Bisa juga dengan penggunaan buku atau literasi karakter, karena dengan membaca dan menganalisis buku yang kaya akan nilai-nilai moral dan etika bisa menjadi cara yang efektif untuk mengajarkan karakter.Â
Ini bisa dilakukan di mata pelajaran bahasa dan sastra, di mana siswa membaca cerita yang menggambarkan nilai-nilai seperti kejujuran, kesetiaan, atau tanggung jawab, kemudian mendiskusikan karakteristik tokoh-tokohnya dan bagaimana mereka menghadapi konflik moral. Guru bisa memilih buku atau cerita pendek yang relevan dengan topik karakter yang sedang diajarkan, lalu meminta siswa menganalisis tindakan tokoh berdasarkan nilai-nilai yang diangkat.
Untuk matematika, misalnya ajak siswa berdiskusi pentingnya kejujuran dalam menggunakan data atau menyelesaikan soal dengan benar tanpa menyontek.
Tingkatkan lagi pembelajaran berbasis proyek (Project-Based Learning, PBL), karena dengan pembelajaran berbasis proyek memungkinkan siswa untuk bekerja dalam jangka waktu yang lebih lama pada tugas yang melibatkan penerapan nilai-nilai karakter. Mereka dapat terlibat dalam proyek yang menyelesaikan masalah nyata, sehingga mereka tidak hanya belajar akademis, tetapi juga nilai-nilai karakter seperti kerja sama, disiplin, dan ketekunan.
Bagaimana Perkembangan Adab Anak di Era Nadiem Makarim?
Di era Nadiem Makarim, pendidikan mengalami banyak perubahan, termasuk dalam hal digitalisasi pembelajaran. Namun, meskipun akses teknologi semakin meningkat, ada juga kekhawatiran tentang menurunnya adab anak akibat kurangnya pengawasan dalam penggunaan teknologi. Data menunjukkan bahwa meskipun banyak anak-anak yang lebih melek teknologi, perilaku dan etika penggunaan teknologi masih menjadi tantangan.
Lantas, kemerosotan adab anak Indonesia fakta atau mitos?
Berdasarkan data, ada indikasi bahwa kemerosotan adab anak memang terjadi, terutama dalam konteks perilaku di dunia digital. Kurangnya pengawasan dan batasan penggunaan teknologi menyebabkan beberapa anak kurang memahami etika dalam interaksi sosial digital, seperti cyberbullying dan perilaku tidak sopan di media sosial.
Selain itu seperti yang tercermin dalam berita terbaru dari KOMPAS.com. Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mencatat adanya lonjakan kasus kekerasan di sekolah, dengan 36 kasus dilaporkan antara Januari hingga September 2024. Hal ini mengindikasikan bahwa pendidikan adab harus menjadi prioritas utama dalam mendidik generasi masa depan kita.
Mendikdasmen: Harapan untuk Masa Depan Pendidikan Adab
Kita mulai dengan pertanyaan, "Pemecahan kementerian Pendidikan, tepatkah langkah ini?"