Mohon tunggu...
Azhar BancarCaraka
Azhar BancarCaraka Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya menyukai musik, film, olahraga, budaya, filsafat, isu sosial dan politik

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Menempuh Jalan Modern dalam Mencegah dan Merehabilitasi Penggunaan Narkoba

13 Mei 2024   10:48 Diperbarui: 13 Mei 2024   10:51 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Dalam dunia kesehatan, teknologi akan selalu mendapat perhatian khusus dari para pengembang dan pemangku kepentingan. Teknologi mengantarkan bidang kesehatan menuju jalan pintas dari penyelesaian serta pencegahan masalah-masalah kesehatan yang timbul di masyarakat. Tidak heran jika pemerintah terus mendorong terciptanya berbagai teknologi dalam bidang kesehatan.

Salah satu hal yang perlu mendapat perhatian khusus dari pemerintah adalah masalah narkotika dan obat-obatan terlarang (Narkoba). Ajakan untuk memerangi narkoba, harus diiringi dengan metode-metode, serta teknologi modern untuk menyelesaikan masalah narkoba di negeri ini.

Narkoba harus dipandang sebagai sebuah masalah kesehatan, bukan hanya masalah hukum. Jika hanya dipandang sebagai sebuah masalah hukum, penyelesaian masalah narkoba tentu akan berorientasi pada tindak hukum yang diberlakukan pada aktor-aktor yang terlibat dalam bisnis haram ini.

Berdasarkan data dari Badan Narkotika Nasional (BNN) (dalam aruvana.id, 2023), terdapat 70% pengguna narkotika mengalami relapse (kambuh) setelah menjalani tahapan rehabilitasi. Sedangkan berdasarkan data dari National Institute on Drug Abuse (NIDA), setidaknya 40-60% pengguna narkotika yang mengalami relapse baik di tengah masa rehabilitasi, maupun sesudahnya.

Keadaan ini bisa terjadi akibat penanganan yang masih berorientasi pada masalah sanksi bagi para pengedar maupun pengguna. Kesembuhan bagi para pasien rehabilitasi harus dipandang serius agar memberikan kesadaran kepada masyarakat tentang penggunaan narkotika dari segi klinis.

Teknologi Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika

Dalam sebuah kajian yang dilakukan di Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia (Suseno & Sukihananto, 2023) yang meneliti pemanfaatan teknologi dalam mencegah sekaligus mempromosikan gerakan anti narkoba, menemukan bahwa terdapat pengembangan teknologi berbasis website dan android.

Sebagian teknologi tersebut telah digunakan digunakan oleh beberapa lembaga seperti BNN untuk memberikan informasi pencegahan penyalahgunaan narkoba. Dalam hal ini, BNN memaksimalkan website sebagai platform utama dalam memberikan penyuluhan dan penyebaran informasi (Suseno & Sukihananto, 2023).

Akan tetapi, jika berkaitan dengan platform android, beberapa teknologi masih perlu untuk terus didorong. Salah satu lembaga yang memerlukan dorongan lebih untuk meningkatkan layanan dengan menggunakan teknologi adalah Institusi Penerimaan Wajib Lapor (IPWL). Masalah utama yang dihadapi oleh IPWL sendiri merupakan kompleksitas administrasi terutama dalam memberikan layanan rehabilitasi.

Suseno dan Sukihananto (2023) sendiri menyebutkan bahwa dengan menggunakan sistem website dan android, IPWL dapat lebih mudah untuk memberikan informasi mengenai rehabilitasi, serta permohonan pengajuan rehabilitasi akan lebih mudah dilakukan. Selain itu, teknologi ini juga bermanfaat dalam proses pasca-rehabilitasi yaitu untuk melakukan pemantauan secara berkala.

Selain teknologi informasi dan komunikasi berbasis website dan android, BNN juga menerapkan teknologi berbasis internet untuk melakukan pelacakan terhadap distribusi narkoba. Banyak teknologi yang digunakan oleh BNN termasuk citra untuk memetakan penyebaran narkoba.

