Mohon tunggu...
Azfa Muzayyin XII_MIPA_2
Azfa Muzayyin XII_MIPA_2 Mohon Tunggu... Lainnya - Sedang mencoba menjadi artist yang professional walaupun gambarannya aneh-aneh

Nama Saya Adalah Azfa Muzayyin Ramdhan. Bersekolah di SMAN 1 Padalarang berumur 18 tahun, sedang menyukai bidang seni yaitu seni menggambar. Ntah apakah tulisan saya menarik itu pilihan anda, yang pastinya saya menulis karena 2 hal, 1 yaitu hal pertama adalah karena tugas yang diberikan (Novel Sejarah) harus di upload dalam situs ini maka saya membuat akunnya. hal kedua mungkin akun ini ntah akan terus berlanjut saya gunakan atau tidak.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kursi Roda Hana

1 Maret 2022   20:10 Diperbarui: 1 Maret 2022   20:25 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cover Novel Kursi Roda Hana

Angin berhembus dari jendela kelas dengan sejuk. Hari itu aku sedang melamun sembari mendengarkan musik yang ku suka. Kebetulan saat itu juga jam pelajaran kedua, guru matematika tidak bisa hadir dalam kelas alhasil pada hari itu menjadi jam kosong. Tentu hal itu sebuah kesenangan tersendiri, siapa yang tidak suka jam kosong dikelas? Orang yang tidak suka akan hal itu, dia pasti tidak suka bersyukur terhadap apa yang diberi.

Diriku dikelas memang kurang akrab dengan teman-teman kelas. Bukannya aku tidak mau berbaur tapi hanya saja aku tidak mengerti dengan topik yang biasa mereka bicarakan.

Kemudian diselang-selang jam tersebut, tiba-tiba saja masuk Bu Ani yang saat itu wali kelas. Seisi kelas yang tadinya ribut, langsung diam kondusif untuk mendengar apa yang akan disampaikan Bu Ani.

“Baiklah anak-anak, kebetulan pelajaran Pak Budi kosong, ibu pinjam dulu waktunya ya... ini ada pengumuman” Ucap Bu Ani.
“Pengumuman apa bu?” tanya salah seorang anak dikelas. “Dikelas ini ada kedatangan murid baru. Sebentar, ibu panggil dulu anaknya” jawab Bu Ani. Seisi kelas kembali ribut membicarakan siapa murid baru tersebut. Bu Ani kembali ke kelas sembari membawa kursi roda dengan seorang murid perempuan. Semua murid terheran-heran kenapa murid tersebut menaiki kursi roda

“Silahkan perkenalkan diri dulu” Ucap Bu Ani kepada murid tersebut.

                Dengan gugup murid tersebut memperkenalkan diri. “Halo semuanya, nama saya Hana ” Ucapnya dengan malu-malu. Lalu Bu Ani pun kembali menyeru “Mohon perhatiannya! Jadi anak-anak, Hana ini adalah murid pindahan. Hana pindah ke SMA kita karena urusan pekerjaan orang tuanya yang mengharuskan pindah...”. Lalu tiba-tiba saja salah seorang murid memotong penjelasan dan dengan lantangnya bertanya “Ibu! Kenapa dia pake kursi roda segala bu?”. “Gak ada sopan-sopannya anak satu ini, udah masuk SMA kelakuan kayak anak SD” gumam diriku di dalam hati.

                “Baik Diki! Ibu akan jelaskan. Jadi Hana ini kakinya lumpuh karena kecelakaan, jadi mohon bantuannya untuk kalian semua bisa bantu dia supaya nyaman dikelas ini yah! Baiklah untuk sekarang silahkan hana untuk menempati meja yang kosong.” Seru Bu Ani kepada semua murid di kelas. Anehnya dikelas tidak ada yang terkejut ataupun mengasihani terhadap ceritanya. Sungguh aneh.

                Dia pun kemudian menghampiri meja kosong yang berada di samping meja ku. Untung saja jalan untuk lewat ke arah belakang ukurannya pas untuk kursi roda itu masuk. Dia mendorong roda tersebut dengan kedua tangannya dengan santai, tidak terlalu tergesa-gesa. Tas kecil yang ia bawa sudah menggantung di kursi rodanya. Kemudian Bu Ani kembali menyeru lagi “Ohh iya, kalau semisal dia perlu bantuan apa-apa, ibu titipkan kepada Andi saja ya”.

                “Loh.. kenapa harus saya bu?!” tanya kembali pada Bu Ani. Padahal aku hanya ingin mengikuti kelas dengan tenang, kok malah diriku yang harus jadi babu. “Gapapa kan ya Nadim, toh kamu juga ga terlalu aktif di organisasi, mending bantu Hana saja ya?”. Ucap Bu Ani dengan senyum.

                “Ko bisa-bisanya malah aku yang dipilih” gumam diriku dalam hati. Tapi memang ada yang tak beres di kelas ini, terlihat dengan jelas keegoisan mereka walaupun tidak terang-terangan. Guru yang tahu bahwa aku tak ikut eskul manapun membeban kan tanggung jawab ini, pintar sekali guru ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun