Di satu sisi sifat ini memberikan semangat dan power yang sangat luar biasa. Ingat bagaimana Ronaldo membalikkan agregat untuk Juventus di babak 16 besar Liga Champions? Juventus yang tertinggal 2 gol di leg pertama lawan Atletico Madrid, berhasil comeback dengan hattrick Ronaldo. Ronaldo waktu itu sangat ingin membawa Juventus ke babak selanjutnya.
Di sisi lain, keinginan yang menggebu ini memiliki sisi negatif. Yaitu rasa frustasi, putus asa dan emosional jika semua tidak sesuai ekspektasi. Inilah yang ditunjukkan Ronaldo. Semakin tinggi keinginan untuk menang, semakin besar pula rasa frustasi ketika timnya malah kalah.
Selain faktor internal dalam diri sang bintang, faktor tim yang dia bela juga berpengaruh. Ronaldo ibarat sebuah mesin perang yang harus difungsikan dengan tepat. Beberapa orang memainkannya dengan sangat baik, seperti Carlo Ancelotti dan Zinedine Zidane. Beberapa di antaranya tidak terlalu pandai. Ada pula yang benar-benar merasa tidak cocok. Ini soal skema dan selera. Ini yang barangkali dirasakan Ten Hag.
Selain itu, sikap Ronaldo di MU juga dipengaruhi sistem pengembangan tim yang buruk. Jangankan Ronaldo, Mourinho dan Ibrahimovic saja terang-terangan bilang MU itu bobrok dari dalam. Apakah Ronaldo akan cocok di tim yang bobrok itu? Wajarkah dia frustasi?
Kini di Al-Nassr, Ronaldo seperti kembali ke tempat yang tepat. Dia punya rekan setim yang siap mendukungnya. Sadio Mane bukan pemain egois untuk berbagi asisst dengan Ronaldo. Pelatihnya sekarang, Jorge Jesus adalah sesama orang Portugal yang tidak meragukan Ronaldo layaknya Fernando Santos. Wajar bukan, Ronaldo kembali ke setelan terbaiknya juga?
Apa Selanjutnya Buat Ronaldo?
Ronaldo adalah manusia rekor. Dia selalu menciptakan rekor hebat dimanapun dia berada. Saat pertama kali diperkenalkan Al-Nassr pun, dia sudah mencatat rekor sebagai pemain dengan jumlah penonton terbanyak saat perkenalannya sepanjang sejarah sepak bola Asia.
Dengan peformanya yang istimewa sekarang, Ronaldo bisa mengejar beberapa pencapaian lagi. Dia bisa jadi topskor Liga Arab. Itu akan menjadikan dirinya sebagai pencetak gol terbanyak di empat liga berbeda di dua benua. Dia juga bisa memenangkan gelar Liga Arab, menjadikan dirinya pemenang empat liga di dua benua. Terakhir, Ronaldo juga bisa mengejar gelar Liga Champions Asia. Itu bisa jadi kado manis di ujung karier gemilang CR7.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H