Dilansir dari Tribunjateng.com (29/4/2021), Ali Kabiay selaku tokoh pemuda Papua menjabarkan perbedaan KKB dan OPM itu sendiri. Menurut Kabiay, OPM merupakan organisasi yang telah lama punah dan yang kini melakukan tindak terorisme di tanah Papua saat ini adalah KKB. OPM sendiri merupakan organisasi yang dibentuk sebagai wadah untuk melakukan gerakan pro-kemerdekaan Papua. Tidak semua unsur dalam OPM melakukan aksinya dengan senjata dan kekerasan. Banyak diantara mereka yang bergabung dengan OPM sebagai simpatisan dan pendukung dari gerakan tersebut.
Sedangkan KKB merupakan istilah yang dibuat oleh TNI-POLRI untuk kelompok separatis yang melakukan aksinya dengan mengangkat senjata. Diantara unsur-unsur yang ada di dalam OPM, terdapat kelompok bersenjata yang memperjuangkan kemerdekaan Papua dengan mengangkat senjata. Kelompok tersebut adalah Tentara Pertahanan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN-OPM). Hal ini membuat aparat keamanan negara memberi mereka label Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Tujuan utama dari pemberian nama tersebut adalah agar lebih mudah untuk mengidentifikasi pelanggaran yang dilakukan oleh TPN-OPM. Mereka yang tertangkap akan langsung ditahan atas tindak kriminal yang mereka lakukan.
Jika berbicara tujuan, KKB memiliki tujuan awal yang selaras dengan OPM, yaitu untuk memperjuangkan kemerdekaan Bumi Cendrawasih dari Ibu Pertiwi. Hal ini dikarenakan KKB pada awalnya masih merupakan bagian dari OPM. Gerakan yang mereka lakukan pada mulanya adalah melakukan serangan langsung kepada pasukan-pasukan aparat keamanan negara. Tujuan serangan-serangan tersebut adalah untuk mempertahankan organisasi dan ideologi mereka.Â
Tetapi pada saat ini, gerakan yang dilakukan oleh KKB lebih berfokus pada penyebaran teror terutama pada warga sipil. Sebagian besar sasaran dari tindak kriminal yang dilakukan KKB adalah warga sipil serta proyek-proyek maupun jaringan logistik yang memiliki pengaruh bagi kesejahteraan rakyat Papua itu sendiri. Punahnya OPM, membuat KKB menjadi bergerak masing-masing dan terbagi menjadi beberapa kelompok.Â
Salah satu kelompok yang menjadi momok bagi masyarakat adalah Kelompok Egianus Kogoya yang kerap melakukan teror di Kabupaten Nduga. Dilansir dari Kompas.com (11/2/2023), terdapat lima kelompok besar KKB yang beroperasi di Papua. Kelompok-kelompok tersebut berada di bawah kepemimpinan Lekagak Telenggen, Egianus Kogoya, Jhony Botak, Demianus Magai Yogi, dan Sabinus Waker. Tetapi yang menjadi kelompok paling berbahaya adalah kelompok Lekagak Telenggen dan Egianus Kogoya.Â
Pada dasarnya, tujuan besar dari kelompok Egianus adalah membebaskan diri dari NKRI. Tetapi tujuan penyerangan dan tindak kriminal yang dilakukan oleh Egianus adalah untuk memberikan peringatan kepada pemerintah agar tidak bermain-main dengan KKB. Oleh sebab itu, banyak pergerakan yang bersifat menyerang proyek pemerintahan dan melakukan sandera.
Tragedi Susi Air
Keganasan kelompok Egianus kembali membuktikan keseriusan mereka dalam melakukan aksi teror. Sudah hampir dua bulan yang lalu atau tepatnya pada tanggal 7 Februari 2023, kelompok Egianus melakukan sabotase terhadap pesawat Susi Air. Selain menyabotase dan membakar pesawat tersebut, kelompok Egianus juga menyandera pilot pesawat bernama Philips Methrtens dan juga lima penumpang lain.
Dilansir dari Kompas.com (10/2/2023) Irjen Mathius D. Fakhiri selaku Kapolda Papua menyebutkan bahwa aksi sabotase ini berkaitan langsung dengan penyerangan 15 pekerja bangunan Puskesmas Paro yang dilakukan oleh kelompok Egianus. Dirinya berpendapat bahwa kelompok Egianus mengira bahwa pesawat tersebut merupakan upaya penyelamatan 15 sandera tersebut. Serangkaian penyanderaan tersebut membuktikan bahwa KKB tidak segan-segan untuk melakukan tindakan berbahaya demi melindungi eksistensi kelompoknya.Â
Penutup