Mohon tunggu...
azhar khoirulloh
azhar khoirulloh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Shalat Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Akhlak Muslim

7 November 2024   05:40 Diperbarui: 7 November 2024   07:20 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendahuluan

Ibadah shalat merupakan rukun islam yang kedua dan termasuk ibadah yang wajib dilakukan oleh umat islam diseluruh dunia pada waktu yang telah ditetapkan, yang mana perintah tersebut datang langsung oleh Nabi Muhammad SAW dari Allah SWT tanpa perantara ketika beliau mi'roj ke sidratul muntaha, dan ibadah shalat ini merupakan amal yang paling pertama kali dihisab oleh Allah SWT sebagaimana dijelaskan dalam terjemahan sabda Nabi Shollallahu 'alaihi Wasallam :

"Sesungguhnya pertama kali yang akan di hisab dari amal seorang hamba adalah Sholatnya, jika sempurna shalatnya maka akan sempurna pula semua amalnya dan jika rusak akan berarti rusak pula semua amalnya."(HR. At Thobroni), (Segaf Hasan Baharun, 2008, h. 163), maka dari pada itu temen-temen sekalian marilah kita sama-sama jaga,sempurnakan sholat kita agar semua amal kita pun akan sempurna seperti shalat kita.

Pembahasan

Pengertian Shalat

   Secara bahasa, shalat berarti do'a atau permohonan, sedangkan menurut terminologi syara' adalah sekumpulan ucapan dan perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam. Ia disebut Shalat karena ia menguhubungkan seorang hamba kepada penciptanya, dan shalat juga merupakan manifestasi penghambaan dan kebutuhan diri kepada Allah.(Abdul Azizi Muhammad dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, 2009, h. 145), sedangkan menurut Syekh Muhammad Bin Qosim Al Ghazy beliau menjelaskan bahwa istilah shalat adalah ibadah dalam bentuk perkataan dan perbuatan tertentu dengan menghadirkan hati secara ikhlas dan khusyu, dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam.(Syekh Muhammad Bin Qosim Al Ghazy, 2014, h. 11).

Dimensi - dimensi Sholat dalam islam

   Shalat memiliki dua dimensi, yaitu dimensi lahir dan dimensi batin. Dimensi lahir shalat adalah shalat yang telah didefinisikan oleh ulama fikih sebagai ibadah khusus yang terdiri dari bacaan dan gerakan yang dimulai dengan takbiratulihram dan ditutup dengan ucapan salam. Sementara itu, dimensi batin shalat adalah suasana hati yang melibatkan perasaan dan kerohanian dalam shalat. Jadi dimensi shalat itu terkait dengan emosi dan spiritual. Dimensi batin shalat ini terdiri dari lima komponen pokok, yakni tawajuh, istislam, munajat, ikhlas dan khusyuk. Dengan demikian jika kita ingin menyempurnakan shalat kita baik itu secara tasawuf maupun secara fiqih, baik secara batin maupun lahir maka daripada itu kita harus menyatukan keduanya menjadi satu kesatuan yang jangan sampai terpisahkan dan jika kedua point tersebut disatukan maka menjadi tujuh komponen pokok, yakni bacaan, gerakan, tawajuh, munajat, istislam, ikhlas, dan khusyuk.(Asep Usman Ismail, 2023, h. 120-121).

Macam - macam dimensi Shalat

   Bacaan, Bacaan dalam shalat terutama bacaan surat Al Fatihah dan surat-surat pendek, adalah hal penting dalam ibadah ini. Bacaan ini tidak hanya sekedar lafadz, tetapi juga mengandung makna yang dalam dan bacaan shalat juga sebagai bentuk hubungan hamba dengan Allah dan merupakan ungkapan pujian serta permohonan juga bacaan yang dilafalkan harus dengan benar dan penuh pemahaman. Maka dapat dikatakan juga bacaan shalat itu tergantung dari bacaan surat al-fatihah, jika al-fatihah nya baik maka seluruhnya baik begitu juga sebaliknya

   Gerakan Shalat, gerakan dalam shalat itu meliputi berdiri, rukuk, sujud, dan duduk mencerminkan kepatuhan fisik kita sebagai seorang muslim kepada Allah. Setiap gerakan memiliki makna tersendiri, seperti rukuk yang menunjukkan ketundukan dan sujud yang melambangkan kerendahan hati. Gerakan ini harus dilakukan dengan penuh kesadaran dan ketenangan tuma'ninah.

   Tawajuh dalam Shalat, adalah konsep yang sangat mendalam, dimana seorang hamba secara sadar menghadirkan hatinya sepenuhnya kepada Allah saat melaksanakan ibadah. Ini bukan hanya sekedar gerakan fisik, akan tetapi juga upaya mental dan spiritual untuk menghadirkan Allah dalam setiap aspek shalat. Dalam keadaan ini, pikiran dan hati fokus sepenuhnya kepada-Nya, dan mengesampingkan hal-hal duniawi.

   Munajat dalam Shalat, munajat memang merupakan salah satu dimensi batin dalam shalat yang sangat penting karena melibatkan dialog spiritual dan emosional antara hamba dengan Allah SWT. Percakapan ini tidak hanya mencakup permohonan saja, akan tetapi juga rasa syukur, penghambaan, dan kedekatan yang mendalam dengan sang pencipta.

   Istislam dalam Shalat, istislam atau penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah, merupakan aspek kunci dalam shalat dan kehidupan spiritual seorang muslim. Istislam menandakan penerimaan penuh atas kehendak dan ketentuan Allah serta pengakuan akan keterbatasan manusia sebagai seorang hamba. Dalam konteks shalat, istislam membawa makna bahwa setiap gerakan, bacaan, dan pikiran dalam shalat ditujukan sepenuhnya kepada Allah tanpa pamrih selain ridha-Nya.

   Ikhlas dalam shalat, ikhlas adalah esensi dari setiap ibadah dalam islam, termasuk shalat. Tanpa ikhlas, ibadah kehilangan maknanya dan tidak akan diterima oleh Allah SWT. Maksud ikhlas adalah mengerjakan ibadah semata-mata karena hendak mendekatkan diri kepada Allah, bukan mengharap puja dan sanjungan dari orang lain maupun perhatian-perhatian dari orang lain.(Hasbi Ash-Shiddieqy, 1986, h. 75-76)

   Khusyuk dalam shalat, secara harfiah istilah khusyuk berarti tunduk dan menundukkan pandangan. Sedang khusyuk dalam shalat ada yang mengatakan bahwa itu adalah memejamkan mata (penglihatan) dan merendahkan suara. Bahwa dapat disimpulkan jika khusyuk dalam shalat ialah tunduk, hati dan segala anggota badan tenang karena Allah. Ini sejalan dengan sabda Rasulullah SAW yang dilaporkan oleh abu hurairah bahwa: "Kalau hati seseorang khusyuk, maka khusyuk pula seluruh anggota badannya" (HR Hakim dan Tirmidzi).(Sudirman Tebba, 2008, h. 1-2)

Shalat Menguatkan Hubungan Hamba dengan Allah, Manusia, Alam, dan Lingkungan Hidup

   Hubungan seorang hamba dengan Allah adalah suatu hubungan yang sangat mendalam, penuh keintiman dan bersifat pribadi. Shalat dalam pandangan Islam merupakan bentuk komunikasi langsung antara manusia dan tuhannya, serta menjadi cerminan dari keimanan seorang mukmin. Serta membawa dampak positif dalam hubungan dengan manusia, alam, dan lingkungan hidup.

Shalat Menguatkan Hubungan Hamba dengan Allah Swt.

   Shalat merupakan salah satu bentuk hablumminallah, yaitu tindakan dalam menjaga hubungan seorang hamba dengan Allah SWT. Contoh hablumminallah yang kita ambil dari sini adalah sholat. Shalat adalah bentuk penghambaan kita kepada sang Khaliq, sehingga sebagai seorang hamba kita harus menjaga shalat kita dengan baik. Hal ini karena shalat adalah perintah yang wajib dilaksanakan oleh seluruh umat Muslim dipenjuru dunia. Selain itu shalat juga dapat memperkuat hubungan kita kepada Allah, memohon ampun, dan memperkuat keimanan.

