Ada masa di mana Mason Greenwood menjadi primadona bagi seluruh publik Old Trafford. Sayangnya, seluruh reputasinya rusak setelah dia terjerat kasus kekerasan dan dia dimasukkan dalam penjara. Bulan Februari lalu, dia dinyatakan bebas, dan timbullah pertanyaan. Apakah Mason Greenwood layak diberi kesempatan kedua di Manchester United?
Status Mason saat ini adalah pemain Manchester United. Adalah hal yang cukup mengejutkan melihat dia tetap disertakan dalam daftar sementara skuad Man United untuk musim 2023/24. Beberapa kalangan semula menduga dia akan dicoret secara permanen dari skuad dan tidak akan diberi kesempatan kembali ke Old Trafford.
Menurut sejumlah sumber terkemuka, termasuk di antaranya ESPN, Mirror, Manchester Evening News hingga Daily Mail, saat ini belum ada keputusan terkait masa depan Mason. Dia "digantung" oleh pihak manajemen.Â
Memang ada penolakan keras dari pihak pengurus tim wanita MU yang meminta Mason segera dideportasi. Namun, pihak manajemen utama, termasuk Glazer's Family belum membuat keputusan. Kabarnya keputusan terkait Mason akan dijatuhkan setelah pihak manejemen menyelesaikan investigasi independen mereka tentang kasus kekerasan yang dilakukan Mason Greenwood
Manajer Manchester United, Erik Ten Hag dikabarkan menyambutnya dengan terbuka. Ketika ditanya mengenai Mason, Ten Hag memberikan pujian kecil, tapi juga menegaskan, dia tidak punya kendali. Masa depan Mason sepenuhnya wewenang pihak manajemen Manchester United.
Mason sendiri dikabarkan ikut berlatih sejak bulan Februari kendati secara terpisah dari tim utama. Dia juga masih punya kontrak hingga musim panas 2025 dengan opsi perpanjangan satu tahun. Jadi, apakah dia akan tetap di MU ataukah pergi?
Mason sejatinya adalah produk akademi Manchester United yang gemilang. Dia membukukan 17 gol pada musim debutnya di Manchester United. Padahal waktu itu, dia baru berusia 17 tahun. Ole Gunnar Solskjaer berperan besar dalam mengorbitkan Mason ke tim utama. Di bawah asuhan Ole, Mason membuat kemitraan yang sangat bagus dengan Martial dan Marcus Rashford.
Patut diingat juga bahwa catatan Mason sebagai pemain muda debutan, adalah yang terbaik di antara wonderkid MU lainnya. Dia lebih baik ketimbang Anthony Elanga maupun Alejandro Garnacho saat melakoni musim debutnya bersama Setan Merah.
Menurut situs Fbref, salah satu hal yang paling menonjol dari Mason adalah kemampuan finishingnya. Mason punya kemampuan menyelesaikan peluang-peluang, bahkan yang paling mustahil sekalipun. Musim 2019/20, dia hanya membukukan xG senilai 2,9 tapi berhasil mencetak 10 gol di liga. Dia sangat klinis.
Kemampuan finishing Mason ini tak sekedar statistik, tapi juga diakui sejumlah pengamat. Berbicara kepada Goal pada sekitar 2020, Darren Fletcher yang kini menjabat direktur teknik klub, mengatakan:
"Saya percaya Mason punya kapabilitas untuk bermain sebagai no. 9. Ole (pelatih MU saat itu) memang lebih sering memasangnya agak melebar, tapi dia punya kemampuan itu. Dia punya kaki kiri dan kanan yang sama baiknya. Dia bisa menebar ancaman pada para bek lawan. Dia adalah monster No. 9"
Senada dengan Fletcher, Ole juga punya pendapat serupa tentang anak asuhnya. Ole sepenuhnya percaya bahwa Greenwood adalah seorang finisher yang handal, dia punya dua kaki yang sama bagusnya, serta kecepatan. Potensi Mason sebagai penyerang tengah pun sempat dieksplorasi Ole di pertandingan awal musim 2021/22. Setidaknya sebelum kedatangan Ronaldo, mengubah segalanya.
Nah, berbekal skill-set seperti itu, apakah Mason masih layak diberikan kesempatan untuk membela MU? Bisa ya, bisa tidak. Ini bukan cuma permasalahan kasusnya, tapi juga posisi yang tersedia untuknya.
Skuad MU sekarang penuh sesak dengan pemain bertipikal winger cepat. Rashford, Sancho, Antony, Elanga, Garnacho, belum lagi Amad Diallo dan Facundo Pellestri. Apakah ada ruang untuk Mason?
Ketika MU mendatangkan Sancho pada musim panas 2021, Ole pasang badan menjamin menit bermain buat Mason. Strategi yang diberikan Ole adalah menaruh Mason di posisi No. 9 yang mobile. Namun itu di era Ole. Sekarang MU sudah berada di tangan yang berbeda.
Memang, Ten Hag di musim pertamanya tetap mempertahankan gaya permainan berbasis serangan balik cepat, mirip-mirip dengan Ole. Akan tetapi, menjelang musim baru 2023/24, ada indikasi Ten Hag akan mengubah pendekatannya. Dia tentunya ingin membangun MU yang berbasis penguasaan bola, indikasi ini diperkuat dengan upaya MU mendatangkan Mount dan Onana. Atribut Mason sebagai finisher klinis di sistem serangan transisi cepat, harus menyesuaikan diri jika ingin mendapat kesempatan kedua. Â
Nah, masalahnya adalah Mason punya beberapa kekurangan yang barangkali akan membuat dia tidak cocok bermain di sistem penguasaan bola. Mengikuti data dari Fbref, Mason bukan tipikal pemain yang terlibat dalam link-up dengan rekan setimnya. Dia hanya membuat 427 umpan. Itu hanya setengah dari apa yang dibuat Antony (pemain kesayangan Ten Hag). Antony membikin 730 umpan.
Mason juga jenis pemain yang menunggu di lini depan saja. Dari total 633 sentuhan yang dia lakukan, cuma ada 60-an sentuhan yang dibuatnya di area pertahanan. Dalam sistem Ole dimana penyerang dituntut berlari ke depan secepat mungkin begitu penguasaan bola direbut, Mason mungkin berguna, tapi dalam skema Ten Hag? Belum tentu.
Sejurus dengan tipikalnya sebagai pemain yang menunggu, Mason tidak punya skill-set yang menonjol dalam bertahan. Dia hanya membuat 9 blocks sepanjang musim 2019/20. Bandingkan dengan Sancho yang membuat 25 blocks. Dalam skema penguasaan bola, dimana winger juga ikut dalam bertahan melalui high-press, Mason perlu improve.
Tentu saja Mason masih punya waktu untuk mengembangkan diri. Dia masih muda, dia masih punya banyak waktu. Masih ada kemungkinan dia menutupi kekurangannya sambil mengasah kemampuan finishingnya lebih baik lagi. Namun ada satu syarat yang harus dia penuhi untuk itu.
Ole pernah mewanti-wanti Mason, agar memperhatikan perilakunya, jika mau berkembang. Peringatan Ole ini diberikan pada tahun 2021. Jauh sebelum Mason tersandung kasus kekerasan. Jadi, sejak lama, Ole sebenarnya sudah mencium indikasi kelakuan Mason yang terkadang tak terkendali. Dalam pertandingan pun, Mason kerap dicap egois karena tidak mau memberikan bola pada rekan setim.
Hal ini harus jadi perhatian Mason jika ingin mendapatkan kesempatan kembali di MU. Apalagi Erik Ten Hag adalah orang yang sangat disiplin. Dia tak segan membuang pemain toxic, tak peduli seberapa bergunanya pemain itu buat klub. Jika Mason bisa mengendalikan perilakunya, maka bukan tak mungkin dia akan kembali jadi andalan di lini depan. Jika pun tidak jadi winger kanan, dia bisa jadi opsi finisher MU yang sejauh ini memang masih minim.
Jika mengendalikan perilaku adalah kata kuncinya, maka untuk ini manajemen agaknya sudah punya jalan keluarnya. Menurut Daily Mail, ada opsi untuk meminjamkan Mason selama semusim ke Italia, Spanyol atau barangkali Turki. Ini bisa dilakukan jika MU ingin memantau sikap Mason. Jika dia menunjukkan tanda-tanda akan berubah, lebih disiplin, lebih tenang dan bekerja untuk tim, bukan tak mungkin, Mason benar-benar akan jadi idola kembali di Theatre of Dreams.
Referensi
Aarons, Ed. 2020. The Guardians. Solskjr warns Mason Greenwood to 'live life properly' to fulfil potential. https://amp.theguardian.com/football/2020/jul/10/solskjr-warns-mason-greenwood-to-live-life-properly-to-fulfil-potential (diakses tanggal 30 Juni 2023)
Burton, Chris. 2020. Goal. 'Greenwood has world-class potential as a No.9' -- Fletcher sees Man Utd forward moving down the middle. https://www.goal.com/en/news/greenwood-world-class-potential-no9-fletcher-man-utd/oxntoz049tnfz99ecrs0y47s (diakses tanggal 30 Juni 2023)
Dawson, Rob. 2023. ESPN. Man United include Greenwood on retained list for 2023-24. https://www.espn.com/soccer/story/_/id/37863272/man-united-include-greenwood-retained-list-2023-24?platform=amp (diakses tanggal 30 Juni 2023)
Flintham, Jack. 2023. Manchester Evening News. Manchester United's Erik ten Hag addresses Mason Greenwood situation for first time since February. https://www.manchestereveningnews.co.uk/sport/football/football-news/ten-hag-manchester-united-greenwood-27016772.amp (diakses tanggal 30 Juni 2023)
Pasi, Serafin Unus. 2021. Bola.net. Peringatan untuk Manchester United: Jadon Sancho Bisa Bunuh Karir Mason Greenwood! https://www.bola.net/amp/inggris/peringatan-untuk-manchester-united-jadon-sancho-bisa-bunuh-karir-mason-greenwood-17cf08.html (diakses tanggal 30 Juni 2023)
Prenderville, Liam. 2020. Mirror. Gary Neville outlines Mason Greenwood's advantage over Man Utd teammate Marcus Rashford. https://www.mirror.co.uk/sport/football/news/gary-neville-outlines-mason-greenwoods-21110878?int_source=amp_continue_reading&int_medium=amp&int_campaign=continue_reading_button#amp-readmore-target (diakses tanggal 30 Juni 2023)
Ridley, Nathan. 2023. Mirror. Erik ten Hag and Man Utd players' stance on Mason Greenwood as Glazers to make decision. https://www.mirror.co.uk/sport/football/transfer-news/erik-tenhag-manutd-mason-greenwood-30200943?int_source=amp_continue_reading&int_medium=amp&int_campaign=continue_reading_button#amp-readmore-target (diakses tanggal 30 Juni 2023)
Wheeler, Chris. 2023. Daily Mail. Manchester United confirm Mason Greenwood is on their retained list of players, despite still being under internal investigation at the club, as they announce seven departures. https://www.dailymail.co.uk/sport/football/article-12202759/amp/Manchester-United-confirm-Mason-Greenwood-list-players-RETAINED-club.html (diakses tanggal 30 Juni 2023)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H