Mengamati fenomena yang terjadi di Indonesia, tentang kiprah pemimpin tertingginya yang berbadan tegap itu, aku teringat sebuah kisah lama yang lucu, namun juga menyindir. Demikian kira-kira kisah tentang sidang cerai yang terungkap dalam buku berjudul "Doa Sang Katak 1" karya Anthony de Mello:
Dalam sebuah sidang perceraian, sang hakim meminta suami yang menggugat cerai istrinya untuk menjelaskan alasan mendasar mengapa ia ingin melakukannya. Sang suami, dengan muka merah padam menahan amarah, memulai ceritanya:
"Begini Yang Mulia, saya dan istri saya sudah berumahtangga selama lebih dari lima tahun, dan selama itu kami baik-baik saja. Saya bangun pagi pukul enam, mandi, sarapan, berangkat kerja, pulang, makan malam pukul tujuh, menonton televisi atau membaca koran, lalu tidur pukul sepuluh."
"Lalu apa masalahnya?" Tanya hakim penasaran.
"Suatu kali, Yang Mulia, saya melakukan aktivitas saya sebagaimana biasa. Bangun pukul enam, mandi dan sarapan, lalu bekerja. Namun sepulang kerja, saya memergoki istri saya sedang berada di kamar bersama lelaki lain."
Sang istri menundukkan kepalanya.