Sampai di suatu momen, keceriaan berubah menjadi kekhawatiran. Saat melewati jalan turunan, aku menarik gas hingga skuter berjalan dengan sangat kencang dan hampir oleng. Â Teman-temanku di belakang berteriak kencang mengingatkan untuk tidak tarik gas. Aku seketika mencoba melakukan pengereman dengan perlahan meski skuter melaju kencang. Sampai akhirnya aku berhasil mengendalikan laju skuter meskipun hampir terjatuh.
Merasa sedikit trauma, aku berpikir untuk menuntun skuter saja dan beristirahat di pinggir jalan bersama teman-teman. Sembari beristirahat, kami menyempatkan untuk foto bersama sebagai pengabadian momen.
Setelah beristirahat cukup, aku dan teman-teman kemudian memutuskan untuk kembali menuju penyewaan skuter. Dengan lebih hati-hati aku menaiki skuter hingga sampai ke titik awal (tempat penyewaan). Oh iya, sewa skuter ini difasilitasi dokumentasi berupa foto. Jadi, setelah aku dan teman-teman kembali di tempat penyewaan, ada mas-mas yang siap memfoto. Ketika tengah asyik berfoto, terdengar suara gemuruh dan rintikan hujan. Sesi dokumentasi dilakukan dengan terburu-buru dan aku langsung meneduh di tempat penyewaan skuter. Di musim penghujan, sangat disarankan untuk mengunjungi Tlogo Putri pada pagi hingga siang hari. Karena, biasanya hujan akan melanda di waktu sore hari.
Setelah hujan reda, kami pulang dan mengakhiri keseruan di Tlogo Putri. Meskipun terdapat kesialan yang dialami olehku ketika bermain skuter, tidak membuat aku kapok mengunjungi Tlogo Putri. Justru, aku ingin kembali mengunjungi di waktu luang. Sebab, hawa yang dingin dan menyusuri jalanan menggunakan skuter merupakan hal yang sangat menyenangkan. Apalagi, adanya kehadiran monyet-monyet yang cukup menghibur dengan tingkah lakunya yang lucu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H