Mohon tunggu...
Azalea DwiAzZahra
Azalea DwiAzZahra Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Tetaplah menjadi dirimu dengan versi terbaikmušŸ˜½

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Menganalisis dan Memodifikasi Teks Sejarah (Sejarah Kerajaan Majapahit)

29 Oktober 2024   21:06 Diperbarui: 30 Oktober 2024   12:43 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

4. Kata Kerja (Verba) Mental: Terdapat beberapa kata kerja mental, seperti "memikat hati" dan "berharap."

5. Kata Kerja (Verba) Material: Teks ini juga mengandung banyak kata kerja material, contohnya "mendirikan," "menyerang," dan "membunuh."

6. Kalimat Langsung: Teks ini cenderung menghindari penggunaan kalimat langsung, lebih banyak menggunakan narasi.

7. Kata Sifat: Penggambaran tokoh dan tempat dilakukan melalui kata sifat, seperti "besar" (Kerajaan Majapahit) dan "pahit" (pohon maja).

Secara keseluruhan, teks ini sudah mencakup banyak unsur kebahasaan yang sesuai dengan kaidah yang ada.

3. Modifikasi teks sejarah di atas!

Cikal bakal Nusantara lahir dari Kerajaan Majapahit yang berkembang hebat di abad ke-14. "Kerajaan Majapahit merupakan lanjutan dari Kerajaan Singasari yang didirikan Ken Arok," ungkap seorang sejarawan.Ā 

Kerajaan Singasari runtuh akibat pemberontakan Bupati Gelanggelang (Madiun) Jayakatwang pada 1292. Setelah Singasari runtuh, Raden Wijaya melarikan diri bersama tiga sahabatnya, Sora, Nambi, dan Ranggalawe. "Kami harus bertahan dan mencari cara untuk merebut kembali kekuasaan," kata Raden Wijaya kepada sahabat-sahabatnya.Ā 

Raden Wijaya adalah putra pangeran dari Prabu Guru Darmasiksa, Raja Sunda Galuh, sedangkan ibunya adalah putri Mahisa Campaka dari Kerajaan Singasari.Ā 

Di desa Kudadu, Raden Wijaya disambut dan dibantu bersembunyi dari kejaran musuh. "Kami akan melawan, tidak ada yang bisa menghentikan kami," ujarnya penuh semangat. Atas bantuan kepala desa, Raden Wijaya diterima berlindung kepada Arya Wiraja di Sumenep.Ā 

Arya Wiraja kemudian membantu hingga Raden Wijaya diterima Raja Jayakatwang, bahkan diperbolehkan membuka hutan Tarik di Trowulan untuk dijadikan desa. Raden Wijaya menamai desa yang dibangunnya di hutan Tarik dengan Majapahit. "Nama ini terinspirasi dari pohon maja yang tumbuh di sini, buahnya pahit, tetapi kami akan menjadikannya manis," jelasnya. Raden Wijaya berhasil memikat hati penduduk untuk tinggal di tempat baru. Penduduk berdatangan dari Tumapel dan Daha.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun