Mohon tunggu...
Alfiyah  Qurrotu A.
Alfiyah Qurrotu A. Mohon Tunggu... Penulis - guru

masih belajar, dan selamanya akan begitu.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Ragam Manfaat Bermain Permainan Tradisional untuk Anak

10 Februari 2018   22:12 Diperbarui: 11 Februari 2018   20:34 3250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keseruan Bermain Congklak dengan Adik-adik SMAN 8 Malang. Dok pribadi

Permainan tradisonal seperti engklek, congklak, lompat tali, hingga balap karung diyakini dapat mendorong perkembangan keterampilan sosial dan emosional anak

Pagi ini, saya bersama Komunitas Dulinan malang mendapat kesempatan untuk merasakan serunya bernostalgia dengan kembali ke masa kecil menggunakan perantara permainan tradisional bersama Turun Tangan Malang. Kegiatan yang bertajuk "Djadoelympic" sangat berhasil membawa saya dan tentunya teman-teman lain merasakan betapa seru dan meriah-nya kehidupan kita para generasi 90-an kala itu.

Dewasa ini, semakin banyak pemuda pemuda yang peduli dengan kegiatan yang bertujuan untuk pelestarian nilai-nilai budaya yang ada di dalam negeri tercinta ini. Termasuk didalamnya adalah sebagai ajang untuk mengkampanyekan ajakan untuk senantiasa melestarika budaya memainkan permainan tradisional yang semakin terkikis oleh perkembangan zaman dan kemajuan teknologi.

Namun, siapa sangka bahwa dibalik pernyataan yang mengungkapkan sebatas kesenangan dalam memainkan permainan tradisional ternyata juga terbukti masih memiliki manfaat lain yang tentunya tak kalah bermanfaat

Congklak

Keseruan Bermain Congklak dengan Adik-adik SMAN 8 Malang. Dok pribadi
Keseruan Bermain Congklak dengan Adik-adik SMAN 8 Malang. Dok pribadi
Istilah congklak mungkin sangat asing jika diutarakan dalam daerah saya. kebetulan sekali ditempat kelahiran saya, di Kediri. Permainan ini sangat familiar dengan sebutan dakon. Mungkin hal itu juga akan mengalami perbedaan nama didaerah-daerah lain. Tapi, hal itu tidaklah menjadi masalah selama permainan yang dimainkan tetap berbentuk sama. Permainan ini hanya bisa dimainkan oleh dua orang. 

Dengan saling berhadap-hadapan, keduanya dapat melakukan pertandingan dengan membuat menyebarkan biji congklak sebelum permainan dimulai. Kelihatannya sangat sepele bukan, hanya dengan bekal memindah-memindahkan biji congklak berurutan dari wilayah kita hingga berakhir dengan perolehan harta untuk mengisi rumah/gunung kita. 

Anak usia dini pasti pandai sekali memainkannya. Eits, tapi siapa sangka bermain congklak dapat dimainkan semudah itu. Justru permainan ini sangat menantang pemain untuk lebih teliti lagi dalam mengatur strategi. Bukankah tujuan dari permainan ini untuk meperoleh biji congklak sebanyak-banyaknya? 

Dan lagi, jika anda ingin menjadi seorang pebisnis yang sukses, mungkin juga bisa belajar dari permainan ini. Betapa tidak, saat bermain congklak kita juga dituntut untuk memikirkan tentang untung rugi yang akan didapat setelah memutar atau dalam istilah  jawa mengicir biji congklak hingga berujung menjadi harta yang didapat diakhir permainan.

Engklek

Saat Kakak Komunitas Dulinan Mencontohkan Engklek kepada Siswa siswi SMAN 8 Malang. Dok pribadi
Saat Kakak Komunitas Dulinan Mencontohkan Engklek kepada Siswa siswi SMAN 8 Malang. Dok pribadi
Engklek atau gejlik dalam istilah Kediri-an merupakan permainan yang identik dengan anak-anak perempuan. Tapi, apakah laki-laki juga diperbolehkan memainkan permainan ini? Menurut saya sih boleh-boleh saja asalkan mereka tidak malu. Hihi. tapi, apakah masih malu memainkan jika didalamnya terdapat banyak manfaat yang mungkin saja belum kita ketahui sebelumnya. 

Kalian tahu tidak, bahwa dibalik permainan engklek yang cukup menguras tenaga karena dalam bermain ini dibutuhkan kemampuan memangkat satu kaki sampai melompat. Selain itu, kemapuan keseimbangan juga sangat dibutuhkan karena jika tidak, maka yang terjadi adalah pemain tidak dapat mengondisikan tubuh sehingga berujung dengan jatuh atau badan goyang-goyang tidak seimbang.

Egrang Bathok

Adik-adik SMAN 8 Malang Asyik Bermain Egrang Bathok. Dok pribadi
Adik-adik SMAN 8 Malang Asyik Bermain Egrang Bathok. Dok pribadi
Jika biasanya egrang identik dengan dimainkan oleh anak laki-laki, kata siapa? Permainan ini bisa dilakukan individu maupun kelompok. Permainan ini sangat menguji ketangkasan serta kecermatan pemain untuk memijak kaki di atas batok serta kehati-hatian dalam menarik tali dibutuhkan keseimbangan otak yang bagus sehingga pemain dapat berjalan dengan mudah. Jika dikaitkan dalam kehidupan, egrang bathok sangat syarat akan pelajaran yang melatih sesorang untuk fokus dan gigih berjuang dalam mencapai tujuan hidup. 

Permainan tradisional cenderung sederhana dalam alat namun syarat akan manfaat dalam megembangkan daya imajinasi dan kreatifitas tinggi bagi anak-anak. Hampir seluruh model permainan tradisional tidak hanya memberikan efek kegembiraan yang sesaat namun juga dapat menstimulasi berbagai aspek perkembangan anak seperti motorik daya tahan fisik, daya lentur. Dan yang tidak kalah penting dengan adanya permainan tradisional dapat mewariskan nilai-nilai luhur  seperti nilai-nilai kebersamaan, tanggung jawab, sikap lapang dada, dorongan berprestasi, serta taat kepada aturan.

Jadi, bukti nyata untuk terus melestarikan keberlangsungan permainan tradsional sangat banyak caranya, salah satunya adalah dengan mengajak pemuda untuk berkegiatan di mana didalamnya menggunakan permainan tradisional sebagai personal branding dari sebuah komunitas. Jadi, bertemu dengan permainan-permainan di atas tidak lagi saat perayaan 17 agustus, melainkan berada di setiap sudut raut senyum anak-anak di indonesia. Semoga bermanfaat

Malang, 10 Februari 2018

Alfiyah Qurrotu A'yunina

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun