Sampai artikel ini ditulis, Minggu 30 Juli 2023, bursa transfer Liga Inggris telah berlangsung selama satu setengah bulan. Para pemain keluar masuk selama periode itu, tak terkecuali di antara klub Big Six. Ratusan juta Euro telah dikeluarkan klub-klub itu untuk mendatangkan pemain baru dan melepas pemain yang dianggap tak berguna. Lantas, sejauh ini, siapa dari klub Big Six itu yang paling jitu dalam urusan bursa transfer musim ini?
(Artikel ini akan dibuat dua edisi. Yang pertama, adalah yang ini, ditandai sebagai edisi satu, terbit sebelum tanggal 1 Agustus. Yang kedua nanti, setelah bursa transfer ditutup).
Peringkat 6, Chelsea
Berbeda dengan musim lalu, bursa transfer musim panas kali ini berjalan lambat bagi Chelsea. Mereka tidak lagi agresif untuk mendatangkan pemain incaran. Mungkin mereka berhati-hati agar tidak lagi terlihat bodoh. Chelsea pasti telah belajar dari bursa transfer sebelumnya dan tidak ingin membuang uang untuk pemain yang salah.
Mereka baru mendatangkan empat pemain sejauh ini. Semuanya pemain muda dan sepertinya cuma Nkunku yang memiliki pengalaman bermain penuh di level atas. Nkunku datang dari Leipzig ke Chelsea dengan harga 60 juta Euro. Namun deal pemain Prancis itu sudah terjadi jauh sebelum bursa transfer dibuka. Jadi dia tidak bisa dihitung pembelian bursa transfer kali ini.
Sementara pergerakannya dalam membeli pemain terkesan lamban, Chelsea justru semangat melepas pemainnya. Terutama ke klub Arab Saudi. Mendy, Koulibaly, dan Kante adalah diantara nama-nama yang dijual ke Timur Tengah. Operasi transfer itu memang menghasilkan banyak uang bagi Chelsea tapi juga meninggalkan banyak lubang di sana sini.
Kini di tubuh Chelsea tinggal menyisakan Recce James, Thiago Silva, Raheem Sterling dan Ben Chillwell, yang bisa dibilang pemain matang. Kepa masih diragukan kapasitasnya, sementara Enzo masih perlu banyak pengalaman. Chelsea memang masih dikabarkan mengejar beberapa pemain, salah satunya Moises Caicedo dari Brighton. Namun secara keseluruhan, skuad mereka tetap akan diisi banyak pemain muda kurang pengalaman. Siasat macam ini, bisa menjerumuskan Chelsea pada kehancuran.
Peringkat 5, Tottenham Hotspur
Aktivitas bursa transfer Tottenham di bawah Ange Postecoglu berbeda 180 derajat dibanding saat dilatih Conte semusim silam. Musim panas lalu Tottenham berhasil mendatangkan nama beken macam Perisic dan Richarlison. Maksud kedatangan mereka pun jelas dalam taktik pelatih (meski hasilnya kurang jelas).
Berita-berita tentang transfer Tottenham memang kurang banyak disorot. Sehingga perlu dipertegas, sampai tulisan ini dibuat mereka baru mendatangkan 3 pemain. Yaitu James Maddison, Gugliermo Vicario dan Manor Solomon. Mereka juga mematenkan Dejan Kulusevski dan Pedro Porro. Coba baca lagi nama-nama pemain yang didatangkan Tottenham di bursa transfer, adakah nama yang besar?
Masalah besar Tottenham justru kemungkinan mereka akan ditinggal kapten, pemain andalan, topskor sepanjang masa, sekaligus ikon klub, Harry Kane. Kane dikabarkan semakin dekat dengan pintu keluar Tottenham, dia diisukan akan hijrah ke Bayern Munchen di bursa transfer musim panas ini. Tottenham akan kena masalah besar kalau Kane benar-benar hengkang. Siapa yang akan mereka datangkan sebagai ganti Kane? Sepertinya bukan pemain besar, sebab mereka sendiri tidak main di Eropa musim depan.
