Tammy Abraham gagal karena tidak mendapat tempat bersaing
Timo Werner gagal sebab dia tidak punya semangat bermain untuk Chelsea (dilansir Daily Mail)
Romelu Lukaku gagal sebab dia tidak merasa dicintai di Chelsea (dilansir Mirror)
Apabila menarik benang merah dari beberapa penyebab para penyerang di atas gagal, maka akan ditemukan fakta bahwa antara striker dengan Chelsea itu sendiri, ada ketidakcocokan. Baik itu ketidakcocokan secara taktikal (di dalam lapangan), teknis (di luar lapangan, tapi masih berkaitan dengan sepak bola, seperti gaji dan lain-lain), maupun emosional (urusan pribadi). Lalu kalau masalah ketidakcocokan ini diperluas lagi ruang lingkupnya, maka akan ketemu penyebab lain dari kegagalan para striker Chelsea konsisten dan akhirnya jadi bapuk.
Yaitu faktor PELATIH!
Ya, setiap pelatih tentu punya skema, kecenderungan taktikal, pendapat-pendapat sendiri, serta tentunya pemain favorit. Meski kadang yang namanya pemain favorit itu tidak selalu sesuai, tak pelak, beberapa pelatih memang mendatangkan pemain, apalagi penyerang, yang dia sukai gaya bermainnya karena beberapa alasan. Jika pelatih berganti, maka skema berganti dan penyerang yang ada belum tentu sesuai dengan skema baru. Maka penyerang pun bisa diganti. Gonta-ganti inilah yang kemudian membuat para penyerang Chelsea tidak konsisten sebab tidak diberi banyak kesempatan menyesuaikan diri dengan taktik.
Diego Costa adalah pemain andalan Mourinho. Namun ketika Conte datang, dia hanya bertahan setengah musim saja. Morata dan Giroud bukan pemain kesukaan Sarri, jadi dia tetap mendatangkan Gonzalo Higuain. Tammy Abraham masih mendapat kesempatan sewaktu Lampard melatih, tapi ketika Tuchel mengambil alih, Abraham segera terlempar. Aubameyang adalah pemain yang diinginkan Tuchel, tapi ketika Tuchel dipecat, Auba segera jadi cadangan mati.
Faktor pelatih telah menjadi masalah bagi para penyerang yang ingin mengikuti jejak kesuksesan Drogba di Chelsea. Lalu, apakah Nkunku bisa melewati fase tersebut? Terlalu dini untuk menyebutnya. Namun, kalau boleh jujur, sebenarnya Nkunku juga bukan pemain yang dibeli atas kemauan Pochettino selaku pelatih Chelsea yang baru. Sebab deal Nkunku sudah terjadi lama sebelum Pochettino ditunjuk jadi pelatih. Selama pramusim, dia memang dimainkan dengan baik, Poche agaknya ingin menjadikan Nkunku layaknya Dele Alli di Spurs. Namun apakah ini akan bertahan lama?
Sulit menjawabnya, apalagi sekarang dia cidera. Namun ada logika sederhana yang bisa dipakai sebagai hipotesis, barangkali Nkunku benar-benar akan kena kutukan dan jadi penyerang bapuk selanjutnya. Begini, Nkunku dibeli untuk diandalkan jadi pencetak gol. Sekarang dia cidera, itu akan membuat Chelsea agak seret gol di awal musim. Seret gol artinya lebih sulit menang. Sulit menang akan membuat Chelsea inkonsisten. Apabila klub sudah inkonsisten, bisa-bisa posisi Pochettino ada dalam bahaya. Pochettino bakal dipecat dan pelatih Chelsea ganti lagi. Pelatih baru belum tentu "klik" dengan Nkunku, dia akhirnya gagal sebagaimana dia gagal di PSG.
Referensi:
Luka, Yusuf. 2018. Daily Post. Higuain reveals why his transfer to Chelsea failed. https://dailypost.ng/2018/10/18/higuain-reveals-transfer-chelsea-failed/Â (diakses tanggal 1 Mei 2023)