Mohon tunggu...
Tika Azaria
Tika Azaria Mohon Tunggu... Freelancer - Blogger

Menulis sebagai pekerjaan dan menyalurkan kebahagiaan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Laut Itu Sumber Kehidupan, Bukan Tempat Sampah

31 Oktober 2018   15:52 Diperbarui: 1 Oktober 2021   15:28 599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika ekosistem laut terganggu, ikan akan sulit ditemukan. Lalu, siapa yang kita salahkan? Ya, tentu saja, ujung-ujungnya menyalahkan pemerintah!

Padahal, menjaga laut bukan cuma tugas pemerintah, tapi tugas kita semua, tugas warga dunia!

Memang tidaklah mudah merubah pola pikir dan perilaku kebiasaan masyarakat. Meskipun kantong plastik sudah ditetapkan berbayar di beberapa supermarket, misalnya, tetap saja masyarakat malas membawa tas sendiri dari rumah yang bisa dipakai berkali-kali. Atau ketika banyak yang menyuarakan gerakan kampanye tidak menggunakan sedotan plastik, banyak juga yang memandang sinis dengan bilang, 'itu cuma sedotan plastik kecil, gada ngaruhnya juga,' dan atau kalimat sejenisnya. 

Meskipun itu sebuah langkah kecil, tapi jauh lebih baik daripada tidak melakukan apa-apa sama sekali, bukan?

Untuk itu pemerintah Indonesia mentargetkan mengurangi jumlah sampah plastik di lautan berkurang hingga 70 persen pada 2025.

Tahun 2017 Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengalokasikan dana sebesar Rp 10 miliar untuk menangani masalah sampah plastik. Dengan rincian Rp 2,5 miliar untuk membeli mesin pencacah plastik di 11 titik dan juga membeli mesin kompos organik dari air untuk 6 titik. Sisanya, 7,5 miliar digunakan untuk pelatihan, pembersihan pantai, dan juga sekolah bahari.

Untuk tahun 2018 sendiri KKP mengalokasikan dana sebesar Rp 10 miliar yang prioritasnya untuk penyediaan kapal pengangkut sampah di Labuan Bajo, NTT.

Lalu, bagaimana cara mengurangi sampah plastik di lautan agar target pengurangan 70 persen di tahun 2025 tercapai?

Seperti yang disampaikan oleh Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut KKP, Brahmantya Satyamurti ada tiga aspek yang difokuskan, seperti dikutip dari katadata.co.id.

Pertama, menjaga agar sampah plastik di darat tidak sampai ke laut. Sampah yang sudah ada di laut atau pantai dibersihkan dengan adanya kegiatan pembersihan pantai sebulan sekali program dari KKP.

Terakhir Menteri KKP Susi Pudjiastuti dan Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi memimpin aksi bersih-bersih pantai KUta dalam rangkaian konferensi internasional kelautan terbesar di dunia, Our Ocean Conference 2018 yang diselenggarakan di Bali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun