Pembangunan Jurassic Park akan memerlukan lahan yang mana lahan tersebut merupakan tempat tumbuhnya berbagai jenis pohon seperti Kesambi, Asam, dan Bidara yang menghasilkan sumber makanan bagi berbagai satwa seperti Monyet Ekor Panjang. Pembangunan Jurassic Park tentu akan mengurangi dan bahkan menghilangkan sumber makanan bagi satwa tersebut. Jadi sumber makanan bagi Komodao juga ikut terancam karena hewan buruan dan sumber makanan bagi Komodo akan berkurang.Â
Selain itu, dengan pembangunan Jurassic Park, mengancam tempat berlindung bagi anak Komodo dari ancaman karena anak Komodo memiliki insting memanjat pohon selama beberapa tahun memakan serangga dan reptil lain yang lebih kecil seperti cicak dan kadal untuk bertahan dari berbagai ancaman seperti Komodo dewasa yang ingin menyantap anak Komodo. Selain itu, lokasi pembangunan tersebut juga merupakan tempat tinggal bagi hewan-hewan liar seperti Kuda Liar, Babi Hutan, dan Kerbau Liar yang mana hewan-hewan tersebut merupakan sumber makanan utama bagi Komodo. Dengan pembangunan Jurassic Park maka akan merusak keseimbangan ekosistem di sekitarnya karena kehadiran banyak manusia akan menganggu kehidupan satwa-satwa di kawasan tersebut.
Selain itu, ada ancaman dan potensi gangguan lain seperti akan terjadi perubahan bentang alam yang menganggu keseimbangan biodiversitas alam yang akan mengancam ketersediaan air tanah sehingga jumlah ketersediaan air bersih di kawasan ini akan berkurang. Selain itu, pembangunan tersebut akan meninggalkan sampah dan limbah yang menimbulkan pencemaran dan akan menganggu ekosistem dan kehidupan satwa dan biota laut jika tidak terkelola dengan baik.
Pembangunan ini  juga dapat menimbulkan konflik sumber daya lahan dan sengketa sumber daya air dengan masyarakat sekitar. Kontradiksi ini muncul karena wilayah administrasi kota dapat menyusut akibat privatisasi. Maka pembangunan tersebut sudah sepantasnya dikaji pengaruhnya terhadap alam dan lingkungan secara lebih dekat, terlebih ini merupakan Kawasan Taman Nasional.
Ekowisata merupakan bagian dari pariwisata yang mempunyai berbagai efek positif dan efek negatif. Pemerintah dan stakeholder berperan penting untuk memahami berbagai potensi dan membangun ekowisata sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan agar ekowisata dapat terwujud dengan baik.
Selain itu, seiring dengan berjalannya waktu permintaan terhadap ekowisata semakin meningkat sehingga sumber daya alam asli akan semakin terbatas. Pelaksanaan ekowisata harus berfokus kepada sustainable development baik dari aspek ekologi, ekonomi dan sosial budaya.Â
Dengan itu, diharapkan ekowisata dapat memberikan keuntungan baik dari negara, daerah maupun masyarakat serta dapat diterima secara sosial dan budaya serta para stakeholder yang berkaitan dengan ekowisata. Melaksanakan ekowisata dengan sesuai guna menghindari kerusakan lingkungan yang dan guna menjaga sumber daya alam tetap terjaga dan menghindari kelangkaan dan kelestarian ekologi dapat tercapai.
Namun, permasalahan muncul dikarenakan pemerintah masih belum berperan secara optimal dan sistem kebijakannya belum terlalu memahami ekowisata secara komprehensif walaupun pemerintah sudah berperan dalam mengakomodir kepentingan lingkungan dan sudah ditetapkan undang-undang yang terkait dengan konservasi alam dan ekowisata.
Masyarakat dan pemerintah daerah masih menganggap kontribusi ekowisata di Indonesia masih kecil. Masyarakat lokal harus mendapatkan keuntungan finansial dari pengembangan ekowisata. Secara umum, masyarakat masih terpinggirkan dalam pengembangan ekowisata. Ketika masyarakat menerima manfaat ekonomi dan terlibat dalam kegiatan ekowisata, masyarakat peduli, dan merasa bertanggung jawab atas kelestarian sumber daya ekowisata dan melindunginya.
Referensi :
Baroroh, K. (2020, August 13). PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH EKOWISATA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SMA. Jurnal Ekonomi Dan Pendidikan, 16(2), 69--80. https://doi.org/10.21831/jep.v16i2.33268