Mohon tunggu...
Qurotul Ayun
Qurotul Ayun Mohon Tunggu... Editor - Editor dan Penulis Buku

Pekerja Teks Komersial sebagai penulis dan editor buku di sebuah penerbit mayor di Yogyakarta. IG dan Twitter @ayunqee

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Air Mata Pasir

8 Juli 2019   16:26 Diperbarui: 8 Juli 2019   16:48 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Romlah terduduk lunglai di lantai. Ia terisak membaca tulisan itu.

Anakku, apabila aku harus mati nanti, dengarlah kata-kataku ini; kebenaran tidak akan terwujud kalau tidak kita rebut![4] 

Ditulis untuk mengenang Salim Kancil, Lumajang.

 

[1] Bahasa Jawa: "Pak, kamu mengigau?"  
[2] Bahasa Jawa: Mimpi apa, Pak?
[3] Bahasa Jawa: "Rom... Romlah... kesinilah, Nduk."
[4] Penggalan puisi Kabar untuk Anakku karya Wiji Thukul 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun