Tidak hanya dalam rangkaian OOC 2018 saja Menteri Susi membersihkan sampah di laut, tetapi dalam berbagai kesempatan beliau memang selalu mengajak masyarakat untuk membersihkan sampah plasti di pantai dari Sabang sampai Merauke.
Langkah kedua adalah dengan menekankan upaya untukk daur ulang sampah plastik. Tentu saja selain mengurangi sampah plastik yang sulit sekali mengurai, gerakan daur ulang ini juga akan menguntungkan dari segi ekonomi dan menciptakan lapangan pekerjaan juga. Upaya mendaur ulang sampah plastik menjadi barang yang bermanfaat tentu akan bernilai ekonomis dan menjadi salah satu solusi yang tepat.
Ketiga adalah dengan merubah pola pikir masyarakat. Tentu ini yang sangat sulit. Masyarakat diimbau agar tidak lagi membuang sampah sembarangan dan mengurangi penggunaan kantong plastik sekali pakai. Meskipun susah, tetapi kita harus optimis bisa merubah kebiasaan buruk yang kita miliki.
Kita bisa mulai dari diri sendiri dengan tidak menggunakan kantong plastik sekali pakai dan tidak membuang sampah sembarangan. Hal-hal kecil yang bisa merubah segalanya.
Ini memang butuh komitmen yang kuat dari kita semua. Tidak butuh hanya sekadar bicara belaka.
Seperti kata John Kerry (lagi), "Karena itu, kami memulai konferensi ini bukan hanya untuk sekadar berbicara, tetapi juga mengambil langkah untuk bertindak, memecahkan solusi dengan mengajak seluruh delegasi dari seluruh negara untuk menyatakan komitmennya serta membagikan pengalamannya yang didasarkan pada penelitian ilmiah, bukan ideologi," kata John Kerry seperti dikutip Kumparan saat berlangsungnya OOC 2018.
Dan, sejak pertama dibentuk 2014 lalu, OOC sudah mencapai sekiitar USD 18 miliar komitmen. Luar Biasa! Semoga kondisi laut kita bisa kembali sehat, sebab laut adalah masa depan kita.
Jadi, mulai hari ini dan seterusnya mari kita berkomitmen untuk menjaga laut demi kehidupan yang lebih baik di masa mendatang. Our Ocean is Our Life, Our Ocean is Our Future. Ayolah, stop jadiin laut sebagai tempat sampah!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H