Mohon tunggu...
Ayu Wandira Br Tarigan
Ayu Wandira Br Tarigan Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Kkn-dr UINSU 2020 PIAUD-3/VI

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jurnal Peran Orang Tua dalam Mengembangkan Kreativitas Anak Usia 5-6 Tahun pada Masa Pandemi Covid-19

26 September 2022   10:32 Diperbarui: 26 September 2022   10:53 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Program pendidikan ini memiliki tujuan agar seluruh potensi pada setiap aspek perkembangan anak berkembang secara optimal. Di mana aspek perkembangan anak itu meliputi aspek sosial emosional, aspek agama, aspek kognitif, aspek motorik (motorik halus dan kasar), dan aspek seni.[2]

Kreativitas adalah kemampuan seseorang dalam menghasilkan hal yang baru, dapat memecahkan suatu masalah, dan memiliki ide yang berbeda dengan yang lainnya. Perlu diketahui bahwa orang yang memiliki kreativitas disebut sebagai orang yang memiliki sifat kreatif.

[3] Sebagaimana yang telah dikutip oleh Yuliani Nuraini bahwa Santrock berpendapat tentang kreativitas adalah kemampuan seorang individu untuk memikirkan sesuatu dengan cara-cara yang baru dan tidak biasa, serta seseorang yang kreatif melahirkan suatu solusi unik terhadap masalah-masalah yang dihadapi.[4] 

 Anak yang memiliki kreativitas tinggi lebih mampu bersaing saat menghadapi era globalisasi guna mempertahankan hidup mereka untuk meraih masa depan yang cerah. Kreativitas ada bukan dengan cara instan atau tiba-tiba, melainkan kreativitas harus dipupuk sejak dini, maka dari itu penting untuk mengembangkan kreativitas sedini mungkin. 

Pentingnya kreativitas dalam kehidupan dapat dibuktikan dari penemuan Thomas Alva Edison beliau dikenal sebagai penemu bola lampu pijar yang dinikmati hingga saat ini, itulah buah dari kreativitas.[5]

 Ketika pembelajaran tatap muka dilakukan di sekolah guru menjadi salah satu orang terdekat dengan anak didik setelah orang tua. Bahkan banyak anak yang lebih menuruti perintah guru dari pada orang tua. Oleh karena itu, guru memiliki kesempatan yang besar untuk mengembangkan kreativitas anak di sekolah. 

Salah satu upaya yang dilakukan guru yaitu melalui proses pembelajaran di sentra, baik itu sentra iman dan taqwa, sentra alam, sentra peran, sentra balok, sentra seni, dan sentra ekstra.[6]

 Sedangkan selama pandemi orang tualah yang dituntut untuk dapat merangsang kreativitas anak dan menentukan kegiatan yang cocok dengan usia anak. Salah satunya dapat dilakukan dengan memberikan permainan yang baik  untuk anak, dimana permainan yang tepat harus memiliki unsur kreativitas, karena dapat memberikan kesempatan kepada anak dalam mengekspresikan diri, mendorong pemikiran inovatif, dan imajinasi. 

Selain memberikan permainan, kita sebagai pendidik atau orang tua dalam upaya mengembangkan kreativitas anak harus dapat memberikan kebebasan pada anak untuk bereksplorasi, dapat menghargai dan menghormati keberadaan anak sebagai makhluk individu yang unik dan memiliki kemampuan sesuai dengan perkembangannya, tidak memberikan anak berbagai macam peraturan yang justru mengekang kreativitasnya, serta menciptakan lingkungan yang kondusif agar anak dapat dengan nyaman mengembangkan kreativitasnya.[7]

Susanto, menjelaskan ada beberapa kondisi untuk meningkatkan kreativitas anak, yaitu: 1) menyediakan sarana belajar dan bermain yang dapat merangsang anak melalui dorongan eksperimen dan eksplorasi, 2) lingkungan sekolah yang teratur, bersih, dan indah, hal ini berlaku juga kepada lingkungan rumah, 3) kemenarikan guru dalam mendidik dan memberikan motivasi, dan 4) peran masyarakat dan orang tua untuk mendukung kegiatan pendidikan.[8]

Di atas telah dijelaskan bahwa salah satu kondisi meningkatkan kreativitas anak sebelum adanya pandemi covid-19 dapat dilakukan di lingkungan sekolah tetapi selama pandemi anak tidak bisa belajar di lingkungan sekolah lagi. Melainkan anak harus belajar dari rumah, dengan begitu peran lingkungan sekolah menjadi berkurang dalam mengembangkan kreativitas anak usia dini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun