ilmu Komunikasi Semester 5. Melalui kunjungan sistematis ke tiga institusi berbeda - Universiti Teknologi Mara (UiTM), Universiti Teknologi Petronas (UTP), dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) - program ini memberikan wawasan komprehensif tentang dinamika komunikasi dalam berbagai konteks profesional.
 Serta melakukan sharing yang berkaitan dengan Ilmu Komunikasi contoh nya seperti Big Data Analytics, Manajemen Komunikasi, Manajemen Krisis, Produksi Media Digital, Digital Marketing. Menurut saya Kegiatan Educomm memiliki berbagai tujuan seperti merujuk Mahasiswa mempelajari program program serta protokol komunikasi yang dilakukan oleh Kampus - Kampus lain, memberikan pengalaman bagi mahasiswa untuk mengetahui dan mempelajari culture dari Negara lain contoh nya Singapura dan Malaysia.
Setelah melihat pemandangan indah di langit Singapura, saya merasa takjub disuguhkan keindahan Air Terjun yang menjadi ciri khas dari Jewel Changi Airport, menurut saya tak heran jika Jewel Changi Airport kerap menjadi Wishlist para tourist dan menjadi salah satu tempat ikonik di negara Singapura. Kebersihan lingkungan di SIngapura memang terjamin didampingi dengan aturan yang sangat ketat membuat penduduk serta menjaga kesehatan lingkungan. Kunjungan dilanjut ke Merlion yang menjadi Ikon destinasi wisata dari Singapura hal ini pun saya hendak mengutip fakta sejarah negara Singapura yang dijelaskan oleh Tour Guide saya dan teman teman di Singapura. Bahwasannya nama Singapura terdiri dari dua kata "Singa" yang berarti lion dan "Pura" artinya kota. Menurut legenda pangeran Melayu bernama Sang Nila Utama pada abad ke-13 melihat seekor singa saat mendarat di pulau tersebut, yang kemudian menginspirasi nama "Singapura". Setelah dari patung Merlion, saya dan rombongan berfoto di Universal Studios Singapore (USS). Sayang nya kami tidak main ke dalam Universal Studios karena memang tidak cukup untuk hanya bermain 2-3 jam saja, menurut saya jika ingin menikmati waktu bermain di Universal Studios cukup untuk 1 hari penuh.
Kunjungan pertama ke UiTM menghadirkan strategis dalam hal manajemen komunikasi dan digital marketing, yang tidak sekadar memahami teknologi pemasaran, melainkan mengintegrasikan pemahaman tentang perilaku konsumen digital. Mahasiswa diperkenalkan dengan Analisis data perilaku konsumen, Strategi targeting berbasis algoritma, Pengembangan konten responsif, Metode evaluasi efektivitas kampanye digital. Saat kunjungan ke berbagai jurusan dibagi menjadi 3 kelompok, kelompok saya mengunjungi jurusan Jurnalistik, Animasi, dan juga Broadcasting. Saat mengunjungi jurusan Jurnalistik saya dan teman teman diperlihatkan berbagaia projek yang sudah dikerjakan oleh anak anak dari jurusan konsentrasi Jurnalistik Seperti koran, berita berita di media baru, etika jurnalistik kontemporer, serta kemampuan multi platform reporting. Dari kunjungan pertama ini menurut saya begitu berkesan, sambutan dari teman teman mahasiswa UiTM terasa akrab dan saya mengobrol dengan banyak soal kultur budaya yang melekat di lingkungan mahasiswa UiTM Malaysia. Penggunaan Bahasa Inggris diwajibkan digunakan setiap hari dalam lingkungan Universiti.Â
Kunjungan kedua saat kami pergi ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI). Di KBRI kami dihadirkan dengan perspektif unik tentang komunikasi dalam konteks diplomatik. Dan juga dijelaskan dengan soal Hierarki organisasi diplomatik, Mekanisme koordinasi antar unit, Sistem pengambilan keputusan dan pentingnya jejaring komunikasi internasional. Dalam hal yang berkaitan dengan komunikasi, saya diperlihatkan Manajemen Krisis Komunikasi dengan strategi komunikasi dalam situasi darurat seperti Mekanisme respons berjenjang, Komunikasi transparan namun terkendali Diplomasi preventif  dan harus menganalisis cepat situasi. Di KBRI kami diperlihatkan fungsi dari komunikasi lintas budaya yang berkaitan dengan mata kuliah Komunikasi Antar Budaya, Kedutaan Besar Republik Indonesia menjalankan komunikasi lintas budaya melalui pemahaman konteks kultural, contoh nya seperti Sensitivitas antarbudaya, Interpretasi simbolik, Negosiasi berbasis mutual understanding. \
KBRI mengembangkan protokol komunikasi krisis yang komprehensif  dimulai dari analisis cepat dengan pengumpulan informasi real-time, pemetaan potensi risiko, Evaluasi dampak potensial, yang kedua Mekanisme Komunikasi Berjenjang dengan Koordinasi Internal, Komunikasi dengan pemerintah pusat, Negosiasi dengan pihak terkait, ketiga ialah, strategi komunikasi transparan dengan keterbukaan informasi, akurasi atau kebenaran pesan, empati dan kehati-hatian. Misalkan terjadi bencana alam atau kejadian darurat di negara tempat KBRI berkedudukan, KBRI akan segera mencatat dan melaporkan kondisi warga Indonesia, membantu evakuasi jika diperlukan, dan berkoordinasi dengan pemerintah Indonesia untuk bantuan kemanusiaan.Â
KBRI menegaskan bahwa di era digital saat ini, KBRI bukan lagi sekadar kantor dengan pegawai, tetapi sudah beradaptasi berinteraksi melalui media sosial, cepat dalam merespon isu global, dan menggunakan teknologi komunikasi canggih. Setelah berkunjung dari kedutaan Besar Republik Indonesia yang berkedudukan di negeri Jiran Malaysia, menurut saya Kedutaan Besar Republik Indonesia ibarat "rumah jauh dari rumah" bagi masyarakat Indonesia yang sedang berada di luar negeri. Mereka menjaga, melindungi, dan memperjuangkan kepentingan bangsa di tanah asing dengan profesional dan bermartabat. KBRI bukan sekadar perwakilan resmi, melainkan aktor kunci dalam membangun hubungan internasional, melindungi kepentingan nasional, dan mempromosikan citra Indonesia di pentas global.
Kunjungan ke Institusi terakhir, yaitu Universiti Teknologi Petronas (UTP), kunjungan ke UTP membuka wawasan fundamental tentang peran Data Science dalam kaitannya dengan Ilmu Komunikasi, khususnya konteks Big Data Analytics. Soal analisa Data dalam Komunikasi UTP memperlihatkan bagaimana data science mentransformasi pendekatan komunikasi seperti ekstraksi insight dari dataset kompleks, penggunaan machine learning dalam analisis sentimen, visualisasi data untuk narasi komunikatif  dan Prediksi tren komunikasi melalui analitika. Saat di UTP saya mendapatkan wawasan bahwasannya Komunikator masa kini membutuhkan keterampilan teknologis, pemahaman statistik, kreativitas interpretatif dan kemampuan bercerita melalui data yang didapat dari analitika. Hal ini berkaitan dengan Big Data Analytics jika saya ingin memahami persepsi publik tentang suatu isu, Big Data Analytics memungkinkan jika sayang ingin mengumpulkan jutaan postingan, mengklasifikasikan emosi, memetakan pengaruh jejaring yang hasil nya akan dipergunakan kepentingan analisa secara pribadi maupun organisasi / perusahaan.Â
Menjadi alasan yang tepat mengenai pemilihan institusi terakhir yang bertempat di Universiti Teknologi Petronas, karena menurut saya pembahasan soal Data Science yang berkaitan dengan Big Data Analytics ini memperlihatkan proses dengan menggunakan perangkat lunak yang disebut "robot" atau "spider" yaitu Crawling media sosial, merupakan proses otomatis untuk mengumpulkan informasi dari sosial media. Crawling media sosial bertujuan untuk mengumpulkan data profil pengguna seperti nama, alamat email, dan lokasi geografis, menganalisis sentimen pengguna terhadap produk atau merek tertentu, menentukan target pasar dan segmentasi pasar yang tepat, mengidentifikasi trend dan isu terkini dalam industri dan memantau brand dan mengidentifikasi interaksi dan diskusi tentang merek.
Saat di Universiti Teknologi Petronas saya diperlihatkan mengenai Analytics Job Demand di Malaysia. Soal distribusi permintaan pekerjaan yang ditunjukkan melalui diagram pie yang memperlihatkan pembagian permintaan kerja di bidang Data Science di Malaysia, di diagram tersebut persentase sebesar 40% untuk Data Analyst, 27% untuk Data Analytics related, 25% dan 8% untuk Data Engineering. Rentang gaji yang ditampilkan dalam mata uang Malaysia (MYR), bahwa MYR 16,000 - 14,000 (rentang tertinggi), MYR 11,000 - 8,450 (rentang menengah). MYR ( 3,550 - 1,890) (rentang awal)
Statistik penting lainnya menunjukkan bahwa 2.5 quintillion bytes (volume data yang diproses), 2.350,000 (angka signifikan terkait permintaan), 15% (persentase pertumbuhan), 364,000 (jumlah terkait dengan permintaan pasar) 120,931 hingga 47,007 (rentang pendapatan dalam USD). Saya mendapatkan informasi bahwa menurut laporan Gartner yang disebutkan oleh Prof. Dr. Amjad Shamim Bidang data & analytics menduduki posisi penting dalam tren kepemimpinan yang sedang berkembang. Ini menunjukkan bahwa ada permintaan yang tinggi untuk Data Analyst di Malaysia sebesar 40%, terdapat berbagai spesialisasi dalam bidang data, gaji yang ditawarkan cukup kompetitif dan ada nya pertumbuhan yang signifikan dalam industri ini.
Dilanjut ke destinasi berikutnya yaitu, Batu Caves dengan patung Lord Murugan setinggi 42,7 meter yang menjulang megah, tidak sekadar destinasi wisata religius. Menurut saya dalam konteks Ilmu Komunikasi dapat dikaitkan dengan simbol Komunikasi Antarbudaya dalam harmoni multikultural Malaysia. Sebagai situs suci Hindu yang berdiri kokoh di negara dengan mayoritas Muslim, Batu Caves menjadi pusat hidup komunikasi antarbudaya.
Sedari yang saya fahami dengan arsitektur sebagai Medium Komunikasi, Batu Caves mengkomunikasikan pesan melalui 272 anak tangga yang melambangkan perjalanan spiritual, ornamen yang menceritakan kisah-kisah Hinduisme, Integrasi harmonis dengan lanskap alam Malaysia. Setiap harinya Batu Caves menjadi titik temu berbagai wisatawan yang berbeda dari latar belakang nya, hal ini mengadaptasi perilaku dalam konteks budaya yang berbeda, dan penghormatan terhadap simbol sakral. Setelah berkunjung di Batu Caves saya belajar memahami konteks budaya, menghormati perbedaan dan perlu mengelola stereotip.Tantangan yang saya hadapi saat di Malaysia hanya kebiasaan penduduk Malaysia, dan perbedaan Bahasa. Karena kebanyakan penduduk Malaysia menggunakan bahasa Inggris untuk kehidupan sehari-harinya, meskipun saat saya berbicara bahasa Indonesia masih bisa dimengerti karena Bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia memiliki banyak kesamaan akan tetapi tidak serumpun.
Membicarakan soal perbandingan antara Singapura dan Malaysia dibandingkan dengan Indonesia dalam konteks pendidikan, wisata, dan budaya. Menurut saya pribadi dalam konteks pendidikan, ketiga negara memiliki karakteristik yang berbeda, Singapura dikenal dengan sistem pendidikan yang sangat maju dan terstandarisasi. Negara ini secara konsisten menduduki peringkat teratas dalam tes PISA Internasional, yang mengukur kemampuan mahasiswa dalam matematika, sains, dan membaca. Universitas unggulan seperti National University of Singapore (NUS) dan Nanyang Technological University (NTU) masuk dalam jajaran universitas terbaik dunia.
Malaysia memiliki sistem pendidikan yang berkembang pesat dengan fokus pada pendidikan teknologi dan kejuruan, seperti yang saya lihat di Universiti Teknologi Mara (UiTM) dan Universiti Teknologi Petronas (UTP). Negara Malaysia juga berinvestasi besar dalam teknologi pendidikan tinggi dan menarik banyak mahasiswa Internasional. Malaysia menggunakan sistem dwibahasa (Bahasa Melayu dan Inggris) dalam pendidikannya.
Indonesia, sebagai negara terbesar di antara ketiganya, memiliki sistem pendidikan yang lebih beragam dan menghadapi tantangan yang berbeda karena luasnya wilayah. Meskipun memiliki banyakj universitas berkualitas seperti UI, ITB, dan UGM, Indonesia masih menghadapi tantangan dalam hal pemerataan akses pendidikan di berbagai daerah.
