Al-Hafiz Ibnu Asakir dalam biografi Hisyam ibnu Ahmad telah meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, Rasulullah pernah bersabda, "Seandainya ada 2 orang saling mencintai karena Allah, satunya ada di belahan timur, satunya lagi ada di belahan barat, niscaya Allah akan menghimpunkan di antara keduanya kelak di hari kiamat" dan Allah berfirman, "Inilah orang yang Engkau cintai demi karena Aku."
Dalam penjelasan Tafsir Ibnu Katsir, Abdul Razzaq mengatakan terkait dengan makna ayat di atas bahwa suatu ketika ada salah satu dari kedua orang mukmin diwafatkan, dan ia diberi kabar 'masuk surga', lalu teringatlah ia pada temannya (yang masih di dunia) dan dia berdoa,Â
"Ya Allah sesungguhnya si fulan itu teman dekatku, dia selalu memerintahkan aku melakukan kebaikan dan melarangku melakukan perbuatan jahat. Janganlah Engkau sesatkan dia sesudahku (maksudnya: jagalah ia di dunia) hingga engkau perlihatkan kepadanya seperti apa yang Engkau perlihatkan kepadaku sekarang.Â
Dan ridhoi dia sebagaimana Engkau meridhoi diriku. Singkat cerita, temannya satu lagi diwafatkan, lalu keduanya bersuara dan masing-masing berkata satu sama lain; engkau sebaik-baik saudara, engkau sebaik-baik teman, engkau sebaik-baik kekasih.
Apalah artinya sebuah pertemanan kalau durasinya pendek (dunia)? Cukuplah, saatnya sekarang kita mencari lingkaran yang baik, dan beri jarak dengan mereka yang Toxic. Tidak mengapa jika lingkaran pertemanan kita menjadi mengecil. Sebab kehidupan setelah meninggal itu selamanya. Benar-benar selamanya.
Segala hubungan, hubungan yang bukan karena Allah, itu tidak lain hanya membuat perasaan kasih sayang sepanjang kamu hidup di dunia ini. Kemudian di hari kiamat, sebagian kamu mengingkari sebagian yang lain, melaknati yang lain, tidak ada yang bisa menolong dan  pada akhirnya neraka menjadi tempatnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H