Di era yang serba cepat seperti saat ini, banyak hal yang berlalu-lalang di sekitar kita. Berbagai informasi bertebaran di mana-mana, mulai dari informasi publik sampai pribadi.
Dunia seakan berlari begitu kencang dan banyak orang yang terlihat menggapai berbagai hal begitu cepat. Sedangkan di sisi lain, kita mulai merasa harus ikut bergerak cepat, harus ikut melaju secepat kilat, atau kita akan tertinggal begitu jauh di belakang.
Tidak ada yang salah memang dari tidak ingin tertinggal, tetapi jika kita tidak bisa mengendalikan diri dan terlalu banyak ingin mengejar pencapaian-pencapaian orang lain maka yang akan terjadi pada diri kita adalah perasaan terus tertinggal, overthinking, dan lebih parah dari itu semua, kita akan kehilangan arah dan kehilangan makna dari siapa sih, diri kita.
Lantas setelahnya, kita akan mulai mempertanyakan, sebenernya apa yang saya inginkan, ke depannya saya harus bagaimana? Saya harus sampai di mana, sekarang ini saya di mana, nanti ke mana? Apa yang saya lakukan ini benar atau jangan-jangan salah? Duh, masa depanku cerah nggak, ya? Kalau saya begini nanti bagaimana, ya? Dan, segudang pertanyaan lainnya.
Berbagai pertanyaan yang terus berputar tiada henti dan seakan tidak pernah puas meski telah diberi jawaban, meski orang lain telah menyampaikan saran. Nah, kalau sudah begini apa yang harus kita lakukan?
Di sini, saya akan membagikan sedikit tip yang semoga bisa membantu kamu untuk mengurangi bahkan menghilangkan overthinking, perasaan tertinggal serta mendapatkan kembali dirimu sehingga tidak lagi kehilangan arah.
1. Terima.
Kita harus terima dulu bahwa saat ini kita memang tengah merasa tertinggal, tengah merasa otak dipenuhi tanda tanya, tengah merasa tidak baik-baik saja pun merasa-merasa yang lainnya.
Kenapa harus kita terima? Karena bagaimana kita akan memperbaiki keadaan diri jika kita sendiri belum menerima dan belum mengakui apa sih, yang sebenarnya sedang terjadi sama kita.
2. Beri jeda.
Tarik napas dulu lalu embuskan. Lakukan beberapa kali sampai kamu lebih tenang dan sedikit lega. Setelahnya berhentilah berpikir, biarkan otakmu istirahat barang sejenak.
Gunakanlah beberapa detik, berapa menit, berapa jam, atau berapa pun waktu yang kamu butuhkan untuk menenangkan pikiran. Biarkan dirimu rileks terlebih dahulu. Tidak masalah untuk rehat sejenak. Cobalah mencari udara segar di luar atau cobalah memakan cokelat, es krim, atau apa pun itu yang bisa membuatmu nyaman–selama bukan hal-hal yang dilarang.
Tidak masalah jika kamu ingin pergi dari keramaian, tetapi itu bukan berarti kamu boleh menarik diri dari lingkungan, ya. Itu dua hal yang berbeda.
Kemudian, pastikan kamu mengambil jeda dalam waktu yang sewajarnya. Jangan sampai kelamaan merenung dan berakhir menunda banyak pekerjaan. Kalau seperti ini namanya kabur dari kenyataan dan kewajiban.
3. Ingat kembali tujuan.
Kalau kamu adalah orang yang pernah menuliskan tujuan-tujuan hidupmu sebelumnya maka bukalah kembali catatan-catatan itu. Bantu dirimu mengingat kembali tujuan dengan itu.
Namun, jika kamu bukan orang yang pernah menuliskan tujuan sebelumnya maka sekarang merenunglah dan tanyakan pada dirimu sendiri apa hal-hal yang sebenarnya kamu inginkan. Di sini, kamu hanya perlu jujur pada diri sendiri. Memang bukan hal yang mudah, tetapi saya percaya kamu bisa!
Jika kamu sudah mengingat dan menemukan kembali tujuanmu, catat ya dan akan lebih bagus jika dipajang di tempat yang mudah terlihat supaya kamu selalu ingat.
4. Bersyukur.
Bersyukurlah untuk apa-apa yang telah kamu miliki dan apa-apa yang belum kamu miliki. Berhentilah melihat keluar, lihatlah dirimu sendiri. Perhatikan baik-baik, bukankah ada begitu banyak hal yang bisa kamu syukuri? Di antaranya, kamu masih bisa melihat dan masih bisa membaca artikel ini, kamu juga masih bisa bernapas, kamu masih hidup, dan masih ada banyak lagi.
Kagum dan termotivasi akan pencapaian orang lain itu boleh, tetapi jangan membandingkan dirimu dengan mereka. Bisa-bisa kamu akan mulai merendahkan diri sendiri pun merasa iri. Ingat untuk selalu fokus pada tujuanmu, ya! Dan bersyukurlah kepada-Nya atas segalanya. Bukankah Dia tidak mungkin menciptakanmu dengan sia-sia?
5. Bergerak!
Satu-satunya cara terbaik untuk menghilangkan rasa tertinggal, overthinking, dan kehilangan diri sendiri adalah dengan terus bergerak.
Mungkin kamu akan gagal, kamu akan jatuh, kamu akan banyak melakukan kesalahan. Namun, itu jauh lebih baik daripada kamu hanya diam. Karena semakin kamu berdiam diri, berbagai pertanyaan dan emosi negatif akan lebih mudah menghampiri.
Teruslah bergerak dan teruslah meminta bantuan kepada-Nya. Selama yang kamu tuju adalah hal-hal baik pun demi rida-Nya maka kamu akan mendapatkan hal-hal yang memang terbaik untukmu.
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H