Satu-satunya hal yang bisa membuat Tottenham unggul dibanding Chelsea dalam daftar ini adalah karena mereka belum kehilangan pemain vital. Jika mengabaikan saga transfer Kane, maka Tottenham baru kehilangan Harry Winks dan Lucas Moura. Pengganti mereka sudah siap, dan rasanya mereka tidak akan banyak kesulitan musim depan tanpa pemain itu.
Peringkat 4, Manchester City
Sang juara Liga Inggris, Manchester City terlihat begitu santai. Mereka sepertinya tidak mau bergerak terburu-buru di bursa transfer. Kemungkinan itu karena skuad mereka sudah sangat kuat, jadi mereka tidak mau sembarangan dalam membeli pemain. Sejauh ini mereka baru mendatangkan dua pemain, Kovacic dan Josko Gvardiol.
Di sisi lainnya, Manchester City sudah kehilangan setidaknya dua pemain pilarnya. Yaitu Gundogan yang hijrah secara gratis ke Barcelona, dan Riyad Mahrez yang dijual ke klub Arab Saudi, Al-Ahli. Gundogan adalah pemain yang sangat berpengaruh di skuad musim lalu. Sementara itu, Mahrez, meski tidak lagi jadi andalan utama, tetap saja telah mengukir banyak prestasi bersama The Citizens.
Manchester City dan Pep tetap tenang kendati dua pemainnya itu pergi. Sepertinya prinsip mereka adalah membiarkan pemain yang ingin pergi biarlah pergi, nanti bakal dapat saja gantinya. Mereka telah dapatkan Kovacic sebagai ganti Gundogan, dan untuk pengganti Mahrez, Guardiola masih bisa memakai Foden atau bahkan Joao Cancelo. Yang jelas, Pep bukan pelatih kacangan yang akan kebakaran jenggot hanya karena satu dua pemainnya pindah.
Manchester City sangat tenang dalam bursa transfer ini. Boleh jadi mereka percaya diri dengan kekuatan mereka yang sekarang. Apalagi kini lini belakang mereka kedatangan bek potensial, Josko Gvardiol. Namun, esensi bursa transfer adalah menambah atau memperbarui kekuatan. Dalam hal ini, Manchester City bersama Pep masih bisa dibilang kurang. Mencari pengganti Mahrez harus menjadi PR yang dikedepankan oleh mereka.
Peringkat Tiga, Liverpool
Liverpool sedang menyambut era baru mereka. Hal itu bisa dilihat dari strategi transfer mereka sejak musim lalu. Para pemain senior nan berpengaruh dilepas, dan pemain yang lebih muda didatangkan. Musim lalu mereka melepas Sadio Mane, musim ini mereka kehilangan Jordan Henderson dan Roberto Firmino. Mungkin sebentar lagi Fabinho juga aka dilepas.
Awal bursa transfer, Liverpool mendapatkan pujian saat berhasil mendatangkan gelandang pemenang Piala Dunia, Alexis MacAllister dengan banderol hanya 42 juta Euro dari Brighton. Keputusan membeli Dominic Szoboszlai dengan harga 70 juta memang agak dipertanyakan, tapi semua menjadi logis setelah mengingat betapa gawatnya lini tengah Liverpool musim lalu. Badai cidera di lini tengah mereka membuat Liverpool terlempar ke Liga Malam Jumat.
Kini Liverpool masih dikabarkan akan memburu Romeo Lavia dari Southampton. Menurut kabar terakhir Fabrizio Romano, pembicaraan antara pihak Liverpool dengan The Saints tengah dilangsungkan. Jika berhasil mendatangkan Lavia, Liverpool untung besar, sebab pemain potensial itu diincar banyak klub raksasa. Jika berhasil mendatangkan Lavia pula, ini akan menegaskan strategi transfer Liverpool yang ciamik sejak musim-musim terdahulu.
