Pandemi Covid-19 telah memberikan gambaran atas kelangsungan dunia pendidikan di masa depan melalui bantuan teknologi. Namun, teknologi tetap tidak dapat menggantikan peran guru, dosen, dan interaksi belajar antara pelajar dan pengajar sebab edukasi bukan hanya sekedar memperoleh pengetahuan tetapi juga tentang nilai, kerja sama, serta kompetensi.
Situasi pandemi ini menjadi tantangan tersendiri bagi kreativitas setiap individu dalam menggunakan teknologi untuk mengembangkan dunia pendidikan. Semua sektor merasakan dampak corona. Dunia pendidikan salah satunya. Dilihat dari kejadian sekitar, baik siswa maupun orangtuia siswa yang tidak memiliki handphone untuk menunjang kegiatan pembelajaran dari luar jaringan (daring) ini merasa kebingungan.
Pihak sekolah dalam hal ini, mencari solusi untuk mengantisipasinya yaitu beberapa siswa yang tidak memiliki handphone melalukan pembelajaran secara kelompok, sehingga melakukan aktivitas belajar pun bersama. Mulai belajar melalui vidiocall yang dihubungkan dengan guru yang bersangkutan, pengabsenan melalui list WhatsApp,serta materi-materi yang dikirimkanpun berbentuk vidio berdurasi kurang dari 2 menit.
Permasalahan yang terjadi bukan hanya pada sistem media pembelajaran saja, tetapi ketersediaan kuota yang membutuhkan biaya cukup tinggi bagi siswa dan guru guna memfasilitasi kebutuhan pembelajaran daring. Kuota yang dibeli untuk kebutuhan internet menjadi melonjak dan banyak diantara orangtua siswa yang tidak siap untuk menambah anggaran dalam meyediakan jaringan internet.
Hal inipun menjadi permasalahan yang sangat penting bagi siswa yang memerlukan data (kuota internet), sedangkan orangtua mereka yang berpenghasilan rendah atau dari kalangan menegah ke bawah (kurang mampu). Hal ini menjadi beban bagi orangtua siswa yang ingin anaknya tetap mengikuti pembelajaran daring.
Saat ini pandemi menjadi tantangan dalam mengembangkan kretivitas terhadap pengguna teknologi, bukan hanya transmisi pengetahuan, tapi juga bagaimana memastikan pembelajaran tetap tersampaikan degan baik. Pada saat bersamaan, tantangan ini juga menjadi kesempatan bagi semua tentang bagaimana penggunaan teknologi dapat membantu membawa mahasiswa dan pelajar menjadi kompoten untuk abad ke-21.
Keterampilan paling penting pada abad ke-21 ialah self-directed learning atau pembelajar mandiri sebagai outcome dari edukasi. Menurut saya, masa pandemi ini dapat melatih serta menanamkan kebiasaan menjadi pembelajar mandiri melalui berbagai kelas daring atau webinar diikuti oleh mahasiswa.
Situasi ini bukan hanya menjadi tantangan bagi mahasiswa, namun juga para dosen dalam menyampaikan edukasi dimana para dosen perlu memastikan bahwa mahasiswa memahami materi pembelajaran.
Pembelajaran daring juga menjadi tantangan bagi dunia pendidikan dengan situasi Indonesia yang memiliki ribuan pulau . Bagaimana teknologi dapat digunakan, bagaimana penyediaan akses internet di daerah terpencil dimana barang elektronik tanpa akses internet pun masih menjadi suatu kemewahan. Ini merupakan tantangan bagi semua pihak.
Saat ini kita harus bekerja keras bersama bagaimana membawa teknologi menjawab permasalahan nyata yang terjadi pada mahasiswa dan pelajar yang kurang beruntung dalam hal ekonomi maupun teknologi yang berada di daerah-daerah terpencil.
Kondisi pandemi Covid-19 juga memaksa para pemangku kebijakan dibidang pendidikan untuk dapat meneyesuaikan diri dalam melaksanakan proses pembelajaran. Penyesuaian ini diwujudkan melalui kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MB-KM), dimana mahasiswa diberikan kesempatan untuk mendapatkan pengalaman belajar yang lebih luas dan kompetensi baru melalui beberapa kegiatan pembelajaran di luar program studinya.
Adapun program-program pada masa pandemi yang dilakukan oleh Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi berupa relawan pengendalian Covid-19 (RECON),KKN Tematik, Mengajar Dari Rumah (MDR), dan Permata Sakti. Seluruh program tersebut diikuti oleh ratusan ribu mahasiswa di seluruh Indonesia.
Saya percaya bahwa pandemi ini dapat memberikan kesempatan bagi Indonesia untuk keluar dari pandemi dan menjadi green nation. Dimana yang kita ketahui bahwa sejak pandemi hadir, lingkungan menjadi bersih akibat berkurangnya emisi gas buang, mengingat terbatasnya aktivitas masyarakat di luar rumah.
Menurut analisa saya institusi pendidikan di Indonesia jika dilihat dari perspektif fungsional dan perspektif konflik Marxis adalah:
Pendidikan di Indonesia merupakan media sosialisasi dan pembelajaran kepada generasi muda untuk mendapatkan pengetahuan, perubahan perilaku dan menguasai tata nilai-nilai yang kedepannya diaplikasikan sebagai anggota masyarakat sehingga tercipta ketertiban sosial berdasarkan nilai-nilai dan norma yang berlaku di tengah masyarakat.
Dalam era globalisasi, jika dikaitkan dengan persfektif konflik Marxis dimana nilai-nilai dan prilaku ditengah masyarakat akan mengalami pergeseran yang jika tidak segera diantisipasi akan menimbulkan potensi konflik sosial yang mengarah kepada kehancuran.
Â
Contoh Perspektif Konflik Marxis : Pemegang kekuasaan dalam hal ini pemerintah yang terus berusaha menjaga dan meningkatkan posisinya dengan mengubah sistem pembelajaran atau kurikulum berdasarkan situasi dan kondisi yang terjadi. Misalnya situasi pandemi mewajibkan siswa untuk belajar daring, dalam hal ini pihak swasta dengan legitimasi pemerintah membuat sistem pembelajaran online melalui tender.
Pemikiran perspektif stuktural fungsional meyakini bahwa tujuan pendidikan adalah mensosialisasikan generasi muda menjadi anggota masyarakat untuk dijadikan tempat pembelajaran, mendapatkan pengetahuan, perubahan perilaku dan penguasaan tata nilai yang diperlukan agar bisa tampil sebagai bagian dari warga negara yang produktif (Sunarto, 1993:22).
Menurut pendapat Marx, sejarah masyarakat manusia adalah sejarah perjuangan kelas.
Sudut pandang Marx dalam memandang konflik, ia mengembangkan teori konflik dengan beberapa konsepsi yakni konsepsi kelas sosial ,(kelompok borjuis dan kelompok proletar), perubahan sosial, kekuasaan dan negara dimana konsepsi-konsepsi tersebut saling berkesinambungan satu sama lain.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI