Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Jadi dengan adanya tulisan dapat membantu menjelaskan pikiran-pikiran kita melalui sebuah tulisan tanpa saling bertatap muka. Oleh karena itu mahasiswa perlu memiliki kemampuan menulis dengan baik. Namun fenomena yang ditemui, beberapa mahasiswa lebih suka melakukan aktivitas kreatif visual daripada menulis dan ada juga sebagian siswa yang memiliki kebiasaan suka membeli buku tulis tetapi tidak pernah menulis seperti yang saya alami. Karena ketika ditanya Materi pelajaran apakah yang paling tidak disukai sewaktu belajar Kemungkinan besar jawaban terbanyak adalah menulis atau mengarang. Salah satu contohnya ialah karena menulis atau mengarang dipandang susah. Membuang waktu, tetapi hasilnya sering menyebalkan. Tidak tahu harus mulai dari mana dan harus berbuat apa.
Jadi sebelum menulis kita harus tau tahapan tahapan menulis itu seperti apa
Tahapan menulis diantaranya :
1. Tahapan Pratulis
Sebelum menulis harus mempersiapkan apa aja yang mau di tulis yaitu melalui tahapan pratulis manfaatnya agar memudahkan penulis dalam membuat tulisan. Di tahapan pratulis harus memilih tema, menentukan judul, mengumpulkan bahan dan membuat outline (kerangka).
2. Tahapan pembuatan
Setelah membuat tahapan penulis lalu masuk ke tahap pembuatan di antaranya kita harus memperhatikan asas penulisan yang baik, memahami pedoman untuk menghasilkan karya ilmiah yang jelas. Dalam pembuatan alinea/paragraf ada 3 hal yang harus di perhatikan yaitu:
1. Diawali dengan pokok pikiran/gagasan utama.
2. Pokok pikiran didukung oleh kalimat subordinat.
3. Di Kalimat ketiga dapat mengomentari atau memberi keterangan lebih lanjut dari kalimat kedua.
Lalu yang terakhir yaitu memahami sikap ilmiah melalui rasa ingin tahu, krisis, terbuka, objektif, menghargai karya orang lain, memepertahankan kebenaran, memilih pandangan jatuh ke depan.
3. Tahapan Revisi
Sebelum melakukan publikasi kita harus melakukan revisi terlebih dahulu untuk memastikan tidak ada kesalahan terhadap karya ilmiah. Dalam proses revisi kita harus memperhatikan makna teks yang akan dirubah lalu memperhatikan konteks umum yang tidak mengandung makna.
4. Tahapan penyuntingan
Setelah direvisi lalu tahapan selanjutnya yaitu proses penyuntingan yaitu kita memeriksa kembali keseluruhan teks agar tidak terjadi kesalahan penulisannya. Diantaranya penyuntingan yaitu : memerharikan ejaan, tatabahasa, kebenaran fakta, legalitas, konsistensi, dan gaya penulisan.
Dengan menulis mahasiswa memperoleh pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi mahasiswa tersebut kedepannya, tanpa mempunyai keterampilan menulis yang tidak memadai, pengetahuan apapun yang didapat akan sia-sia. Sebab keterampilan menulis wajib di ajarkan kepada anak dari sejak kecil agar meningkatkan daya tumbuh kembang dalam meningkatkan daya nalar, kehidupan sosial dan emosionalnya. Kemampuan menulis akan membaik jika rajin menulis, salah satunya menulis karya ilmiah karna dengan terbiasa dengan kaidah penulisan karya ilmiah akan membuat kita tidak kesulitan lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H