Mohon tunggu...
Ayu Sipayung
Ayu Sipayung Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Hobi menulis sejak kecil

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hak yang Terkubur

26 November 2024   15:31 Diperbarui: 26 November 2024   15:33 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kami lahir dengan nama yang sama: manusia,

Tapi hak kami seperti daun gugur,

Ringkih, terabaikan, dan disapu angin,

Dipijak oleh langkah yang tak pernah peduli.

Hak untuk bersuara,

Hanya jadi bisikan di tengah bising kekuasaan.

Hak untuk memilih,

Tenggelam di antara janji-janji kosong yang berulang.

Mereka berkata, "Hak ada untuk semua,"

Namun nyatanya, hanya milik yang berkuasa.

Kami menunggu,

Bukan belas kasih,

Tapi hari di mana hak kami kembali berdiri.

Keadilan adalah mimpi yang tak kunjung tiba,

Mengapung di langit, jauh dari jangkauan kami.

Kami melangkah dalam kesunyian panjang,

Memohon hak yang seharusnya menjadi milik kita semua.

Tapi tak ada yang mendengar,

Kami hanya suara yang terpendam,

Di tanah yang penuh janji kosong.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun