Mohon tunggu...
Sosbud

Kemampuan Perias Pengantin

24 Oktober 2015   18:07 Diperbarui: 24 Oktober 2015   18:07 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

https://cerpenkompas.wordpress.com/2012/05/20/bu-geni-di-bulan-desember/

Tema                     : Perkawinan adalah suatu kegembiraan

Alur                        :

Pengenalan

  • Menurut Bu Geni, semua bulan adalah Desember dan semua hari adalah Jumat. Jika ingin mengundang Bu Geni jangan mengatakan tanggal melainkan hari, misal tanggal 17 belum tentu jatuh pada hari Jumat. Jika memesan pada tanggal 17, bias jadi Bu Geni tidak datang sesuai yang dijanjikan. Bu Geni bukanlah perias biasa karena mampu mengubah calon pengantin perempuan semakin cantik dan membuat orang lain tidak mengenalinya. Keistimewaannya adalah menyemburkan asap rokok ke wajah calon pengantin perempuan. Walaupun semua perias menggunakan cara yang sama, tetapi tidak ada yang dapat menyamainya.

Pemunculan Masalah

  • Pada suatu hajatan, ibu dari calon pengantin perempuan pingsan karena mengira anaknya kabur. Padahal calon pengantin ada di rumah, setelah ditemukan, ibu calon pengantin masih menolaknya.
  • Bu Geni nyaris menggagalkan upacara pernikahan dikarenakan wajah calon pengantin perempuan terlihat suram.
  • Warga sekitar menunggu kepastian dari Bu Geni untuk memasang bendera merah putih dan mengadakan acara pesta pada tanggal 31 Desember di rumahnya.

Puncak Masalah

  • Karena Bu Geni tidak selalu menyenangkan, dengan suara keras Bu Geni menyatakan fakta bahwa calon pengantin sudah hamil dan tidak perlu disembunyikan karena hamil itu sebuah anugerah.
  • Padahal, undangan sudah disebar, tempat resepsi sudah diberi uang muka, dan makanan sudah dipersiapkan.
  • Jika Bu Geni tidak mengizinkannya maka akan timbul masalah.

Penyelesaian

  • Dan akhirnya kabar tersebut menyebar dan masih diperbincangkan jauh hari setelah peristiwa tersebut tejadi.
  • Untunglah diadakan pembatalan, karena dua hari kemudian,ada bis terjun ke jurang. Menurut perhitungan, jika benar perkawinan diadakan tanpa pembatalan, kemungkinan besar calon pengantin pria masuk ke jurang, karena rencananya calon pengantin pria naik bus itu dan pada jam itu pula.
  • Karena perhitungan Bu Geni sama dengan 17 Agustus akhirnya Bu Geni mau mengibarkan bendera merah putih pada peringatan kemerdekaan di rumahnya. Selain itu, pada tanggal 31 Desember Bu Geni juga tidak keberatan mengadakan pesta di rumahnya.

Penokohan:

Bu Geni:

Sadis

  • Apakah Bu Geni pernah berpikir bercerai dengan Pak Geni?

”Saya tak pernah memikirkan bercerai. Kalau ingin membunuhnya, sering”.

Apa adanya

  • Dengan suara keras dan membuat pendengarnya panas. Bu Geni berkata,”Ini anak sudah hamil. Kenapa kamu sembunyikan. Kenapa malu? Mempunyai anak, bisa hamil itu anugerah. Bukan ditutup-tutupi, bukan dipencet-pencet dengan kain. Itu kan anak kamu sendiri”.

Tegas

  • Dalam satu hajatan, tuan rumah pingsan karena disangka anak perempuan yang dinikahkan kabur. Ibu calon pengantin pingsan, bapak calon pengantin malu, dan sanak saudara mulai mencari ke teman-temannya. Padahal, sang calon pengantin ada di rumah. Bahkan setelah ditemukan, ibu calon pengantin masih menolak,”Itu bukan anak saya. Itu bukan anak saya”.

Dan Bu Geni berkata,”Ya sudah kalau bukan anakmu, berarti anakku. Ayo kita pulang”.

Latar:

Waktu:

Bulan Desember

  • Bagi Bu Geni, semua bulan adalah Desember. Bulan lalu, sekarang ini, atau bulan depan berarti Desember.

Jumat

  • Maka kalau berhubungan dengannya, lebih baik tidak berpatokan kepada tanggal, melainkan hari. Kalau mengundang bilang saja Jumat dua Jumat lagi. Kalau mengatakan tanggal 17, bisa repot. Karena tanggal 17 belum tentu jatuh hari Jumat. Kalau memesan tanggal 17, bisa-bisa Bu Geni tidak datang sesuai hari yang dijanjikan.

Tempat:

Rumah pak bupati       

  • Kalau tidak salah, kejadian itu berlangsung di rumah pak bupati.

Sudut Pandang:

Orang ke-tiga serba tahu

  • Di dalam cerpen,kita menceritakan atau mejelaskan tokoh utama tetapi kita tidak termasuk dalam cerpen tersebut.

Gaya Bahasa: Bahasa sehari-hari

  • Menurut yang sudah-sudah, Bu Geni bukan perias biasa. Beliau mampu mengubah calon pengantin perempuan menjadi sedemikian cantiknya sehingga benar-benar manglingi, tak dikenali lagi.

Amanat:

Jika kita menikah kita harus ceria terlebih dahulu karena jika kita tidak,kita tidak akan menemukan kebahagiaan atau keceriaan yang lainnya.

Ayu Dita Winarna

X-UJ

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun