Mohon tunggu...
Azarine Azzel
Azarine Azzel Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

...

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Mengatasi Dampak Toxic Parenting dan Membangun Keluarga Harmonis dengan Positive Parenting

12 Desember 2024   14:41 Diperbarui: 12 Desember 2024   15:29 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika dilihat dari hubungan antara orang tua dan anak, penelitian yang dilakukan secara ekstensif mengungkapkan bahwa interaksi orang tua dan anak mencakup semua usaha orang tua dalam mengasuh, membimbing, mendisiplinkan, dan melindungi anak agar dapat tumbuh kembang secara optimal sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat (Pratiwi & Hastuti, 2017).

Pengasuhan mengacu pada segala sesuatu yang harus dilakukan oleh orang tua dalam merawat anak, pendidikan, moral, dll. Tugas orang tua juga sampai pada tahap memenuhi kebutuhan fisik, memberikan yang terbaik dari kebutuhan materi, dan memenuhi kebutuhan emosional hingga psikologi anak.

Macam-Macam Pola Asuh Orang Tua

Pola asuh menurut Diana Baumrind dalam Santrock, J.W (2007), ada beberapa macam pola asuh orang tua, yaitu:

1.Pola asuh otoriter dapat dicirikan dengan fokus pada pembatasan dan hukuman dalam sistem keluarga. Orang tua membuat aturan ketat yang penegakannya cenderung tidak memiliki alternatif selain kepatuhan. Orang tua seperti itu juga cenderung memberikan hukuman fisik, seperti memukul, mencubit, atau bahkan menjewer telinga, memaksakan kehendak mereka tanpa banyak penjelasan. Anak-anak yang dibesarkan dalam pola asuh seperti ini umumnya tidak memiliki kebahagiaan; sebaliknya, mereka cenderung hidup dalam ketakutan akan ketidaksesuaian, menilai harga diri dengan membandingkannya dengan orang lain, dan menunjukkan tanda-tanda perilaku agresif.

2. Pola asuh otoritatif atau demokratis adalah model pengasuhan yang mendorong anak untuk mandiri namun memberikan beberapa batasan dalam aktivitas mereka. Dalam gaya pengasuhan ini, orang tua memberikan kehangatan dan kasih sayang kepada anak-anak mereka. Anak-anak dengan pola asuh otoritatif umumnya lebih bahagia; mereka menjunjung tinggi kontrol diri dan emosi yang lebih baik dan mempertahankan orientasi prestasi yang tinggi. 

3. Pola asuh permisif adalah kasus di mana orang tua terlalu terlibat dalam kehidupan anak-anaknya tetapi tidak mempertimbangkan untuk menetapkan batasan apa pun tentang bagaimana menghadapi mereka. Orang tua seperti ini akan selalu membiarkan anak dan melakukan apa pun yang mereka inginkan, sehingga anak akan menghadapi lebih banyak masalah dalam mengendalikan keinginannya. Orang tua seperti ini juga percaya bahwa anak-anak mereka akan berkembang menjadi individu yang kreatif dan percaya diri. Namun, kenyataannya pengabaian sering kali membuat anak tidak belajar menghargai orang lain, sulit mengatur tindakannya, dan sering melanggar aturan. Anak-anak dapat mengembangkan kecenderungan untuk menjadi sangat egois, kacau, dan mendominasi.

4. Pengasuhan yang mengabaikan adalah model pengasuhan yang demikian, di mana orang tua sama sekali tidak hadir dalam dunia anak mereka. Anak-anak seperti itu merasa paling memiliki rumah tersebut, dan mereka mulai berpikir bahwa kehidupan orang tua jauh lebih penting daripada kehidupan mereka. Anak-anak ini tidak memiliki sebagian besar keterampilan sosial, rasa rendah diri, berpikir di bawah umur, dan biasanya terasing dari keluarga.

Pengertian Positive Parenting

Pengasuhan positif atau Positive Parenting adalah cara pandang pengasuhan anak yang mendorong anak untuk berkembang dengan baik dalam semua kemampuannya - bergerak menuju individu yang ideal, dengan kemampuan intelektual yang baik, kapasitas fisik, stabilitas emosional, kesehatan spiritual dan kehidupan sosial yang baik. Poin utama dalam pengasuhan semacam ini termasuk bersikap positif terhadap anak-anak, mendisiplinkan mereka dalam hal cinta, dan menanamkan moral yang mulia kepada mereka. Pola asuh orang tua memberikan dampak yang sangat besar terhadap sikap anak di masa depan. Tidak diragukan lagi, jika orang tua menerapkan pola asuh yang negatif, anak-anak akan mengembangkan sikap negatif, namun jika orang tua positif mengasuh anak dengan gaya tersebut, maka anak-anak akan tumbuh dan berkembang secara positif.

Menurut Muhammad Fauzil Adhim, pengasuhan yang positif lebih dari sekedar kecerdasan untuk membesarkan anak-anak yang akan tumbuh menjadi pribadi yang mampu mengemban amanah di zamannya jika orang tua mereka sungguh-sungguh mempersiapkannya. Kecerdasan saja tidak dapat menyelamatkan orang tua untuk mengharapkan anak-anak tersebut tetap sukses di dunia namun iman mereka kepada Allah akan selalu kuat. Anak-anak dilahirkan dalam persiapan untuk waktu yang berbeda dengan waktu orang tuanya. Oleh karena itu, orang tua harus memiliki bekal pengetahuan yang luas. Uang atau biaya sekolah di sekolah terbaik tidak akan cukup karena ada banyak hal yang tidak dapat dibeli dengan uang. Oleh karena itu, beberapa anak yang memiliki rumah yang indah di lingkungan yang mewah, masih membutuhkan perhatian, ketulusan, dan kasih sayang, karena jiwa mereka masih sangat lemah.

Pola asuh positif yang baik dapat dilakukan dengan menekankan pada komunikasi konstruktif tentang apa yang boleh dan apa yang dilarang untuk anak-anak. Orang tua tidak boleh berbicara kasar saat melarang anak melakukan sesuatu. Sebaliknya, mereka harus menjadi komunikator yang aktif yang dapat menjangkau anak-anak dengan lebih baik. Jadi, komunikasi yang baik merupakan hal yang penting dalam pengasuhan anak yang efektif.

Pengasuhan Positif mencakup aspek-aspek seperti (Hannifuni'am et al., 2018): 

  1. Konsep dasar: Menjadi landasan dalam pengasuhan positif.

  2. Sikap dasar: Orang tua memerlukan sikap dasar dalam menerapkan pengasuhan positif.

  3. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    5. 5
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Parenting Selengkapnya
    Lihat Parenting Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun