Menurut pengalaman saya pribadi, saya biasanya memberi kesempatan kepada calon pelamar yang overqualified tersebut untuk mengikuti seleksi. Apalagi tempat saya bekerja waktu itu berada di D.I. Yogyakarta, di mana Upah Minimum Provinsi (UMP) di sini tergolong rendah bila dibandingkan dengan provinsi lainnya di Indonesia.Â
Saya biasanya tertarik untuk mengetahui apa motivasi mereka untuk melamar kerja di perusahaan tempat saya bekerja. Untuk pelamar yang sudah memiliki pengalaman di luar Yogyakarta, biasanya salah satu motivasi mereka ingin bekerja di Yogyakarta karena ingin lebih dekat dengan keluarga mereka.Â
Meskipun biasanya mereka sudah paham bahwa gaji yang akan diterima pasti lebih kecil dibandingkan dengan perusahaannya dulu, namun tetap saja kita perlu menanyakan beberapa hal ini:
- Apa saja tugas dan tanggung jawab yang pernah ia kerjakan di pekerjaan sebelumnya?
- Apakah ada bayangan perkiraan tugas dan tanggung jawab seperti apa yang akan ia kerjakan di posisi yang ia lamar saat ini? Jika ada, kira-kira apa saja tugas dan tanggung jawab tersebut?
- Dengan pengalaman kerja yang ia miliki, kira-kira kontribusi apa yang bisa ia berikan pada pekerjaannya nanti?
- Pengembangan diri seperti apa yang ia harapkan jika nanti diterima di perusahaan ini?
- Berapa ekspektasi gaji yang akan didapatkan?
Selain menanyakan hal-hal di atas, kita sebagai HRD/rekruiter juga perlu menyampaikan beberapa hal pada saat seleksi wawancara agar kandidat memiliki ekspektasi yang sesuai dengan apa yang nantinya bisa perusahaan berikan apabila kandidat yang overqualified ini yang akan diterima. Hal-hal yang perlu kita sampaikan tersebut adalah:
- Gambaran tugas dan tanggung jawab yang nantinya akan dikerjakan olehnya.
- Perkiraan gaji yang akan didapat.
- Gambaran budaya perusahaan.
- Kesempatan pengembangan diri yang mungkin bisa didapatkan.
Tahap terakhir, sebelum kita sebagai HRD/rekruiter memberi rekomendasi kepada user, pastikan user merupakan seorang pemimpin yang menerapkan gaya kepemimpinan transformasional.Â
Dengan gaya kepemimpinan tersebut, kandidat yang overqualified ini akan merasa diberi kesempatan untuk menyampaikan dan menerapkan ide-idenya, diberi umpan balik atas kinerjanya, dan tentunya mendapatkan mentor yang dihormati karena dapat memberikan inspirasi serta memiliki tujuan yang jelas mengenai tim mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H