Problematika mengenai Mental health (Kesehtan Mental) sedang marak-maraknya diperbincamgkan, pasalnya seseorang kurang memahami dirinya dan keadaan kesehatan mentalnya Terlrbih saat ini, gangguan kesehatan mental masih menjadi salah satu isu yang sangat diperhatikan di seluruh dunia. Kesehatan mental sendiri dapat diartikan kondisi dimana seseorang berfungsi secara efektif dikehidupan sosial,bahagia dengan hidupnya dan mampu menyesuaikan diri dengan tantangan yang dihadapi.
Timbulnya ketidak sehatan mental diakibatkan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi setiap setiap individu, terlebih setiap individu memiliki proyeksi emosi dalam dirinya. Proyeksi emosi adalah salah satu mekanisme pertahanan diri manusia. Istilah ini digunakan ketika seseorang menghubungkan emosi yang menggangu dan negative terhadap orang lain. Salah satunya adalah selalu merasa kesepian dan menggangap hal tersebut terjadi karena orang lain.
Kesepian adalah hal yang dirasakan semua orang pada saat sendirian. Keadaan mental dan emosional yang tergambar dari sebuah perasaan kehampaan,merasa sunyi, perasaan tidak memiliki teman, bahkan perasaan tidak ada seseorang yang memahami. Hadirnya sebuah kesepian bukan tidak memiliki arti, namun memberi hal yang sangat berpengaruh pada Mental health seseorang.
Siapa Yang Bisa Mengalami Kesepian?
Kesepian dapat terjadi pada semua orang, kebanyakan orang menggangap bahwa kesepian terjadi pada usia 40 atau pada orang yang sudah lanjut usia, karena biasanya orang lanjut usia ingin memiliki hidup yang bersama-sama dalam kebahagiaan dan kesuksesan. Akan tetapi pada masa ini kesepian atau Loneliness dapat terjadi pada siapapun. Ada dua tipekal kepribadian sesorang yaitu Introvert dan Ekstrovert. Jika dilihat dari kedua kepribadian tersebut,pribadi seseorang yang introvert sangat rentan mengalami sebuah rasa kesepian. Karena pada dasarnya,seseorang yang memiliki pribadi introvert ini cenderung merupakan orang yang pemalu, sehingga untuk kenal dan akrab dengan orang lain akan merasa kesulitan. Kesepian sangat menggerogoti pribadi introvert ini.
Namun seseorang yang berkepribadian Exstrovert juga tidak dapat dipungkiri mengalami juga yang namanya kesepian. Seorang yang mudah bergaul dengan banyak orang dan selalu terlihat ceria, ketika rasa sepi dan keadaan sendiri itu melanda, seorang extrovert baru bisa melepaskan topeng cerianya. Derai air mata mengalir membasahi seluruh pipi menglami kesakitan atas kesepian yang melanda seketika berfikir tidak punya teman untuk diposisikan berbagi cerita atas kesedihan yang dirasa.
Bagaimana Kesepian dapat Mempengaruhi Kesehatan Mental (Mental Health)?
Perasaan yang semua orang pernah alami ini, dapat memperburuk kondisi emosi seseorang sehingga dapat memicu pada kesehatan mental. Ketika seseorang mulai merasakan kesepian, seseorang akan mulai mengurangi interaksi hubungan sosialnya yang dapat menjadikan seseorang menjadi antisosial. Antisosial menunjukan sedikitnya hubungan dengan orang lain, sementara kesepian melibatkan presepsi subjektif tentang isolasi sosial itu sendriri. Dengan kata lain, seseorang bisa merasakan kesepian bahkan saat dirinya dikelilingi banyak orang.
Terus-menerus merasakan kesepian yang berulang saat seseorang mengalami masalah akan memicu stress. Dan seseorang yang merasa kesepian cenderung memiliki gaya hidup yang tidak sehat. Salah satunya adalah menurunnya kemampuan untuk mengendalikan pikiran dan emosi yang kemudian menjadikan sebuah perubahan dalam perilaku. Stress dari merasa kesepian juga berdampak pada kondisi fisik karena terdapat beberapa mekanisme tubuh yang merupakan suatu respon dari dampak kesehatan mental dan perubahan perilaku pada individu.
Salah satunya adalah mengalami gangguan waktu tidur. Waktu tidur sangat di butuhkan tubuh untuk beregenerasi secara optimal. Penyebab gangguan tidur ini juga merupakan akibat dari emosi yang timbul karena kesepian.hubungan antara kesepian dengan gangguan tidur memiliki pola seperti siklus. Ketika malam hari kita merasa resah akibat kesepian,
Selain itu, resiko lain kesepian adalalah memburuknya kemampuan dan pengembanagan kognitif yang mempengaruhi daya pikir dan mrningkatkan resiko terjadinya demensia atau pikun pada orang berusia lanjut dan dapat menyebabkan kematian. Masih banyak hal lagi yang dapat terjadi ketika seseorang terus menerus merasakan kesepian.
Setiap orang akan mengalami peraasaan kesepian yang berbeda akibat alasan yang berbeda pula. Oleh karena itu, penting bagi setiap orang untuk bisa mengenali dan mengidentifikasi perasaan kesepian yang dialami oleh diri sendiri. Jangan terlalu menutup diri ketika kita sedang berada dalam fase kesepian , bergabunglah dengan orang-orang sekitar yang setidaknya bisa mengurangi rasa sepi tersebut. Selain itu, kita harus bisa memposisikan seseorang yang bisa untuk berbagi cerita dengan kita, karena setiap orang memiliki sifst dan karakter yang berbeda, suatu kedekatan terhadap seseorang juga dapat mempengaruhi hal tersebut.
Dengan demikian, kesepian bukanlah hal yang salah namun jangan terlalu merasa tersakiti atas kesepian tersebut. Cobalah untuk berdamai dan berteman kesepian sehingga membawa suasana hidup ini lebih indah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H