Mohon tunggu...
Ayu Thalia
Ayu Thalia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Sosiologi

🌻 Belajar, berkarya, berdakwah, dan bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gelora Mahasiswa, Kritisi Gulita, Bangkitkan Semangat Asa

5 November 2021   13:56 Diperbarui: 11 November 2021   12:37 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dinamika persoalan sosial merupakan ketidaksesuaian kondisi dalam sebuah kehidupan bermasyarakat yang cenderung menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat itu sendiri. Kehidupan berbangsa dan bernegara memang tak pernah luput dari persoalan sosial. 

Selama ada masyarakat yang berasal dari latar belakang maupun karakter yang berbeda-beda maka persoalan sosial tak akan lepas dari setiap helaan napas. 

Masyarakat memiliki kepentingan yang berbeda-beda, hal ini seringkali menimbulkan perspektif baru yang ditujukan untuk meraup keuntungan yang dilapis dengan keegoisan tanpa melihat sudut pandang lain yang di mana ada pihak yang harus kecewa dan merasakan dampak dari persoalan sosial yang ada.

Dinamika persoalan sosial semakin mewarnai langit-langit kehidupan, masyarakat dipaksa untuk terus hidup berdampingan dengan segala persoalan. Namun, tindakan dan sempitnya pemikiran masyarakat terkadang membuatnya tak mampu ngekritisi segala fenomena yang melingkupinya. 

Persoalan sosial tak jarang hadir karena, kurangnya edukasi dan pemahaman masyarakat. Namun, tak jarang pula persoalan sosial timbul akibat beratnya realisasi dari kebijakan pemerintah atau pun kelalaian dari pihak internalnya. Seluruh masyarakat, seluruh aparat bahkan mahasiswa memiliki andil dalam terciptanya persoalan sosial namun, jika edukasi yang diterimanya cukup maka solusi dari persoalan sosial mudah untuk ditelusuri.

Persoalan sosial bukanlah topik individu maka dari itu mencari solusi dari setiap persoalannya tak mampu jika hanya menggunakan satu raga bahkan kepala. 

Manusia membutuhkan jiwa-jiwa lain yang mampu memberikan peran untuk ikut berkontribusi, manusia butuh diskusi bahkan setiap dari kita perlu mencari. Banyak jalan menuju Roma maka banyak juga cara untuk menuju solusi, mencapai kesejahteraan masyarakat yang bukan sekadar ilusi. 

Mahasiswa memiliki peran lebih dalam mengkritisi. Pemerintah tak selamanya menjadi gantungan harapan, masyarakat juga tak selamanya berdiam. Peran lebih yang dimiliki mahasiswa sebagai ajang kontribusi untuk negeri tak boleh tertutup oleh debu-debu ekspektasi tanpa adanya visi dan misi.

Setiap mahasiswa memiliki kebebasan dalam berpendapat, bahkan setiap mahasiswa diharuskan untuk selalu berpikir kritis, mampu melihat persoalan dengan sudut pandang yang penuh wawasan. Sebagai mahasiswa hendaknya kita meleburkan diri di kalangan masyarakat untuk melihat lebih dekat bagaimana realita yang sebenarnya. 

Mengedukasi mereka bahwa setiap persoalan hendaknya tak dipikirkan dengan emosi namun, melalui hati nurani, mengesampingkan egoisme dan lecutkan rasa empati. 

Dengan edukasi maka masyarakat akan mengerti bahwa negeri bukanlah ajang perlombaan kesejahteraan keluarga namun, setiap aktivitasnya mampu menorehkan kebahagiaan bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Mahasiswa juga harus mengkritisi persoalan dari beberapa sudut pandang sebagai realisasi dari bentuk keadilan. Pemerintah tak selamanya menjadi runcing paling utama dalam menghadapi persoalan sosial. 

Setiap kebijakan yang diciptakan oleh manusia tak akan pernah mencapai titik kesempurnaan yang sesungguhnya, sehingga dalam mencari solusi kita hanya perlu menyatukan asa memberi kontribusi terbaik. 

Mahasiswa tak selamanya menuntut yang terbaik, terkadang kita juga perlu memberi masukan terbaik sebagai realisasi dari lahirnya kebijakan yang mumpuni dan mampu diterima oleh semua kalangan. Masukan yang baik tak akan tercipta tanpa sebuah pemikiran kritis dari setiap mahasiswa.

Sebagai mahasiswa seharusnya kita peka melihat sejarah, belajar dari para pendahulu bangsa, bagaimana mereka mampu membawa negeri ini menyambut cahaya, meninggalkan gulita. 