Shalat Menguatkan Hubungan Hamba dengan Manusia

   Selain mempererat hubungan dengan Allah , shalat juga memiliki peran yakni dalam mempererat hubungan antar manusia. Shalat menjadin pondasi hubungan antar manusia yang dibangun atas dasar-dasar yang baik dan jauh dari bias tendensi dan keinginan (hawa nafsu) sehingga manusia dapat menikmati kehidupan bahagia yang bertumpu pada semangat humanisme dan keadilan. Shalat menjadikan hubungan yang baik antar sesama manusia atau hablumminannas, melalui shalat, seseorang diingatkan untuk bersikap baik, jujur, dan peduli terhadap sesama.

Shalat Menguatkan Hubungan Dengan Alam dan Lingkungan Hidup

  Shalat juga memiliki peran dalam memperkuat hubungan manusia dengan alam dan lingkungan hidup. Melalui shalat, kita diingantkan untuk mensyukuri nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT, termasuk alam dan segala isinya. Rasa syukur ini mendorong kita untuk menjaga dan melestarikan lingkungan, karena alam adalah amanah dari sang pencipta yang harus dijaga dan pelihara.

Pendidikan Akhlak dalam Sholat Perorangan

   Pendidikan akhlak dalam shalat perorangan merupakan salah satu aspek penting yang diajarkan dalam agama islam. Melalui sholat, seorang Muslim tidak hanya melaksanakan ibadah fisik, tetapi juga membangun karakter dan akhlak yang mulia. Didalamnya terdapat beberapa nilai pendidikan akhlak yang dapat dipetik dari sholat perorangan yakni :

   1. Shalat dapat menanamkan pentingnya nilai kesucian, baik itu lahir maupun batin 

   2. Shalat menanamkan kerendahan hati bahwa kita manusia faqir ilallah(membutuhkan Allah)

   3. Shalat menanamkan kedisiplinan mengatur ritme kehidupan  yang selaras, serasi, dan seimbang antara kta beraktivitas, bekerja, istirahat, dan lain sebagainya.

dan masih banyak lagi nilai-nilai lainnya yang dapat kita dapatkan melalui pendidikan akhlak dalam sholat perorangan.

Pendidikan Akhlak dalam Sholat Berjama'ah

   Shalat disyariatkan pelaksanaanya secara berjamaah. Dengan shalat berjama'ah, shalatnya makmum terhubung dengan shalatnya imam, shalat berjama'ah mengandung nilai-nilai pembiasaan diri untuk patuh, bersabar, berani, dan tertib aturan, disamping nilai sosial untuk menyatukan hati dan menguatkan ikatan.(Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, 2009, h. 237-238)

berikut nilai-nilai pendidikan akhlak dalam shalat berjama'ah yakni :

   1. Shalat berjama'ah mendidik umat islam dibiasakan untuk memilih pemimpin, yakni memilih yang terbaik di antara mereka mewujudkan kebaikan bersama.

   2. Shalat berjama'ah menggambarkan miniatur sistem sosial dalam islam yang menanamkan kepatuhan kepada imam, karena imam mematuhi aturan dengan baik serta mengingatkan imam jika ingin menyalahi aturan yang disepakati bersama.

   3. Shalat berjama'ah awal waktu di masjid menyadarkan kaum muslimin bahwa mereka tidak hidup sendiri, tetapi hidup bersama dengan saudara sesama muslim sehingga shalat berjama'ah menjadi modal sosial yang sangat berharga bagi kaum muslimin dalam membangun persatuan dan kesatuan umat.

   4. Shalat berjama'ah di masjid dengan konsep pemberdayaan menyadarkan umat islam bahwa masjid itu bukan hanya sekedar tempat shalat bersama, melainkan juga merupakan pranata sosial umat islam untuk musyawaroh bersama guna memperkuat persaudaraan sesama kaum muslimin dan kegiatan-kegiatan sosial lain yang berbau positif.(Asep Usman Ismail, 2023, h. 130-131)

Penulis       : Azhar Khoirulloh

Dosen Pengampu     : Dr. Hamidullah Mahmud, Lc., M.A.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun