Mohon tunggu...
azhar itman29
azhar itman29 Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa universitas jember

mahasiswa universitas jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Strategi Digital Marketing dan Packaging pada Usaha Pakaian di Desa Sumbersari, Jember

9 September 2021   00:14 Diperbarui: 9 September 2021   00:27 813
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KKN  BTV-3 UNEJ KLP-33: PENDAMPINGAN STRATEGI DIGITAL MARKETING & PACKAGING PADA USAHA PAKAIAN DI SUMBERSARI-JEMBER

Gambaran Singkat Potensi Desa

Desa/Kelurahan Sumbersari, yang merupakan sebuah kelurahan yang terletak di Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember. Geografi Kecamatan Sumbersari merupakan salah satu kecamatan yang berada di wilayah Kota Administratif Kabupaten Jember dengan luas wilayah 3128,76 Ha. 

Wilayah Kecamatan Sumbersari terdiri dari 7 Kelurahan yaitu: Kelurahan Sumbersari, Kelurahan Tegal Gede, Kelurahan Wirolegi, Kelurahan Karangrejo, Kelurahan Antirogo, Kelurahan Kranjingan dan Kelurahan Kebonsari. 

Demografi jumlah penduduk di Kecamatan Sumbersari tahun 2010 menurut data profil kecamatan Sumbersari adalah 111.140 jiwa dan tersebar di tujuh kelurahan, antara lain pada Kelurahan Sumbersari 24.346 jiwa. 

Kelurahan/desa Sumbersari terdiri dari lingkungan Gumuk Kerang, Krajan, Krajan Timur, Tegalboto Kidul dan Tegalboto Lor. Kelurahan/desa Sumbersari adalah pusat pendidikan di kabupaten Jember yaitu SMAN 1 Jember, SMAN 2 Jember, dan Universitas Jember contoh segelintir dari beberapa lembaga pendidikan di desa Sumbersari.

Sebagian besar mata pencaharian masyarakat di Desa Sumbersari adalah sebagai petani dan ada juga yang sebagai tukang bangunan, tukang becak, dan pekerja serabutan. Namun juga terdapat beberapa penduduk yang mengembangkan usaha di bidang jasa dan perdagangan sebagai sumber mata pencaharian mereka. 

Usaha di bidang jasa seperti usaha konveksi, barbershop, laundry dan usaha di bidang perdangan seperti toko sembako,  pakaian. Usaha pedagang pakaian tersebut menjual macam-macam pakaian kebutuhan sehari-hari masyarakat. 

Pemasaran untuk usaha pakaian tersebut di desa Sumbersari masih bersifat konvensional atau para pelaku usaha masih menawarkan dagangan nya secara langsung atau menunggu customer untuk datang membeli, Disini para pelaku usaha masih kurang mengenal dengan era system pemasaran online (digital marketing) dan cara pengemasan produk juga kurang mengikuti era kekinian. 

Penggunaan digital marketing dan inovasi pengemasan ini begitu penting mengingat sekarang semuanya serba online sehingga lewat media online ini dapat digunakan alat mempromosikan suatau produk kepada konsumen yang tersebar disuluruh wilayah baik desa sumbersari atau luar desa tersebut.

Identifikasi Permasalahan

Usaha pakaian sendiri memiliki persaingan bisnis yang tinggi dan sampai saat ini masih belum bisa diupayakan secara maksimal. Banyak para pelaku usaha yang mengalami masalah internal senndiri sehingga sulit untuk mengembangkan usahanya agar lebih maju Permasalahan yang terjadi saat ini dunia sedang mengalami musibah adanya Pandemi Covid-19, secara tidak langsung hal tersebut mempengaruhi dalam penjualan karena semua harus dilakukan dengan cara online. 

Sistem pemasaran yang masih menggunakan cara konvensional tidak bisa terus- menerus dipakai karena custumer pasti akan kesulitan ke tempat usaha pakaian karena masa pandemic Covid-19 sehingga penjualan menurun.

Mencermati akan hal ini, maka saya, Achmad Ithman Azhari Mahasiswa Universitas Jember yang melaksanakan progam KKN( Kuliah Kerja Nyata) Back to Village di Desa Sumbersari tertarik untuk membatu para pelaku usaha pakaian untuk keluar dari permasalahan pemasaran yang masih bersifat kovensional dan menginovasi pengemasan produk pakaian sehingga menbantu omset penjualan yang menurun serta mengajak para pelaku usaha pakaian untuk melakukan inovasi kreatif terhadap digital marketing dan pengemasan agar dapat merambah pemasaran dengan menggunakan manfaat media online.

Program Kerja (Proker) KKN Back to Village

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk Kuliah Kerja Nyata(KKN) back to Village di Desa Sumbersari, Kabupaten Jember dilaksanakan secara online pada tanggal 11 Agstus 2021 sampai 10 September 2021. 

Kegiatan ini betujuan untuk membantu wirausaha pakaian agar bisa bertahan bisnisnya diera pandemic Covid-19 dengan menggunakan strategi pemasaran digital marketing serta menginovasi pengemasan agar bisa memasarkan produk lebih luas melalui media online.

Metode pelaksanaan yang digunakan untuk mencapai tujuan adalah dengan melakukan pelatihan dan pembimbingan secara optimalisasi bisnis secara online dengan inovasi yang kreatif di media social dan pengemasan produk. Media social yang digunakan bisa berupa whatsaap bisnis, instragam, faccebook dan shopee. 

Perencaan proker yang saya lakukan yaitu membuka wawasan baru bagi pelaku usaha pakaian di desa Sumbersari selama memasarkan usahanya dan memperbaiki pengemasan agar lebih menarik sehingga bisa menarik perhatian segala golongan masyarakat. 

Target dari Kegiatan KKN ini adalah memperluas jaringan pemasaran dan inovasi kreatif pengemasan usaha pakaian agar dapat dikenal oleh masyarakat luas dengan memanfaatkan media online dan internet.

Adapun pelatihan dan pembimbingan dilakukan dengan beberapa kegiatan diantaranya memberikan pendampingan secara bertahap dan memberikan perbaikan terhadap pengemasan agar lebih kreatif dan inovatif serta merncang pemasaran yang menarik dengan aplikasi sehingga nantinya dapat digunakan dalam penjualan media social secara online dan yang terakhir mengadakan evaluasi dari implemntasi kegiatan yang sudah dijalankan dan melihat seberapa efektif penerapan digital marketing untuk membantu pemasaran dan penjualan produk.

Pada tahap perencanaan ini diidentifikasikan permasalahan usaha pakaian di Desa Sumbersari terkait dengan penurunan omset yang dialami karena pandemi covid-19, serta memberikan informasi mengenai pelaksanaan pengabdian baik konsep pelaksanaan kegiatan maupun solusi yang akan dilakukan untuk mengoptimalkan bisnis usaha kuliner yang ditekuni sasaran. 

Demikian juga didiskusikan langsung dengan sasaran mengenai perencanaan program yang akan di realisasikan. 

Terkait dengan program kerja pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk Kuliah Kerja Nyata (KKN) Back to Village di Desa Sumbersari, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember, dapat dicermati pada: (1) Model Canvas Pelaksanaan KKN Back to Village di Desa Sumbersari & (2) Model Dampak (Impact) Pelaksanaan KKN Back to Village di Desa Sumbersari.

Model Canvas Pelaksanaan KKN Back to Village di Desa Sumbersari

Model Dampak (Impact) Pelaksanaan KKN Back to Village di Desa Sumbersari (Dokpri)
Model Dampak (Impact) Pelaksanaan KKN Back to Village di Desa Sumbersari (Dokpri)

Kegiatan Pelatihan Kepada Sasaran KKN Back to Village 3 (Dokpri)
Kegiatan Pelatihan Kepada Sasaran KKN Back to Village 3 (Dokpri)

Tahap pelaksanaan program kerja dilakukan dengan pelaku usaha pakaian sebagai sasaran kegiatan. Pada pelaksanaan program kerja tersebut terbagi ke dalam empat minggu, dimana setiap minggunya terdapat fokus kegiatan tersendiri. 

Kegiatan pada minggu pertama adalah mengumpulkan dan mempelajari data potensi desa, melakukan perkenalan dengan sasaran, mendiskusikan permasalahan dengan sasaran di masa pandemi Covid-19, mendiskusikan dengan sasaran terkait dengan program mengatasi permasalahan yang dihadapi sasaran, mendiskusikan dengan sasaran terkait dengan program kerja KKN guna mengatasi permasalahan yang dihadapi sasaran tersebut.

Pada minggu kedua dilakukan kegiatan pelatihan untuk sasaran pelaku usaha pakaian. Kelas pelatihan yang dilaksanakan selama KKN terselenggara dua kali secara offline (tatap muka) dengan pemateri saya sendiri. Pelaksanaan secara offline tetap memperhatikan protokol kesehatan sesuai dengan anjuran dari LP2M. 

Dalam membantu melaksanakan program kerja disusulah materi pelatihan yang akan dijadikan sarana pelatihan kepada sasaran. Pelaksanaan pelatihan terbagi menjadi dua kali sehingga dilakukan selama dua hari dimana setiap harinya berfokus pada materi yang berbeda.

Kegiatan pada hari yang pertama adalah memaparkan tentang digital marketing dan bagaimana mengembangkan pengemasan pada packagingnya pada pandemic Covid-19. 

Materi ini berisi tentang segala hal tentang digital marketing dan bagaimana dapat memasarkan digital marketing dengan baik sehingga bisa diterima oleh customer serta mengembangkan inovasi pada packagingnya karena dapat menarik minat segala golongan masyarakat baik kalangan muda ataupun orang tua. 

Kegiatan pada hari kedua adalah memaparkan tentang media social apa yang akan dipakai untuk digital marketing karena digital marketing terdapat berbagai macam sehingga harus lebih focus ke salah satunya. Materi ini meliputi bagaimana sasaran dapat membuat media social yang banyak digunakan oleh masyarakat digunakan untuk pemasaran dan sarana jual-beli pakaian.

Dokpri
Dokpri

Pemaparan materi pertama tidak ada kendala sama sekali karena sasaran pelaku usaha dapat mengikuti dengan cermat dan dapat memahami materi yang disampaikan tetapi pada pelatihan materi yang kedua terdapat kendala yaitu pelaku usaha kurang memahami media online atau media social sehingga harus dijelaskan dan mengedukasi secara perlahan tentang media ssosial dan langkah-langkah yang harus dilakukan. 

Kendala tersebut juga diatasi dengan mempraktekkan secara langsung bagaimana cara menggunakan media social sehingga diharapkan kedepannya pelaku usaha dapat paham.

Harapan dari hasil kegiatan ini ialah sasaran dapat mempertahankan apa yang telah saya buat serta yang saya ajarkan terkait tips-tips inovasi maupun strategi mengembangkan usaha pakaian melalui digital marketing dan cara peggunaan akun media sosial agar dapat mempergunakannya serta mengembangkan terus pemasaran dan penjualan pakaian melalui media sosial agar dapat menambah omset yang menurun.

Kegiatan Pendampingan Kepada Sasaran KKN Back to Village 3

Pada minggu ketiga adalah kegiatan pendampingan dengan sasaran yaitu pelaku usaha fashion/pakaian sebagai sasaran kegiatan. 

Pada pelaksaan kegiatan pendampingan terbagi menjadi empat hari yaitu dengan membuat akun toko di aplikasi e-commerce, memberikan logo toko agar dapat menjadi pembeda dari brand lain, mendampingi sasaran saat membeli bahan-bahan baku yang akan dibutuhkan untuk pengembangan packaging pakaian agar saat ada customer melakukan pemesanan secara online dengan system delivery aman dan lebih efisien.  

Pengemasan yang menarik dan tepat dimana diminati oleh banyak konsumen, karena kebanyakan konsumen lebih akan melihat dari tampilan luarnya terlebih dahulu.

Pada hari pertama yaitu membantu target sasaran untuk membuat akun toko di aplikasi e-commerce yaitu instagram dan facebook. Langkah-langkah awal yaitu pembuatan akun instagram, selanjutnya yaitu mengupload foto produk. 

Karena target sasaran belum mempunyai foto produk sehingga saya membantu target sasaran untuk pengambilan foto produk-produknya dengan menggunakan kamera. 

Sasaran sebelumnya dibimbing mengenai cara memfoto produk dengan angle dan mendapatkan pencahayaan yang baik agar menghasilkan foto yang optimal. Setelah proses pengambilan foto dilaksanakan, kegiatan selanjutnya adalah pengeditan foto dilakukan untuk memaksimalkan hasil foto dan memberikan efek yang sesuai. 

Kemudian, mengupload hasil foto produk di instagram dengan disertai hastag maupun caption yang unik serta menarik sehingga nantinya bisa mendorong konsumen untuk order produk kita.

Pada hari kedua yaitu memberikan logo agar dapat menjadi pembeda dari brand lain. Membuat logo yang sesuai dengan brand produk yang diperjual belikan. Logo ini bisa membantu brand yang diciptakan agar terkesan lebih mewah dan istimewa. Melalui logo, toko bisa membentuk komunikasi melalui tanda yang mudah dimengerti dan diingat oleh setiap orang.

Logo inilah yang nantinya akan jadi identitas dari bisnis toko pakaian. Logo dibuat menggunakan aplikasi canva melalui laptop bersama sasaran. 

Logo untuk produk yang dibuat bersama sasaran berwarna putih yang melambangkan yang identik dengan fashion. Arti dari logo tersebut warna putih serta terdapat bentuk wanita yang melengkung anggun yaitu lebih kesifat perempuan yang feminim dan anggun. Lalu logo yang sudah jadi nantinya dibuat foto profil di akun bisnis instagram dan facebook sasaran.

Dokpri
Dokpri

Pada hari selanjutnya mengikuti sasaran untuk membeli bahan-bahan baku yang akan dibutuhan untuk produksi. Bahan baku yang diperlukan yaitu box hampers, pita,stiker kartu ucapan dan beberapa merchandize. 

Ketika sudah belanja bahan produksi kemudian dibawa ke toko kemudian saya menjelaskan sedikit tentang packaging yang aman dan efisien agar konsumen dapat tertarik dengan toko sasaran pelaku usaha.

Hal terpenting adalah mendapatkan konsumen loyal dengan menjaga hubungan baik salah satunya adalah dengan memberikan penghargaan. Penghargaan dapat diberikan melalui penilaian dengan sistem poin, dan cara-cara yang lainnya.Selanjutnya, menjelaskan tentang cara mengirimkan orderan (pesanan) online kepada target sasaran. 

Untuk mengirim pesanan yang telah di pesan oleh customer secara online, penjual harus mempacking terlebih dahulu sebelum mengirim ke alamat customer. Oleh karena itu, saya juga menjelaskan cara mempacking orderan customer. 

Mempacking orderan customer bisa dibungkus dengan box hampers yang didalamnya kolaborasikan dengan beberapa merchandize, setelah itu menempelkan logo brand dari produk serta memberikan kartu ucapan terimaka kasih kepada costumer.

Pada saat customer memesan melalui instagram dan facebook secara online dan ia melakukan transaksi, maka uang yang dibayarkan atau ditransfer oleh customer akan masuk ke ke rekening pribadi si penjual. Setelah itu produk siap diantar kepada costumer dengan jasa antar barang menjadi lebih efektif dan efisien. 

Selain itu memberi potongan harga 20% bagi pembeli pertama serta melakukan promo pada sebagian pakaian yang dijual. produk yang sudah siap diantar kepada costumer dengan system COD(cash on delivery) apabila customer dekat didaerah tersebut tetapi apabila jauh maka menggunakan jasa antar barang seperti JNE,J&T dan lainnya.

Dokpri
Dokpri

Kendala-kendala yang dialami sasaran selama pendampingan adalah sasaran merasa sulit ketika memberi nama brand yang tepat untuk produknya. Selain itu, juga merasa kesulitan ketika menentukan warna dan logo yang menarik untuk produknya. Sasaran juga masih belum paham mengenai pembuatan akun instagram dan fitur-fitur yang ada di dalamnya. 

Kemudian, pada saat pengambilan gambar produk, sasaran masih bingung dalam menentukan angle yang tepat untuk menghasilkan foto produk yang baik. Seiring berjalan waktu sasaran pasti bakal paham dan terbiasa akan pemakaian instagram, dan pengambilan foto yang tepat untuk menarik minat konsumen. 

Tingkat keberhasilan kegiatan pendampingan tersebut adalah sasaran memiliki inovasi yaitu banana dengan toping oreo, inovasi terkait packingan menggunakan kardus box yang sebelumnya hanya menggunakan plastik serta terdapat merchandise yang unik untuk costomer. 

Selain itu, Toko pakaian yang sekarang sudah memiliki nama brand sehingga mudah diingat oleh masyarakat dan terdapat toko online ZAHRO collection melalui e-commerce instagram dan facebook membantu sasaran untuk memperoleh costomer baru sehingga pendapatan bertambah apalagi di masa pandemi saat ini. 

Keberhasilan pendampingan yang lain yaitu sasaran memiliki foto-foto produk yang menarik untuk diupload di Instagram dan facebook guna memasarkan secara digital.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun