Mohon tunggu...
Ayum Yayah Sefia
Ayum Yayah Sefia Mohon Tunggu... Guru - Guru

Bukan High Class

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia dalam Aspek Morfologi pada Koran Sinar Pagi

23 Januari 2018   13:43 Diperbarui: 23 Januari 2018   13:43 5977
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Berbicara tentang bahasa, manusia memang memerlukan bahasa dalam berkomunikasi. Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi baik lisan maupun tulis. Bahasa merupakan satu wujud yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, sehingga dapat dikatakan bahwa bahasa itu adalah milik manusia yang teah menyatu dengan pemilknya.

Tidak ada satu kegiatan manusia pun yang tidak disertai dengan kehadiran bahasa. Artinya bahwa bahasa adalah suatu alat untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kemauan yang murni manusiawi, dengan pertolongan sistem lambang-lambang yang diciptakan dengan sengaja. Penyampaian informasi atau pesan tersebut tentunya dengan menggunakan kata. Maka, agar pesan yang disampaikan oleh penutur dapat diterima oleh penerima hendaknya perlu memerhatikan penyusunan kata dengan baik.

Media masa merupakan media yang digunakan untuk menyampaikan suatu pikiran, salah satunya adalah koran. Penulisan koran hendaknya memerhatikan penulisan kata atau morfem sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pengetikan. Apabila terjadi kesalahan dalam koran, maka tidak dapat dipungkiri akan terjadi kesalahan pula bagi para penulis pemula yang akan terjun pada bidang jurnalistik.

Koran yang dianalisis, yaitu Sinar Pagi Baru, edisi 16 November 2015, ternyata redaksi yang bersangkutan tidak terlepas dari kesalahan-kesalahan pembentukan kata atau tataran morfologi. Menurut Ramlan (1987:21) Morfologi adalah "ilmu bahasa yang mempelajari seluk beluk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatikal maupun fungsi semantik". Oleh karena itu, perlu adanya pembetulan demi perbaikan untuk penulisan artikel khususnya maupun surat kabar pada umumnya.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat diadakan rumusan masalah sebagai berikut:

Bagaimana bentuk kesalahan yang terdapat pada koran Sinar Pagi Baru edisi 16 November 2016 tersebut?

Seperti apakah pembetulan yang seharusnya dilakukan pada koran Sinar Pagi Baru edisi 16 November 2016  tersebut?

Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, dapat diadakan tujuan analisis sebagai berikut:

Mengetahui bagaimana bentuk kesalahan yang terdapat pada koran Sinar Pagi Baru edisi 16 November 2016.

Mengetahui pembetulan yang seharusnya dilakukan oleh koran Sinar Pagi Baru.

Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik simak dan mencatat.

Muh. Nazir, metode deskriptif data diartikan sebagai suatu metode dalam meneliti status manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, akurat mengenai fakta-fakta. Sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. (Muh. Nazir 1983:63).

Sumadi Suryabrata menyatakan bahwa "metode penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang bertujuan membuat pencandraan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi ataudaerah tertentu". (Sumardi Suryabrata, 1983:18)

Landasan Teori

Ragam tulis maupun ragam lisan dapat terjadi kesalahan dalam pembentukan kata atau tataran morfologi. Kesalahan berbahasa dalam tataran morfologi antara lain: penghilangan afiks, bunyi yang harus diluluhkan teteapi tidak diluluhkan, peluluhan bunyi yang sesungguhnya tidak diluluhkan, penggantian morf, penyingkatan morf mem-, men-, meny-, meng-,pemakaian afiks yang tidak tepat, pemakaian afiks yang tidak tepat pada gabungan kata, dan pengulangan kata yang tidak tepat.

Bunyi yang seharusnya diluluhkan tidak diluluhkan

Sering kita jumpai kata dasar yang berfonem awal /k/, /p/, /s/,atau  /t/ tidak diluluhkan saat mendapar prefiks meng-, atau peng-. Sesuai dengan kaidah morfologi. Kata dasar yang berfonem awal /k/, /p/, /s/,atau  /t/ luluh menjadi bunyi sengau, yakni /s/ menjadi /ny/, /t/ menjadi /n/, /k/ menjadi /ng/, dan /p/ menjadi /m/.

Pembentukan kata depan yang tidak tepat

Kata di menunjukkan tempat banyak dijumpai salah penempatannya. Seharusnya di- mempunyai spasi apabila menunjukkan tempat.

Hasil dan Pembahasan

SDN Grenjeng kota Cirebon, Tiadakan Upacara Bendera

Berikut ini adalah analisis artikel SDN Grenjeng kota Cirebon, Tiadakan Upacara Bendera yang akan dibahas setiap paragraf, dimulai dari pembahasan judul.

Analisis

Judul:

SDN Grenjeng kota Cirebon, Tiadakan Upacara Bendera

Kesalahan: 

Terdapat kata tiadakan, penggunaan kata yang tidak baku dalam sebuah judul artikel.

Pembetulan:

SDN Grenjeng kota Cirebon, Meniadakan Upacara Bendera

Paragraf pertama

"Mulai tahun ini kita minta seluruh sekolah melaksanakan upacara tiap hari Senin, kepala sekolah harus memberikan arahan setiap pekan."

Analisis:

Kesalahan:

Kata minta sebaiknya diganti dengan meminta, supaya baku.

Kata tiap sebaiknya diganti dengan setiap.

Pembetulan:

"Mulai tahun ini kita meminta seluruh sekolah melaksanakan upacara bendera setiap hari Senin. Kepala sekolah harus memberikan arahan setiap pekan."

Paragraf ketiga:

Salah satu guru yang bernama Eman, mengatakan selaku dirinya perwakilan guru kaget, kenapa tempat pembangunan proyek di lapangan upacara.

Analisis:

Kesalahan:

Selaku dirinya sebaiknya diganti dengan dirinya selaku.

Kenapa sebaiknya diganti dengan mengapa

Pembetulan:

Salah satu guru yang bernama Eman, mengatakan dirinya selaku perwakilan guru kaget, mengapa tempat pembangunan proyek di lapangan upacara.

Paragraf keempat:

H Bram sendiri hanya menerima upah gaji kerja semua tenaga kerja(tukang) dari H Bram.

Analisis:

Kesalahan:

Upah gaji diganti dengan upah. Karena Jika ditulis keduanya akan menimbulkan pemborosan kata.

H Bram diberi tanda titik menjadi H. Bram. Karena, merupakan singkatan kata haji.

Pembetulan:

H. Bram sendiri menerima upah kerja semua tenaga kerja(tukang)[...]

Paragraf kelima:

[...] karena ada lahan kosong di jejeran kelas(pojok) tapi setelah lihat gambar berbeda.

Kesalahan:

Terdapat kata lihat sebaiknya diganti dengan melihat, supaya baku.

Pembetulan:

[...] karena ada lahan kosong di jejeran kelas(pojok) tapi setelah melihat gambar berbeda.

Paragraf ketujuh:

"Bagi penilaian saya hanya selalu mencari akal akalan saja agar anggaran sarana prasarana selalu meningkat di setiap tahunya, masa kota cirebon hanya 5 kecamatan tingkat pembangunanya[...]"

Kesalahan:

Terdapat kata bagi yang seharusnya menggunakan kata menurut.

Kata hanya selalu sebaiknya diganti dengan selalu.

Akal akalan sebaiknya akal-akalan.

Tahunya seharusnya menggunakan tahunnya.

Pembangunanya seharusnya menggunakan pembangunannya. Karena keduanya ditambahkan sufiks-nya.

Pembetulan:

"Menurut penilaian saya hanya mencari akal-akalan saja agar anggaran sarana prasarana selalu meningkat di setiap tahunnya, masa kota cirebon hanya 5 kecamatan tingkat pembangunannya[...]"

Judul:

Disdikpora Gunungkidul Terkesan Menutupi

Analisis:

Kesalahan:

Kata menutupi masih ambigu, sehingga seharusnya ditambahkan objek. Yaitu, swakelola di SD Negeri Sokoliman.

Pembetulan:

Disdikpora Gunungkidul Terkesan Menutupi Swakelola di SD Negeri Sokoliman

Ambigu bermakna lebih dari satu (sehingga kadang-kadang menimbulkan keraguan, kekaburan, ketidakjelasan, dan sebagainya);bermakna ganda; taksa.

Paragraf kedua:

[...] dari mulai upaya mengkaburkan informasi, bahkan pengerjaannya telah diborongkan.

Kesalahan:

Kata mengkaburkan seharusnya mengaburkan karena huruf k, t, s, p apabila di bubuhkan afiks akan mengalami peluruhan.

Pembetulan:

[...] dari mulai upaya mengaburkan informasi, bahkan pengerjaannya telah diborongkan.

Paragraf kelima:

[...] kenapa muncul nama pihak ketiga, yaitu Maryanto siapakah Maryanto?Sekdin menjawab dirinya tidak tahu.

Kesalahan:

Kenapa seharusnya diganti dengan mengapa, supaya lebih formal.

Penempatan kata sekdin seharusnya setelah spasi, sehingga tidak digabung dengan tanda tanya.

Paragraf ketujuh:

Sebagai pejabat publik di Dinas Pendidikan, seharusnya dapat memberikan contoh pejabat lain dilingkungan pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunungkidul [...]

Kesalahan:

Kata dilingkungan seharusnya ditulis di lingkungan karena di merupakan kata depan sehingga harus dipisah dengan kata lingkungan.

Untuk memberikan informasi yang sejalas jalasnya sesuai jabatan serta tanggung jawab yang diembanya.

Kesalahan:

Kata sejalas jalasnya seharusnya diganti dengan sejelas-jelasnya. Kesalahan yang terjadi pada kata tersebut karena terjadi kesalahan pengetikan.

Kata diembanya karena kata emban di bubuhkan sufiks-nya sehingga penulisan yang benar adalah diembannya.

Pembetulan:

Untuk memberikan informasi yang sejelas-jelasnya sesuai jabatan serta tanggung jawab yang diembannya.

Paragraf kedelapan:

Pasalnya publikmempunyai hak untuk mendapatkan [...]

Kesalahan:

Kata publlikmempunyai seharusnya dipisah, karena dua kata yang bukan merupakan kata gabungan.

Pembetulan:

Kata publlik mempunyai seharusnya dipisah, karena merupakan dua kata yang bukan kata gabungan.

PENUTUP

Kesimpulan

Berbicara tentang bahasa, kita memang membutuhkan bahasa sebagai alat komunikasi. Media masa merupakan media yang digunakan untuk menyampaikan suatu fikiran maupun informasi, salah satunya adalah surat kabar. Penulisan surat kabar hendaknya memerhatikan penulisan kata atau morfem sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pengetikan maupun susunan linguistiknya.

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa kesalahan yang terjadi dalam surat kabar Sinar Pagi Baru terletak pada peluluhan bunyi yang salah, penulisan afiks yang salah, penempatan kata setelah tanda baca yang salah, dan abreviasi yang salah juga ambiguitas yang masih harus di perhatikan agar tidak menimbulkan makna ganda bagi para pembaca yang mencerna informasi dari media masa tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Kurniawan, Irwan. 2015. EYD EJAAN YANG DISEMPURNAKAN.

Werdiningsih, Dyah. 2002. Menulis I. Malang: FKIP Unisma.

Tim penyusun Ejaan Yang Disempurnakan. Jakarta: Bumi Aksara.

Aplikasi KBBI V

Chaer, Abdul. 2009. Psikoinguistik. Jakarta: Rineka Cipta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun