"Karena keindahan dan keharuman kehidupan akan dilalui setiap orang. Juga saat duka dan tangis, yang akan hadir di antaranya. Tapi melalui semua itu, kita akan menjadi orang yang kuat." Rindu mengulang kata-kata ayahnya.
    "Kamu masih ingat kata-kata ayahmu, Nak?" Ibu menepuk bahu Rindu.
   "Dulu aku tidak mengerti, Bu. Sekarang aku sudah memahaminya." Rindu tersenyum pada ibunya.
   "Ayahmu pasti bangga padamu. Kamu berjuang agar bisa kembali memiliki rumah kaca ini. Dan sekarang ... kita kembali kemari," ujar ibu sambil memandang ke seluruh rumah kaca itu.
    "Iya, Bu. Aku sudah punya ilmu yang cukup. Aku pasti bisa mewujudkan mimpi Ayah, membawa harum dan cantiknya bunga pada setiap orang," kata Rindu dengan hati penuh gelora.
    "Terima kasih, terima kasih, Rindu." Ibu memeluk Rindu, dengan mata berkaca-kaca. Haru, melalui begitu banyak liku kehidupan, dia menyaksikan Rindu meraih harapan dan impiannya.
   Â
Waktu terus bergulir. Musim tak akan berhenti melaju. Orang bilang roda kehidupan berputar. Saat ini bahagia hadir, siapa yang akan tahu jika sesaat kemudian berganti dengan tangisan yang seakan tak bisa reda. Tapi, seperti Rindu, yang ingin menghadirkan kecantikan dan keharuman, bisakah kita merasakannya? Bahwa di balik semua suka dan duka, tangis dan tawa, keindahan tak pernah hilang.Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI