Dengan puluhan aksi yang memukau pengunjung TMII Abah Jabrig beserta anggota paguyuban memiliki latihan yang tidak menentu,"Sebenarnya gak ada latihan rutin, cuma sesekali latihan dalam satu atau bulan sebelum tampil," ucapnya.
Saat ini seni Debus dianggap sebagai tampilan budaya yang langka dan jarang. Penampilan seni ini hanya disajikan saat upacara besar dan festival budaya. Para ahli Debus juga jarang ditemukan, kelangkaan dan rasa takut punahnya seni Debus yang akhirnya memberanikan Abah Jabrig untuk menerima murid setelah dirinya selesai menampilkan Debus di sebuah acara 2019 lalu.
"Karena saya juga ingin melestarikan Debus saya akhirnya menerima murid mulai hari itu, makanya acara kayak gini (Dendang Riang Lebaran Uras Rindu Bertemu) buat saya senang karena orang-orang jadi lebih tahu Debus. Soalnya ini kan budaya Indonesia, budaya yang harus kita lestarikan kalau gak mau hilang." ucap Abah Jabrig.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H