Dalam perjalanan mencari hilal, kedua orang yang berbeda ini, Pak Mahmud hanya mengutamakan hubungannya dengan Tuhan, sedangkan Heli  hanya mementingkan hubungannya dengan manusia lainnya, membuat banyak konflik yang terjadi.Â
Perjalanan dari satu tempat ke tempat lainnya ini lambat laun mampu merobohkan dinding keegoisan masing-masing.Â
Menghadirkan konflik yang memang nyata ada di negeri ini. Dari mulai perjalanan naik bis, karena Pak Mahmud banyak menceramahi sang sopir bis, sehingga menyebabkan mereka berdua diturunkan paksa dari bis.Â
Kemudian Pak Mahmud menemukan bukit yang dahulu ketika di pesantren digunakan untuk melihat hilal. Sayangnya, bukit itu kini telah berubah menjadi tambang yang terbengkalai dan tak bisa dinaiki lagi. Lalu ia memutuskan untuk mengubah haluannya menuju sebuah menara yang bernama menara hiro. Sebelumnya ia mencari rumah kawan lamanya yang bernama Sofyan. Namun, mereka tersesat karena arah GPS Heli salah. Akhirnya mereka beristirahat di sebuah pesantren, di sana ia bertemu dengan salah seorang kawan lamanya yang bernama Junaedi. Junaedi mengantar mereka ke rumah kawan lama mereka lainnya yaitu Arifin.Â
Dirumah Arifin, Pak Mahmud meminta tolong padanya untuk diantarkan ke menara hiro. Namun, Arifin menolak karena ia merasa kecewa dengan masyarakat di daerah menara hiro itu berada karena tidak memilihnya sebagai calon bupati. Terjadi perdebatan antara Arifin dan Heli berakibat mereka berdua diusir dari rumah Arifin.Â
Singkat cerita, mereka melanjutkan perjalanan dan akhirnya dipertemukan dengan Daniel yang mengetahui alamat menara hiro. Ternyata Daniel adalah seorang pastur gereja di daerah itu. Saat bertemu Daniel, mereka tengah melakukan ibadah. Tanpa disangka datang kelompok ormas yang hendak membubarkan proses ibadah itu, karena masalah bangunan peribadatan. Heli mencoba membantu membela kelompok Daniel, namun akhirnya Heli babak belur.Â
Heli mendapat pertolongan dari saudaranya yang bernama Andi. Selanjutnya Pak Mahmud dan Heli hendak menyelesaikan pertikaian ini dengan meminta bantuan Arifin sebagai tokoh masyarakat, dengan rayuan agar mendapatkan simpati dari masyarakat untuk pemilihan bupati periode yang berikutnya. Masalah pun terselesaikan dengan musyawarah.Â
Daniel menunjukkan alamat menara hiro dan meminjamkan motor pada mereka. Namun motor itu mogok di tengah perjalanan. Mereka pun melanjutkan perjalanan dengan menumpang mobil pengangkut sayur.Â
Sesampainya di desa tempat lokasi menara hiro berada, mereka menyaksikan penduduk setempat tengah mengadakan pawai malam takbiran dengan tradisi membawa dan memakan berkat bersama-sama. Ritual agama yang dicampur budaya ini bagi Pak Mahmud adalah sesat. Sehingga ia mengingatkan pemuka agama disana. Heli kesal melihat ayahnya yang tak bisa menghargai perbedaan dan selalu merasa paling benar. Mereka berdua pun terlibat perdebatan sengit, mengakibatkan Heli pergi meninggalkan ayahnya disana.Â
Keesokan harinya Pak Mahmud melanjutkan perjalanannya sendirian, namun karena usia dan kesehatannya yang memburuk ia pun jatuh pingsan.Â
Heli kembali mencari ayahnya, dan mendapatinya pingsan. Heli memapah ayahnya melanjutkan perjalanan menaiki menara Hiro.Â