Teknologi dalam Rehabilitasi Narkoba

Walaupun pola komunikasi kesehatan sudah bergerak pada pendekatan preventif (pencegahan), akan tetapi komunikasi dengan pendekatan pemulihan tetap perlu dikaji secara mendalam. Tingginya angka pengguna narkoba menjadi alasan masih diperlukannya perkembangan teknologi dalam melakukan rehabilitasi. Selain itu, tingkat relapse yang tinggi juga harus dipandang sebagai sebuah masalah yang serius.

Mengutip dari aravuna.id (2023), virtual reality (VR) dapat dijadikan sebuah platform untuk mengoptimalkan proses rehabilitasi dan mengurangi tingkat relapse, terutama pasca rehabilitasi yang menjadi masa-masa rentan bagi para pasien rehabilitasi.

Dalam artikel tersebut (aruvana.id, 2023) disebutkan bahwa terdapat berbagai cara untuk menerapkan teknologi VR dalam rehabilitasi narkoba. Cara-cara tersebut meliputi; detoksifikasi zat adiktif, pelatihan menghadapi pemicu relapse, pelatihan batasan diri, personalisasi metode terapi, dan relaksasi pasca rehabilitasi.

Pada dasarnya, cara-cara ini dibagi dalam dua kategori besar, yaitu saat proses rehabilitasi, dan pasca proses rehabilitasi. Dalam kategori pasca rehabilitasi, VR yang digunakan akan lebih bersifat universal. Teknologi ini akan membantu dari sisi pemantauan pasien, dan memberikan pengarahan-pengarahan terhadap perilaku yang bertujuan untuk mencegah proses relapse terjadi. Sedangkan dalam kategori saat rehabilitasi berlangsung, teknologi VR akan lebih bersifat personal yang telah disesuaikan dengan kebutuhan dari pasien. Misal dalam proses detoksifikasi zat adiktif, tentu akan disesuaikan dengan jenis dan kadar dari narkoba yang dikonsumsi. Proses ini menggunakan Virtual Cognitive Based Therapy (VCBT) yang berfokus pada kondisi mental pasca kecanduan.

"Memberikan sugesti" berbasis teknologi virtual mungkin adalah cara kerja utama dalam VR membantu proses rehabilitasi. Tentunya hal ini merupakan sebuah perkembangan teknologi komunikasi kesehatan.

Kesimpulan

Teknologi dalam kesehatan tidak selamanya berbentuk robot, obat-obatan, maupun vaksin terbaru, tetapi juga berupa kebaruan dalam bidang komunikasi kesehatan. Di dalam teknologi pencegahan dan rehabilitasi narkoba, secara umum teknologi berbentuk VR yang berpusat pada pemberian sugesti atau mengkomunikasikan petunjuk kepada pasien untuk mencegah terjadinya relapse terutama di fase rawan yaitu pasca rehabilitasi. Selain itu, VR juga bisa digunakan untuk mendeteksi dan melakukan detoksifikasi narkotika dalam tubuh pasien. Tidak hanya VR, tetapi teknologi juga berupa perangkat lunak yang berfungsi untuk melakukan pencegahan dan administrasi proses rehabilitasi.

Daftar Pustaka

Aruvana Virtual. (2023, Maret 9). Penerapan Virtual Reality untuk Rehabilitasi Narkoba. aruvana.id. Retrieved Mei 10, 2024, dari https://aruvana.id/virtual-reality-untuk-rehabilitasi-narkoba/

Suseno, A. (2023). PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI BERBASIS WEBSITE DAN ANDROID SEBAGAI MEDIA PELAPORAN DAN PROMOSI ANTINARKOBA: LITERATURE REVIEW. Jambi Medical Journal: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, 11(1), 1-9.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun