Membangun sebuah hubungan harmonis dengan orang lain membutuhkan kerjasama antara kedua belah pihak.Â
Lumrah apabila suatu hubungan pertemanan kerap menemui batu sandungan berupa perkelahian, perbedaan pendapat, atau tidak sepakat pada suatu hal. Ada kalanya suatu hubungan bermasalah membuat salah satu pihak tertekan dan terancam. Jika kita berada dipihak tersebut sering kita melebeli lawan kita dengan kata "toxic".
Artikel ini akan membahas tentang Toxic Friend dan Best Quality Friend melalui perspektif Al-Quran, karena tentunya kita semua ingin mempunyai pertemanan yang saling mendukung, yang membawa kebahagiaan di dunia dan sampai ke akhirat.
Pertama, Toxic Friend. Toxic artinya beracun atau racun. Sementara itu, Toxic Friend adalah mereka yang meracuni (menghidupkan) kita di dunia, agar mati di Akhirat (QS. Furqon : 28-29). Mereka yang memalingkan kita dari jalan Allah dan pelan-pelan merayu kita agar jauh dari Allah. Â
Orang toxic sering sekali merasa hidupnya hanya sekedar dunia saja. Ia ragu akan adanya hari perhitungan, bahwa segala perbuatan akan ada balasannya (Qs. Ash-shaffat : 51-53).Â
Bukti lain kalau Toxic Friend benar-benar membuat mati di akhirat adalah seseorang yang menyesatkan dirinya sendiri dan menyalahkan temannya "saya tersesat karna dia". Padahal Allah sudah memberi arahan dalam Al-Quran dan mengutus para Rasul. (Qs. Qaf : 28).
Kedua, Best Quality Friend. Best Quality Friend  ialah mereka yang tidak hanya membuat bahagia di dunia, namun juga membuat bahagia di akhirat. "Teman-teman akrab pada saat itu saling bermusuhan satu sama lain, kecuali mereka yang bertaqwa" (QS. Az- Zukhruf : 67).
 Semua persahabatan, pertemanan, yang didasari bukan karena Allah, sudah pasti akan berbalik menjadi permusuhan di hari kiamat. Kemudian sebaliknya, dijelaskan pada ayat Az Zukhruf bahwa segala hal yang didasari karena Allah itu 'will remain forever'. Kekal.
Al-Hafiz Ibnu Asakir dalam biografi Hisyam ibnu Ahmad telah meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, Rasulullah pernah bersabda, "Seandainya ada 2 orang saling mencintai karena Allah, satunya ada di belahan timur, satunya lagi ada di belahan barat, niscaya Allah akan menghimpunkan di antara keduanya kelak di hari kiamat" dan Allah berfirman, "Inilah orang yang Engkau cintai demi karena Aku."
Dalam penjelasan Tafsir Ibnu Katsir, Abdul Razzaq mengatakan terkait dengan makna ayat di atas bahwa suatu ketika ada salah satu dari kedua orang mukmin diwafatkan, dan ia diberi kabar 'masuk surga', lalu teringatlah ia pada temannya (yang masih di dunia) dan dia berdoa,Â
"Ya Allah sesungguhnya si fulan itu teman dekatku, dia selalu memerintahkan aku melakukan kebaikan dan melarangku melakukan perbuatan jahat. Janganlah Engkau sesatkan dia sesudahku (maksudnya: jagalah ia di dunia) hingga engkau perlihatkan kepadanya seperti apa yang Engkau perlihatkan kepadaku sekarang.Â
Dan ridhoi dia sebagaimana Engkau meridhoi diriku. Singkat cerita, temannya satu lagi diwafatkan, lalu keduanya bersuara dan masing-masing berkata satu sama lain; engkau sebaik-baik saudara, engkau sebaik-baik teman, engkau sebaik-baik kekasih.
Apalah artinya sebuah pertemanan kalau durasinya pendek (dunia)? Cukuplah, saatnya sekarang kita mencari lingkaran yang baik, dan beri jarak dengan mereka yang Toxic. Tidak mengapa jika lingkaran pertemanan kita menjadi mengecil. Sebab kehidupan setelah meninggal itu selamanya. Benar-benar selamanya.
Segala hubungan, hubungan yang bukan karena Allah, itu tidak lain hanya membuat perasaan kasih sayang sepanjang kamu hidup di dunia ini. Kemudian di hari kiamat, sebagian kamu mengingkari sebagian yang lain, melaknati yang lain, tidak ada yang bisa menolong dan  pada akhirnya neraka menjadi tempatnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H