Bandungan adalah salah satu kecamatan yang berada di bagian selatan Ungaran, Â tepatnya di lereng gunung Ungaran. Untuk sebagian besar masyarakat Jawa Tengah khususnya daerah Kab. Â Semarang pasti sangat familiar dengan daerah tersebut, Â karna Bandungan adalah salah satu kawasan wisata yang sangat diminati oleh sebagian besar masyarakat Jawa Tengah maupun luar daerah.
Terletak di lereng gunung yakni berada di ketinggian diatas 400mdpl menyebabkan kawasan Bandungan memiliki suhu udara yang relatif sejuk.
Kecamatan Bandungan memiliki luas 4823km, Â terdiri dari 9 desa dan 1 kelurahan, yakni Desa Milir, Â Desa Duren, Desa jetis, Desa Sidomukti, Desa Kenteng, Â Desa candi, Â Desa Banyukuning, Desa Jimbaran, Â Desa Pakopen, Â dan Kelurahan Bandungan.
Selain menyajikan pemandangan alam pegunungan yang asri dan begitu indah, Â Bandungan juga memiliki hasil alam yang begitu melimpah.
Keberadaanya di lereng gunung dengan cuaca tropis yang sangat mendukung, Â menyebabkan Bandungan memiliki tanah yang begitu subur, Â sehingga mayoritas masyarakat Bandungan berkecimpung di dunia pertanian, Â dari yang budidaya sayur mayur, Â buah-buahan, Â hingga banyak jenis tanaman bunga di budidayaka disana.
Salah satu kawasan yang memiliki potensi pertanian yang cukup berkembang di Bandungan adalah Desa Candi, Â seluas 587.49H dari 1.082.29H luas keseluruhan Desa Candi tersebut, adalah berupa perkebunan dan ladang.
Hasil alamnya beragam, Â dari segala jenis buah dan sayur, Masyarakat candi juga membudidayakan berbagai jenis bunga, Â sehingga bisa kita lihat disepanjang perjalanan menuju Candi Gedong Songo kita akan disuguhkan warna-warni hasil perkebunan yang Indah.
Salah satu tanaman yangbdi budidayakan dan sangat diminati oleh para petani Desa Candi khusunya dusun Talun contohnya adalah bunga krisan.Â
Bunga krisan atau bunga seruni adalah salah satu tanaman hias pekarangan atau bunga petik, memiliki peminat yang cukup banyak dipasaran dan harga yang cukup menguntungkan membuat krisan banyak dibudidayakan disana.Dibanding jenis bunga lain yang juga terlihat dominan diladang Desa Talun seperti bunga garbera misalnya, Bunga krisan memiliki peluang keuntungan cukup menguntungkan bagi petani, Â perawatannya yang tergolong mudah, Â bunga krisan menjadi andalan disana.
Adapun budidaya di daerah Talun sudah mampu membuat sendiri, bahkan ada beberapa petani disana yang khusus menyediakan bibit, Â jadi para petani bunga krisan di Desa Talun tidak perlu keluar daerah, Â ke bandung misalnya untuk mendapatkan bibit unggul.
Cara budidaya krisan di Desa Talun
Adapun cara budidaya bunga krisan disana dimulai dengan penyiapan benih dari indukan yang sudah disisihkan. Tanaman indukan dipotong, kemudian diberi perangsang akar dari parutan bawang merah dan fungisida.
Para petani di Desa Talun memilih membuat sendiri obat perangsang tersebut dibanding memilih obat racikan pasar yang dinilai akn lebih menambah biaya proses budidaya, Â setelah proses tersebut dilanjutkan dengan proses penyemaian bibit, Â bibit krisan disemai selama 10-15 hari sebelum ditanam. Selama penanaman diperlukan sinar lampu dimalam hari selama 40-50malam.
Untuk perawatanya, Â bunga krisan diberi penyemprotan obat hama 2 kali setiap minggunya, Â lalu ada proses perontokan daun tua kurang lebih 2 kali selama masa tanam, Â untuk 2 bulan awal bunga krisan butuh disiram 2 kali sehari, Â yakni diwaktu pagi dan sore hari. Setelah memasuki umur 2 bulan akhir, Â penyiraman cukup diwaktu sore saja.
Untuk mendapatkan bunga krisan unggulan/krisan kelas A para petani sangat tlaten (rajin) Â membersihkan rumput disekitar tanaman agar nutrisi yang diberikan untuk krisan bisa diterima secara optimal, Â tidak dikuasai rumput disekitarnya. Â Para petani juga tlaten(rajin) Â memeriksa setiap bagian krisan tersebut, Â seperti daunnya, Â batang, Â sampai pada kelopak bunga, Â sehingga jikapun ada hama/penyakit dapat segera diatasi.
Setelah krisan berumur 4 bulan, Â bunga krisan kemudian dipanen, Â para petani biasanya akan memanennya di sore hari kemudian bunga krisan dibuntal koran lalu direndam di air untuk menjaga kesegaran bunga krisan sebelum dipasarkan ketika hari mulai fajar, Â sekitar jam 1-5pagi(pasar pagi)
Adapun klasifikasi krisan dipasaran, biasanya akan digolongkan menjadi 2 kelompok, Â A dan B.
Krisan kelompok A memiliki harga yang relative tinggi dengan kualitasnya yang sangat unggul, Â yakni batang kaku, Â kuat, Â tinggi batang lebih dari 80cm, memiliki daun yang hijau tanpa bekas serangan hama dan memiliki kelopak yang cerah. Â Sementara klasifikasi kelompok B memiliki bekas hama dan kurang baik kualitasnya yang berdampak pada nilai jual krisan tersebut. Yang biasanya hanya 50% dibanding krisan klasifikasi A.
Untuk pemasaran, Â para petani dintalun menjual hasil panennya ke pasar bunga Bandungan, yang perlu diketahui pasar Bandungan tersebut termasuk pasar pusat besar untuk hasil pertanian bunga yang bahkan dari luar kotapun banyak yang mengambil/kulakan bunga di pasar Bandungan tersebut. ''Dan adapun beberapa petani yang mulai mengirim hasil panen krisannya ke luar kota seperti Jakarta, Â Bandung, Â dan sekitarnya'' tutur Dani, Â salah satu petani muda di desa Talun tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H