Dalam aspek pariwisata, setiap negara memiliki daya tarik uni. Singapura, meskipun tidak sebesar Malaysia dan Indonesia, Singapura memiliki atraksi modern yang mengesankan seperti Jewel Changi Airport yang saya kunjungi, Gardens by the Bay, Universal Studios Singapore. Patung Merlion merupakan ikon pariwisata yang melambangkan sejarah Singapura sebagai kota pelabuhan. Negara ini unggul dalam wisata urban dan belanja.
Malaysia menawarkan kombinasi menarik antara modernitas dan tradisi. Dari menara Petronas yang ikonik, Genting Highland hingga destinasi kultur seperti Batu Caves. Malaysia juga terkenal dengan wisata kuliner yang kaya dan beragam.
Indonesia memiliki keunggulan dalam hal keragaman destinasi wisata, dari Bali yang mendunia hingga Raja Ampat dengan keindahan bawah lautnya. Negara ini memiliki kombinasi unik antara wisata alam, budaya, dan sejarah yang tersebar di ribuan pulau.
Dalam konteks budaya, ketiga negara memiliki akar Melayu yang sama namun berkembang dengan cara berbeda. Singapura, sebagai negara multi-etnis, telah mengembangkan budaya urban modrn dengan pengaruh Tionghoa, Melayu, India. Kebijakan multikulturalisme yang kuat menciptakan harmonisasi budaya yang unik.
Malaysia mempertahankan warisan Melayu yang kuat sambil mengakomodasi pengaruh berbagai etnis. Ini terlihat dalam arsitektur, seni, dan kehidupan sehari-hari. Negara ini berhasil memadukan nilai-nilai Islam dengan modernitas.
Indonesia memiliki kekayaan budaya yang paling beragam di antara ketiganya, dengan ratusan suku bangsa dan bahasa daerah. Setiap daerah memiliki tradisi, seni, dan adat istiadat yang unik, menciptakan mozaik budaya yang sangat kaya. Yang menarik menurut saya meskipun ketiga negara ini memiliki perbedaan yang signifikan, mereka tetap terhubung melalui sejarah, bahasa, dan budaya yang sama. Hal ini menciptakan dinamika menarik dalam hubungan antarnegara dan pertukaran budaya di kawasan asia.
Kesimpulannya, Program Educomm preneur yang dilaksanakan oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi semester 5 memberikan wawasan yang meliputi banyak hal melalui ke tiga institusi penting Universiti Teknologi Mara, Universiti teknologi Petronas dan Kedutaan Besar Republik Indonesia. Serta pengalaman wisata di Singapura dan Malaysia. Di UiTM, mahasiswa mempelajari manajemen komunikasi, digital marketing, dan penjurusan Ilmu Komunikasi dengan penekanan pada analisis perilaku konsumen digital, sementara di KBRI saya dan teman-teman mendapatkan pemahaman tentang komunikasi diplomatik dan manajemen krisis dan audit public relations dalam konteks internasional. Kunjungan ke UTP memberikan perspektif tentang peran Data Science dalam komunikasi modern, khusus nya BIg Data Analytics, dengan insight menarik tentang prospek karir di bidang Data science di Malaysia yang menunjukkan permintaan tinggi untuk posisi Data Analyst (40%). Perjalanan ini juga mencakup eksplorasi perbedaan sistem pemdidikan, pariwisata, dan budaya antara Singapura, Malaysia, dan Indonesia, di mana Singapura menonjol dengan sistem pendidikan terstandarisasi dan atraksi modern seperti Jewel Changi Airport, Malaysia menawarkan perpaduan modernitas dan tradisi yang tercermin dalam destinasi seperti Batu Caves, Genting HIghland, sementara Indonesia unggul dalam keragaman destinasi wisata dan kekayaan budaya, meskipun ketiga negara tetap terhubung melalui akar sejarah, bahasa, dan budaya Melayu yang sama.
REFERENSI
https://www.pmo.gov.my/wp-content/uploads/2019/07/Malaysia-Education-Blueprint-2013-2025.pdf
https://agathatour.com/fakta-batu-caves-yang-unik-dan-wajib-kamu-kunjungi/
https://alaransel.com/genting-highlands/
https://ican-education.com/blog/kelebihan-sistem-pendidikan-di-malaysia-unggul-banget/
https://ican-education.com/blog/sistem-kuliah-di-malaysia/
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI