Mohon tunggu...
Azhar Nafiis
Azhar Nafiis Mohon Tunggu... Mahasiswa Univeristas Serang Raya

Hobi menonton film.

Selanjutnya

Tutup

Trip

Educomm Preneur: Menjelajahi Dimensi Baru Komunikasi di Tanah Melayu.

29 Januari 2025   13:29 Diperbarui: 29 Januari 2025   13:29 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dilanjut ke destinasi berikutnya yaitu, Batu Caves dengan patung Lord Murugan setinggi 42,7 meter yang menjulang megah, tidak sekadar destinasi wisata religius. Menurut saya dalam konteks Ilmu Komunikasi dapat dikaitkan dengan simbol Komunikasi Antarbudaya dalam harmoni multikultural Malaysia. Sebagai situs suci Hindu yang berdiri kokoh di negara dengan mayoritas Muslim, Batu Caves menjadi pusat hidup komunikasi antarbudaya.

Sedari yang saya fahami dengan arsitektur sebagai Medium Komunikasi, Batu Caves mengkomunikasikan pesan melalui 272 anak tangga yang melambangkan perjalanan spiritual, ornamen yang menceritakan kisah-kisah Hinduisme, Integrasi harmonis dengan lanskap alam Malaysia. Setiap harinya Batu Caves menjadi titik temu berbagai wisatawan yang berbeda dari latar belakang nya, hal ini mengadaptasi perilaku dalam konteks budaya yang berbeda, dan penghormatan terhadap simbol sakral. Setelah berkunjung di Batu Caves saya belajar memahami konteks budaya, menghormati perbedaan dan perlu mengelola stereotip.Tantangan yang saya hadapi saat di Malaysia hanya kebiasaan penduduk Malaysia, dan perbedaan Bahasa. Karena kebanyakan penduduk Malaysia menggunakan bahasa Inggris untuk kehidupan sehari-harinya, meskipun saat saya berbicara bahasa Indonesia masih bisa dimengerti karena Bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia memiliki banyak kesamaan akan tetapi tidak serumpun.

Membicarakan soal perbandingan antara Singapura dan Malaysia dibandingkan dengan Indonesia dalam konteks pendidikan, wisata, dan budaya. Menurut saya pribadi dalam konteks pendidikan, ketiga negara memiliki karakteristik yang berbeda, Singapura dikenal dengan sistem pendidikan yang sangat maju dan terstandarisasi. Negara ini secara konsisten menduduki peringkat teratas dalam tes PISA Internasional, yang mengukur kemampuan mahasiswa dalam matematika, sains, dan membaca. Universitas unggulan seperti National University of Singapore (NUS) dan Nanyang Technological University (NTU) masuk dalam jajaran universitas terbaik dunia.

Malaysia memiliki sistem pendidikan yang berkembang pesat dengan fokus pada pendidikan teknologi dan kejuruan, seperti yang saya lihat di Universiti Teknologi Mara (UiTM) dan Universiti Teknologi Petronas (UTP). Negara Malaysia juga berinvestasi besar dalam teknologi pendidikan tinggi dan menarik banyak mahasiswa Internasional. Malaysia menggunakan sistem dwibahasa (Bahasa Melayu dan Inggris) dalam pendidikannya.

Indonesia, sebagai negara terbesar di antara ketiganya, memiliki sistem pendidikan yang lebih beragam dan menghadapi tantangan yang berbeda karena luasnya wilayah. Meskipun memiliki banyakj universitas berkualitas seperti UI, ITB, dan UGM, Indonesia masih menghadapi tantangan dalam hal pemerataan akses pendidikan di berbagai daerah.

Dalam aspek pariwisata, setiap negara memiliki daya tarik uni. Singapura, meskipun tidak sebesar Malaysia dan Indonesia, Singapura memiliki atraksi modern yang mengesankan seperti Jewel Changi Airport yang saya kunjungi, Gardens by the Bay, Universal Studios Singapore. Patung Merlion merupakan ikon pariwisata yang melambangkan sejarah Singapura sebagai kota pelabuhan. Negara ini unggul dalam wisata urban dan belanja.

Malaysia menawarkan kombinasi menarik antara modernitas dan tradisi. Dari menara Petronas yang ikonik, Genting Highland hingga destinasi kultur seperti Batu Caves. Malaysia juga terkenal dengan wisata kuliner yang kaya dan beragam.

Indonesia memiliki keunggulan dalam hal keragaman destinasi wisata, dari Bali yang mendunia hingga Raja Ampat dengan keindahan bawah lautnya. Negara ini memiliki kombinasi unik antara wisata alam, budaya, dan sejarah yang tersebar di ribuan pulau.

Dalam konteks budaya, ketiga negara memiliki akar Melayu yang sama namun berkembang dengan cara berbeda. Singapura, sebagai negara multi-etnis, telah mengembangkan budaya urban modrn dengan pengaruh Tionghoa, Melayu, India. Kebijakan multikulturalisme yang kuat menciptakan harmonisasi budaya yang unik.

Malaysia mempertahankan warisan Melayu yang kuat sambil mengakomodasi pengaruh berbagai etnis. Ini terlihat dalam arsitektur, seni, dan kehidupan sehari-hari. Negara ini berhasil memadukan nilai-nilai Islam dengan modernitas.

Indonesia memiliki kekayaan budaya yang paling beragam di antara ketiganya, dengan ratusan suku bangsa dan bahasa daerah. Setiap daerah memiliki tradisi, seni, dan adat istiadat yang unik, menciptakan mozaik budaya yang sangat kaya. Yang menarik menurut saya meskipun ketiga negara ini memiliki perbedaan yang signifikan, mereka tetap terhubung melalui sejarah, bahasa, dan budaya yang sama. Hal ini menciptakan dinamika menarik dalam hubungan antarnegara dan pertukaran budaya di kawasan asia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun