Setelah hampir satu tahun program KMP di SD Kartika XIX-2 Cimahi berakhir, Ibu Atin Solihatin selaku kepala sekolah berbagi kisah dan pengalaman tentang pembelajaran selama pandemi ketika ditemui di hari Jumat (8/10/21).
Setelah program KMP di sana usai, ternyata masih banyak siswa yang kesulitan dalam mengikuti pembelajaran daring. Karena keterbatasan pengetahuan orang tua, ekonomi, dan peralatan elektronik yang tidak memadai untuk belajar, beberapa siswa jadi hanya bermain game, tidur, dan ada yang membantu orang tua berjualan.Â
"Karena orang tua bingung, jadi lebih baik anak ke sekolah saja supaya belajar. Orang tua bilang lebih baik anak saya ke sekolah diajar gurunya daripada di rumah aja,"Â ungkap Ibu Atin. Tidak bisa dipungkiri bahwa pembelajaran daring selama pandemi menyebabkan ketertinggalan pemahaman yang cukup signifikan bagi para siswa di Indonesia.Â
Diharapkan program Kampus Mengajar yang masih berlangsung di tahun ini dapat membantu meningkatkan kesadaran dan pemahaman orang tua, para siswa, dan pihak sekolah akan pentingnya pendidikan dan pemahaman siswa selama mengikuti pembelajaran di masa pandemi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H