Masalah Liverpool jika benar-benar ditinggal Fabinho tentu saja pos gelandang bertahan. Di antara tiga gelandang barunya (termasuk Lavia jika nanti benar here we go) tidak ada satupun yang bertipikal gelandang bertahan seperti Fabinho. Ini akan jadi PR baru bagi manajemen. Apakah mereka akan memercayakan posisi itu pada Thiago dan Bajcetic yang masih hijau, atau memilih mendatangkan pemain baru lagi. Jika ya, siapakah kira-kira pemain itu. Mengingatkan pula, Liverpool sudah ditolak Sofyan Amrabat yang lebih memilih Manchester United. Ini patut dinanti.
Peringkat 2, Manchester United
Manchester United selama bertahun-tahun dikenali sebagai badut di bursa transfer. Klub berjuluk Setan Merah ini sering membikin keputusan blunder dalam merekrut pemain. Maka saat melihat Manchester United berhati-hati sekali dalam bursa transfer dan menetapkan para pemain incarannya dengan benar, ini adalah kegembiraan bagi para fans.
Perjalanan Manchester United di bursa transfer musim panas ini tidaklah mudah. Di awal bursa transfer, mereka sudah ditikung Bayern Munchen dalam perburuan Kim Min-Jae. Namun Ten Hag dan manajemen MU segera bangkit dari peristiwa itu dan bergerak memburu pemain yang tepat untuk mereka.
Sejauh ini Manchester United telah mendatangkan tiga pemain. Mason Mount, Andre Onana dan Rasmus Hojlund telah merapat ke Old Trafford. Menariknya, MU seakan sudah membagi skala prioritas mereka. Mereka berkonsentrasi menyelesaikan satu transfer, baru memburu pemain lainnya. Setelah merampungkan transfer Hojlund, kini MU mengalihkan perhatian ke Sofyan Amrabat yang juga telah menyatakan minatnya membela Setan Merah.
Masalah MU barangkali cuma pada urusan menjual pemain. Mereka buruk sekali soal ini. Hampir setiap bursa transfer dibuka, Manchester United sudah seperti toko kusam yang tak laku-laku barang dagangannya. Mereka sebenarnya ingin menguangkan beberapa pemain mereka macam Maguire dan Fred, tapi sampai saat ini belum ada tanda konkrit. Jika MU tidak bisa menjual pemain, gerakan mereka di bursa transfer akan terbatas, meski langkahnya transfernya sudah cukup jitu.
Peringkat 1, Arsenal
Tak bisa dibantah, sejak mempekerjakan Edu Gaspar dan menunjuk Mikel Arteta sebagai pelatih, Arsenal berada di jalur yang tepat. Perpaduan antara Arteta dan Edu kini sudah sukses mengembalikan maruah Arsenal sebagai klub besar. Khusus pada konteks aktivitas transfer, Arsenal bisa dibilang sangat jitu.
Semenjak dipekerjakan, Edu sudah mendatangkan banyak pemain bagus ke Arsenal. Sebut saja Gabriel Martinelli, Martin Odeegard, Gabriel Jesus, Oleksandr Zinchenko hingga Leandro Trossard. Meski ya ada juga pemain yang flop seperti David Luiz, Willian dan Jorginho.
Arsenal bisa mendapatkan pujian atas kelihaian permainan mereka di bursa transfer. Arteta dan Edu tahu persis pemain seperti apa yang mereka butuhkan, bagaimana mereka memainkan pemain itu dan kini mereka bisa mendapatkannya dengan cara apapun.
Tengoklah bagaimana manuver transfer mereka atas Declan Rice yang berhasil mengalahkan Manchester City. Meski harganya terkesan kemahalan, kemampuan dan strategi transfer Arsenal hingga bisa mengalahkan klub besar berduit tanpa limit macam City, patut diapresiasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H