"ana pikir El akan datang jadi aku udah bahagia banget pengen datang juga pengen ketemu El lagi tapi aku langsung syok saat tau kebenarannya dari Nindi"
Aku tidak tau harus membalas apa? Hampir semua teman seangkatanku tau kisahku dan Yoga. Bahkan aku tau acara akad nikah Yoga dari postingan mereka.
"emang si Yoga tu ya, ish kesal kali ana. Mau mamki takut dosa. Pokoknya habis ini kamu juga gak boleh kalah El. Nikah aja sama orang yang lebih baik dari dia. Kamu gak kekurang apapun hanya saja kamu bodoh mau menunggu lelaki macam dia"
"aku gak cantik mungkin makanya ditinggal nikah" ucapku sambil tersenyum pahit.
"ingatkan kata-kata ana dulu 'kita bukan cewek cantik tapi kita cewek menarik' pokoknya kamu harus bisa lebih bahagia dari pada dia" ucap Fitri dengan menggebunya.
"Fit, masa depan gak ada yang bisa tebak. Aku tidak tau siapa jodohku atau mungkin aku tidak akan menikah"
"hai, jangan pasrah gitu, ana yakin El akan dapat lelaki yang lebih baik dari pada si Yoga itu"
Aku kembali tersenyum.
Fitri salah satu sahabatku dari SMA. Dia sangat dekat denganku. Dia sudah menikah dan punya anak. Dia wanita yang baik, Akhas sangat beruntung mendapatkan istri seperti sahabatku ini.
Aku dan Fitri sangat bertolak belakan dari segi penampilan. Dia bertubuh pendek sedangkan aku tinggi. Ia berambut kritig sedangkan aku lurus. Ia berkulit putih aku berkulit hitam. Ia memiliki hidung yang yang kecil sedangkan hidungku mancung. Ia memiliki bulu mata tipis sedangkan aku beralis tebal dan hitam. Banyaknya perbedaan kami tidak membuat kami saling minder.
Bagi dan Fitri semua sudah ciptakan sempurna oleh pencipta jadi sekarang tugas kita syukuri apapun pemberiannya.