1. Bias Gender: Beberapa kritikus berpendapat bahwa teori ini lebih menekankan nilai-nilai yang sering dianggap maskulin, seperti keadilan, sementara mengabaikan nilai-nilai yang lebih feminin seperti perhatian dan hubungan antar individu. Carol Gilligan, seorang psikolog, mengemukakan teori alternatif yang lebih fokus pada etika perhatian.
2. Keterbatasan Budaya: Beberapa ahli juga berpendapat bahwa tahap-tahap yang dikemukakan oleh Kohlberg tidak sepenuhnya berlaku dalam budaya non-Barat yang mungkin memiliki pandangan moral yang berbeda.
Namun demikian, teori Kohlberg tetap menjadi salah satu teori paling berpengaruh dalam memahami perkembangan moral di kalangan individu dan masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H