Bagaimana setiap jejak kaki rakyat Indonesia bisa menghasilkan sesuatu yang berharga. Bagaimana seorang pemimpin mampu memberikan arahan pada rakyatnya. Kritis bukan soal mampu berbicara dan mengeluarkan seluruh isi kepala. Namun, ini adalah tentang ide dan kontribusi yang bukan sekadar melindungi satu raga tetapi, seluruh rakyat Indonesia.

Mahasiswa tak selamanya terkurung oleh gedung universitas, ada masa ia meninggalkan almamater tercinta dan terjun pada realita. Saat itu berpikir kritis bukan lagi soal berlatih namun, benar benar memberikan pengaruh nyata untuk rakyat Indonesia. 

Berpikir kritis bukanlah sesuatu yang menakutkan tetapi, ia adalah tantangan yang harus bermetamorfosa menjadi kebiasaan. Karena, mahasiswa adalah kunci bagaimana negeri ini selanjutnya.

Mahasiswa yang berintegritas dan kritis adalah mereka yang mampu menjadikan permasalahan sosial sebagai bagian dari hidupnya karena, tak akan ada berpikir kritis jika tak dipaksa oleh realita yang mampu menjadikannya terdesak untuk melahirkan sesuatu yang bermakna. Masukan dari mahasiswa tidak menjadi salah satu bentuk dari proses terciptanya berpikir kritis. 

Banyak mendengar atapun memberikan asupan-asupan yang positif bagi otak kita adalah salah satu cara meningkatkan cara berpikir kritis. Karena, mereka yang berwawasan luas akan lebih mengenal dunia, mengenal karakter masyarakat bahkan mengetahui seluk-beluk persoalan. Maka setiap kita butuh asupan sebelum bekerja. Setiap dari kita butuh latihan sebelum benar-benar menghasilkan.

Mereka yang mampu berpikir kritis maka harus dibarengi dengan benteng integritas yang tinggi. Nilai nilai keseharian dalam masyarakat seharusnya bisa menjadi pelecut bagi seorang mahasiswa untuk terbiasa dengan jalur hidupnya. Kritis tanpa integritas tak akan menjadi apa apa. 

Karena, setiap kepala memiliki perspektif yang berbeda dan setiap manusia bisa memengaruhi bagaimana orang lain memandangnya. Integritas yang tinggi akan membatu kita dalam menyalurkan asa sebagai bagian dari hasil berpikir kritis. 

Maka memahami setiap aturan serta mampu merealisasikan nilai nilai kehidupan itu adalah penting bagi setiap mahasiswa untuk menciptakan generasi yang berintegritas tinggi dan mampu berpikir kritis. 

Organisasi dan segala hal yang berada di dalam gedung universitas adalah sandaran bagi mahasiswa dalam menyalurkan kebebasan berpikir kritis, mengelola apa yang bisa menjadi tanggung jawabnya. 

Melalui keaktifan dalam berorganisasi maka seorang mahasiswa dapat melatih dirinya untuk senantiasa berpikir kritis dan dalam setiap lembaran tanggung jawab adalah diskusi sebagai ajang memperoleh solusi. Itulah pentingnya organisasi bagi pergerakan mahasiswa agar senantiasa berpikir kritis.

Dibalik beratnya beban jabatan maka di sana ada sebuah cahaya bahwa mahasiswa selangkah lebih maju. Berpikir kritis tak harus menunggu untuk berada dalam lingkup yang memaksa kita untuk terus berpikir namun, kepekaan diri kita adalah kunci utamanya. Tak akan ada berpikir jika tak ada kepedulian, tak akan mampu menghasilkan jika tak terbiasa berkontribusi untuk lingkungan. 

Dari banyaknya peran mahasiswa dibalik gedung universitas maka pilihlah sebagian, rakullah yang sekiranya kita mampu lakukan. Karena, berdiam tak akan membuat kita menjadi lebih, dengan bergerak lebih maka setidaknya kita telah maju ke level berlatih sebelum akhirnya mampu menguasai. 

Cita cita dan harapan negeri menunggu mahasiswa dan mahasiswi untuk bangkit berkontribusi. Mari lecutkan semangat perjuangan untuk negeri, menggapai kejayaan abadi.

Persoalan sosial akan terus bermetamorfosa jika tidak ditutup dengan solusi. Setiap permasalahan sosial tak akan pernah usai jika saling merenggang. Satu kepala tak akan mampu menyelesaikan segalanya. 

Kita butuh bersatu, masyarakat harus terus menanamkan kesadaran, pemerintah terus memperbarui kebijakan dan mahasiswa bersiap menjadi pergerakan selanjutnya dengan menanamkan integritas tinggi serta sifat kritis dalam setiap pandangan hidupnya. Cahayakan asa, perindah integritas mahasiswa dan senantiasa berpikir untuk bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun